Obyek Wisata TN Kerinci Seblat Dibuka di Tengah Kenaikan Kasus Covid-19
Pembukaan layanan wisata alam di tengah tingginya peningkatan kasus Covid-19 berpotensi menambah parah penyebaran virus. Hal itu dapat menciptakan kluster baru.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Delapan obyek wisata dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat mulai dibuka Kamis (1/10/2020). Pembukaan di tengah tingginya peningkatan kasus Covid-19 dikhawatirkan menambah parah penyebaran virus dan menimbulkan sejumlah kluster baru.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat Tamen Sitorus mengatakan, kunjungan wisata alam dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat dibuka bertahap dimulai Kamis. Pembukaan untuk saat ini berlaku di kawasan Gunung Kerinci di Pos Kersik Tuo di Kerinci dan Camping Ground Bangun Rejo di Sumatera Barat. Selain itu, Gunung Tujuh, Danau Kaco, dan Bukit Tapan di Jambi, Danau Botak di Sumbar, Bumi Perkemahan Madapi di Bengkulu, dan Bukit Sulap di Sumatera Selatan.
Meski dibuka, kata Tamen, kunjungan hanya berlaku untuk satu hari. Dengan demikian, tidak akan memungkinkan untuk berkemah dan menginap di lokasi, khususnya pada jalur pendakian ke puncak Gunung Kerinci. Untuk menikmati perjalanan di Gunung Kerinci, biasanya para pendaki membutuhkan 2-3 hari. Pendeknya waktu kunjungan, katanya, demi mengurangi potensi penularan Covid-19.
Pada saat dibuka kembali, kuota pengunjung juga akan dibatasi. Calon pengunjung di Gunung Kerinci melalui Pos Kersik Tuo, misalnya, dibatasi kuotanya untuk 43 pengunjung per hari atau hanya setengah dari rata-rata kunjungan saat kondisi normal. Pengunjung Gunung Tujuh juga dikurangi menjadi maksimal 60 orang dari sebelumnya 120 orang. Penerapan serupa untuk kuota kunjungan ke Danau Kaco, Bukit Tapan, Danau Bontak, Bukit Sulap, dan Bumi Perkemahan Madapi.
Menyikapi pembukaan sejumlah obyek wisata di Kerinci Seblat, Sekretaris Asosiasi Agen Perjalanan Indonesia (ASITA) Provinsi Jambi Roy Mardianto menilai, para pelaku usaha agen perjalanan dan jasa pariwisata belum bisa banyak berharap. Meski tempat wisata dibuka, situasi terkini pandemi malah semakin parah. Wisatawan cenderung berpikir panjang sebelum melakukan perjalanan.
Wisatawan cenderung berpikir panjang sebelum melakukan perjalanan.
Ia pun mengharapkan pembukaan layanan wisata alam itu diiringi penerapan protokol kesehatan yang benar-benar ketat sehingga pembukaan itu tidak serta-merta menciptakan kluster baru.
Sebagaimana diketahui, obyek wisata alam Taman Nasional Kerinci Seblat ditutup sejak Maret lalu. Itu berarti penutupan telah berlangsung enam bulan lamanya.
Ketua Tim Pakar dan Analisis Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi Ummi Kalsum menyebutkan, daerah-daerah yang berada dalam zona kuning, oranye, apalagi merah, seharusnya tidak membuka layanan pariwisatanya. Sebab, hal itu akan berpotensi menciptakan kluster baru Covid-19. Sejak pekan lalu, Kerinci malah semakin tinggi status potensi risiko penularannya dari zona kuning ke oranye. ”Tentu ini akan berpotensi sebagai tempat penularan baru (Covid-19),” katanya.
Sejak Rabu (30/9/2020), Gugus Tugas Penanganan Covid-19 memetakan 4 dari 11 wilayah di Jambi dalam zona oranye, yakni Kerinci, Kota Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Muaro Jambi. Dalam empat hari terakhir, kenaikan kasus Covid-19 di atas 20 kasus per hari. Ini merupakan kondisi terparah di Jambi selama berlangsungnya pandemi.