Penyuntikan Dosis Pertama Vaksin Covid-19 di Bandung Ditargetkan Selesai Oktober 2020
Sebanyak 1.089 sukarelawan uji klinis calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac telah menjalani vaksinasi perdana di Bandung Jabar. Penyuntikan vaksin dosis pertama untuk 1.620 sukarelawan ditargetkan selesai Oktober 2020.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 1.089 sukarelawan uji klinis calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, telah menjalani vaksinasi perdana di Bandung, Jawa Barat. Penyuntikan vaksin dosis pertama terhadap 1.620 sukarelawan ditargetkan selesai Oktober 2020.
Sukarelawan disuntik vaksin atau plasebo secara acak. Kode acak akan dibuka di akhir penelitian untuk mengetahui perbandingan imunitas tubuh antara penerima vaksin dan plasebo.
”Penyuntikan (vaksin) kepada 1.620 sukarelawan ditargetkan tercapai pada 16 Oktober,” ujar juru bicara Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran, Rodman Tarigan, di Bandung, Selasa (29/9/2020).
Uji klinis fase tiga vaksin produksi Sinovac dijadwalkan selama enam bulan dengan melibatkan 1.620 sukarelawan. Penelitiannya dilakukan di enam lokasi, yaitu Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Balai Kesehatan Unpad, serta empat puskesmas di Kota Bandung, yaitu Puskesmas Garuda, Sukapakir, Ciumbuleuit, dan Dago.
Vaksinasi dilakukan dua kali dalam rentang waktu 14 hari. Selain itu, sukarelawan juga akan menjalani tiga kali pengambilan sampel darah.
Rodman menyampaikan, 457 sukarelawan telah mengikuti penyuntikan vaksin atau plasebo kedua. Sementara 110 sukarelawan sudah menjalani pengambilan sampel darah kedua. Kesehatan sukarelawan dipantau intensif. Hal ini untuk mengetahui gejala yang muncul setelah vaksinasi.
Vaksinasi dilakukan dua kali dalam rentang waktu 14 hari. Selain itu, sukarelawan juga akan menjalani tiga kali pengambilan sampel darah.
Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan, secara umum sukarelawan tidak mengeluhkan gejala berat. Hanya beberapa sukarelawan mengalami demam dan nyeri di bagian bekas penyuntikan.
”Keluhan ini hanya terjadi pada sebagian kecil sukarelawan, tidak lebih dari 20 persen. Setelah diberi parasetamol, keluhan tersebut hilang,” ujarnya.
Pengambilan sampel darah bertujuan meneliti peningkatan imunitas tubuh setelah vaksinasi. Namun, pemeriksaan sampel darah untuk 540 sukarelawan baru diketahui pada Desember 2020.
Selain di Indonesia, uji klinis fase tiga vaksin produksi Sinovac juga dilakukan di Brasil, India, Bangladesh, dan Turki. Uji klinis fase satu dan dua dilangsungkan di China.
Kusnandi mengatakan, pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Dampak kekebalannya tidak setinggi dibanding vaksin berbahan virus hidup. Oleh karena itu, penyuntikan vaksin perlu dilakukan dua kali dengan selang waktu 14 hari.
Jika uji klinis sukses, vaksin Covid-19 akan diproduksi oleh PT Bio Farma di Bandung pada kuartal pertama 2021. Bio Farma menargetkan kapasitas produksi hingga 250 juta dosis vaksin per tahun.
Salah satu sukarelawan, R (33), mengaku tidak merasakan gejala berarti selama mengikuti uji klinis. Akan tetapi, ia tetap diwajibkan melaporkan gejala yang timbul selama enam bulan melalui kartu catatan harian.
Ia juga diminta tetap menjalankan protokol kesehatan. ”Walaupun ikut uji klinis vaksin, harus tetap pakai masker, rajin cuci tangan, dan menghindari kerumunan,” ujarnya.