Presiden Joko Widodo meresmikan sebagian ruas Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 26 kilometer dari total 39,9 km melalui konferensi video dalam jaringan. Jalan tol ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian Sulut.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan sebagian ruas Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 26 kilometer dari total 39,9 km melalui konferensi video dalam jaringan, Selasa (29/9/2020). Jalan ini akan dapat digunakan warga Sulawesi Utara pada Rabu (30/9). Jalan tol terpanjang di Sulawesi ini diharapkan dapat menggeliatkan sektor industri dan pariwisata Sulut.
Presiden Joko Widodo mengikuti upacara dari Istana Negara, sedangkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono hadir langsung di Gerbang Tol Manado. Mereka tersambung melalui konferensi video yang juga disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden. Presiden meresmikan jalan ini dengan menandatangani batu prasasti.
Presiden mengatakan, Jalan Tol Manado-Bitung ruas Manado-Danowudu sepanjang 26 km sudah rampung dan dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan usaha dan transportasi masyarakat. Jika seluruh ruas sudah selesai, panjangnya akan mencapai hampir 40 km.
”Gerbang tolnya hanya 9 km atau sekitar 12 menit dari Bandara Sam Ratulangi. Jadi sangat dekat sekali. Bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan dari Manado ke Bitung atau sebaliknya melalui jalan tol ini, waktu tempuhnya akan jadi jauh lebih cepat, yang dulu 1,5 jam sekarang hanya setengah jam,” katanya.
Presiden Jokowi berharap jalan tol ini bisa turut menggeliatkan perekonomian Sulut, baik di sektor pertanian, perkebunan, maupu industri perikanan. Jalan tol ini pun diharapkan dapat memangkas biaya logistik sehingga bisnis menjadi lebih efisien dan daya saing produk meningkat.
Jalan Tol Manado-Bitung terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang dikhususkan industri pengolahan hasil ketiga sektor tersebut. ”KEK Bitung juga akan dikembangkan lebih jauh. Tugas Gubernur untuk menarik investor sebanyak-banyaknya ke KEK di Bitung,” kata Presiden.
Jalan Tol Manado-Bitung juga diharapkan dapat mengembangkan sektor pariwisata di Sulut. Sebab, jalan ini mempercepat akses antara Manado, Likupang, dan Bitung yang menjadi Destinasi Super Prioritas. Jika akses semakin mudah, kawasan pariwisata akan lebih mudah dikenal dan dikembangkan.
”Saya yakin, investasi akan lebih banyak datang. Usaha-usaha baru akan tumbuh, dan lapangan pekerjaan makin meningkat. Sulut akan semakin berkembang,” ujar Presiden.
Sementara itu, Menteri PUPR Basuki mengatakan, Jalan Tol Manado-Bitung dibangun dengan total investasi Rp 5,12 triliun. Ruas Manado-Airmadidi sepanjang 14,2 km dibiayai APBN, sedangkan 25,7 km dibangun oleh PT Jasamarga Manado Bitung. Jalan tol ini menjadi yang terpanjang di Sulawesi, melampaui Jalan Tol Makassar sepanjang 11,57 km yang diresmikan pada 2008.
Saya yakin, investasi akan lebih banyak datang. Usaha-usaha baru akan tumbuh dan lapangan pekerjaan makin meningkat. Sulut akan semakin berkembang.
Menurut Basuki, jalan tol akan dibuka untuk publik pada Rabu (30/9) setelah dibuka secara seremonial oleh Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur Sulut Agus Fatoni. Nantinya, para pengguna jalan tol akan dikenai tarif Rp 1.100 per km.
Namun, selama dua minggu ke depan, pengguna jalan belum akan dikenai tarif. Pengelola jalan tol diminta mengamati perilaku pengguna jalan.
”Euforia di awal pembukaan ini bahaya, perilaku masyarakat harus disiapkan. Di jalan bagus dan lurus, kecepatan 100-150 km per jam tidak akan terasa. Biasanya pengendara lihat truk masih jauh, tetapi ternyata jalannya lambat. Ada risiko menabrak dari belakang,” kata Basuki.
Direktur Utama PT Jasamarga Manado Bitung George Manurung mengatakan, sekalipun gratis, para pengguna jalan harus memiliki kartu uang elektronik untuk mengakses jalan tol. Kartu ini diterbitkan oleh beberapa bank, seperti Bank Mandiri, BNI, BTN, BCA, dan Bank Sulut Gorontalo (BSG). Kartu akan dijual di gerbang-gerbang tol.
Harga kartu sekitar Rp 20.000-Rp 25.000 dan dapat dibeli dengan uang kertas. Kartu tidak bisa dibagikan secara gratis agar masyarakat terdorong untuk memelihara kartu tersebut dan mengisi saldonya.
Rampung Juni 2021
Untuk saat ini masih tersisa hampir 14 km ruas jalan yang belum selesai dari total ruas 39,9 km sampai Bitung. George mengatakan, hal ini disebabkan oleh masalah pembebasan lahan. Ada lima titik lahan yang masih bermasalah. Kelima titik itu membentuk sekitar 2 persen dari total lahan yang dibutuhkan. ”Tapi saya tidak ingat total kebutuhan lahan,” katanya.
Akibatnya, konstruksi di jalan antara Danowudu dan Bitung masih belum dapat selesai, termasuk beberapa fitur, seperti Jembatan Ranowulu yang dekat dengan mata air yang terletak di sebuah desa adat. ”Kami harap masalah ini bisa selesai dalam waktu dekat tanpa harus mengorbankan mata air tersebut. Target siap operasi Juni 2021,” kata George.
Pjs Gubernur Sulut Agus Fatoni mengatakan, masalah lahan itu perlu diselesaikan dengan mediasi dan negosiasi. Sebagian lahan yang bermasalah itu sudah dibebaskan, tetapi warga masih tidak mau pindah. ”Menjadi kewajiban pemerintah provinsi untuk ikut menyelesaikan yang belum tuntas bersama pihak-pihak terkait,” kata Agus.