Pondok Pesantren Jangan Langsung Pulangkan Santri Positif Covid-19 ke Kampung
Ponpes harus segera melapor kepada gugus tugas Covid-19 jika ada santri positif Covid-19 untuk kemudian dibantu dan diarahkan penanganan selanjutnya. Pengelola juga diminta tak langsung pulangkan santri itu ke kampung.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Tengah akan meningkatkan pengawasan kepada santri-santri di beberapa pondok pesantren guna menekan potensi penularan virus SARS-Cov-2. Adapun santri yang terkonfirmasi Covid-19 agar tak langsung dipulangkan.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin seusai Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Kota Semarang, Senin (29/9/2020), mengatakan, pihaknya meminta semua ponpes di Jawa Tengah untuk berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
”Saat ini, pergerakan-pergerakan terus kami awasi. Kepada (pengelola) ponpes yang terdapat santri terpapar Covid-19, saya minta untuk koordinasi dengan gugus tugas. Jangan sampai santri ini langsung dipulangkan begitu saja karena bisa menularkan virus di kampungnya,” katanya.
Menurut Taj Yasin, ponpes harus segera melapor kepada gugus tugas Covid-19 setempat untuk kemudian dibantu dan diarahkan. Termasuk dalam pengondisian pesantren agar mampu memenuhi kebutuhan pelaksanaan karantina dan protokol kesehatan secara optimal.
Kluster pesantren menjadi salah satu penyumbang kasus di Jateng dan kini menjadi perhatian Pemprov Jateng. ”Dari laporan, ada di Kabupaten Batang, Kendal, Kebumen, Banyumas, dan Pekalongan. Namun, sedang didalami sejauh mana penularannya,” kat Taj Yasin.
Kluster pesantren menjadi salah satu penyumbang kasus di Jateng dan kini menjadi perhatian Pemprov Jateng.
Menurut laman informasi Covid-19 Pemprov Jateng yang dimutakhirkan Senin (29/9/2020) pukul 12.00, terdapat 21.710 kasus positif kumulatif dengan rincian 3.386 dirawat, 16.374 sembuh, dan 1.950 meninggal. Ada penambahan 1.913 kasus positif dalam sepekan terakhir.
Pekan lalu, 127 santri di salah satu ponpes di Purwokerto Utara, Banyumas, terkonfirmasi Covid-19. Mereka menjalani karantina massal di Balai Diklat Baturaden. Pemerintah setempat pun meminta setiap pengelola ponpes meningkatkan kewaspadaan. Hasil pelacakan dari kluster itu, ada tambahan sehingga total yang terpapar sebanyak 190 santri (Kompas.id, 27/9)
Sebelumnya, pada Juli dan Agustus 2020, kluster ponpes juga ditemukan di sejumlah ponpes. Pada Juli, sebanyak 38 santri ponpes di Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, positif Covid-19. Sementara pada Agustus, 35 santri di salah satu ponpes di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati, juga terkonfirmasi positif.
Taj Yasin berjanji akan mengevaluasi terkait dengan penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren. Evaluasi juga mencakup kelayakan tempat karantina yang disediakan di setiap ponpes.
Kunci dalam menekan penularan Covid-19 ialah perilaku di masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menuturkan, kunci dalam menekan penularan Covid-19 ialah perilaku di masyarakat. Karena itu, ia mendorong agar setiap tingkat, komunitas dan masyarakat, memiliki peran untuk saling menjaga satu sama lain.
”Perubahan perilaku sangat dipengaruhi dalam komunitas terkecil. Maka, kita perlu membangun bersama perubahan perilaku di masyarakat. Bagaimana agar budaya memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak menjadi budaya,” ujar Yulianto.