Pemkab Banyumas Siapkan Tempat Karantina Massal Tambahan
Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan dua lokasi karantina massal berkapasitas 100 orang untuk antisipasi lonjakan kasus positif Covid-19.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 dengan menyiapkan dua tempat karantina massal di Baturraden, Jawa Tengah. Selain itu, diterbitkan pula instruksi bersama Bupati Banyumas dengan tokoh agama serta kelompok keagamaan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19 di pondok pesantren di Kabupaten Banyumas.
”Kami siapkan dua lokasi lagi di Baturraden, tetapi semoga tidak dipakai. Ini untuk antisipasi,” ujar Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Senin (28/9/2020), di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Selama ini karantina massal menggunakan Balai Diklat Baturraden untuk pasien Covid-19 tanpa gejala. Setidaknya 125 orang tengah menjalani karantina di balai diklat ini dan sudah mencapai jumlah maksimal. Dua tempat tambahan yang disiapkan adalah Pondok Slamet Baturraden dan Wisma Wijayakusuma Baturraden.
Sadewo sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah untuk menyiapkan Pondok Slamet Baturraden dan akan berkoordinasi dengan Komandan Korem Wijayakusuma untuk mengurus izin peminjaman Wisma Wijayakusuma Baturraden. ”Di dua tempat itu kapasitasnya bisa sekitar 100 orang,” ujarnya.
Dalam instruksi bersama yang ditandatangani Bupati Banyumas Achmad Husein bersama perwakilan Kantor Kemenag Banyumas, MUI Banyumas, PC Nahdlatul Ulama Banyumas, PD Muhammadiyah Banyumas, Al Irsyad Al Islamiyyah Banyumas, dan Forum Komunikasi Pondok Pesantren Banyumas disebutkan empat poin langkah penekanan pencegahan penularan Covid-19.
Keempat poin itu adalah semua pondok pesantren diminta membentuk gugus tugas penanganan Covid-19, memberikan sanksi tegas kepada santri/warga pondok yang melanggar protokol kesehatan, menjaga ketat keluar-masuknya santri dan atau warga luar pondok, serta memahami dan menaati protokol kesehatan Covid-19.
Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren Banyumas Mohammad Roqib menyampaikan, pihaknya sudah memberikan panduan protokol kesehatan kepada semua pesantren untuk pencegahan penularan. Selain itu, pihaknya juga terbuka terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pemerintah daerah asalkan disampaikan secara baik-baik dan tidak mendadak.
”Ada santri yang diberi tahu ada swab (tes usap), kaget lalu ada yang lari dan lompat pagar karena ketidaktahuan. Tadi sudah saya sampaikan agar melalui proses sesuai dengan tradisi pesantren, melalui kiai dan pengurus. Disampaikan bahwa swab itu tidak ada masalah apa-apa, sama saja dengan orang periksa ke dokter,” tutur Roqib.
Seperti diberitakan sebelumnya, di Banyumas terdapat 190 santri yang positif Covid-19. Mereka telah menjalani isolasi dan karantina di sejumlah tempat, termasuk di Balai Diklat Baturraden, RSUD Banyumas, dan RS Siaga Medika.
Pemerintah daerah pun berencana melakukan pemeriksaan kesehatan di semua pondok pesantren di Banyumas yang jumlahnya mencapai 190 pondok. Berdasarkan data, hingga kini, di Banyumas terdapat 516 orang yang positif Covid-19.