Resor Kembali Sepi, Bintan Berharap Solusi Pemulihan Wisata Jangka Panjang
Okupansi resor di Bintan mencapai 95 persen saat sembilan rombongan menteri rapat di sana. Namun, setelah usai, resor kembali sepi dan pelaku wisata kembali dihadapkan kenyataan kondisi ekonomi belum pulih.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Kedatangan sembilan menteri dalam rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sempat memberi angin segar untuk pariwisata Bintan, Kepulauan Riau. Setelah okupansi resor mencapai 95 persen selama dua hari, kondisinya setelah itu kembali sepi. Pelaku usaha berharap solusi jangka panjang pada pemulihan pariwisata Bintan.
Kepala Dinas Pariwisata Bintan Wan Rudy Iskandar, Minggu (27/9/2020), mengatakan, okupansi 15 resor di Kawasan Lagoi kini kembali normal setelah rombongan sembilan menteri kembali ke Jakarta. Pada akhir pekan, rata-rata okupansi resor maksimal hanya 30 persen. Didominasi wisatawan domestik Kepri yang memanfaatkan diskon resor sebesar 50 persen.
Harga penginapan di Kawasan Lagoi normalnya berkisar Rp 2 juta-Rp 20 juta per malam. Namun, sejak pandemi, pengelola resor menurunkan tarif hingga separuh dari harga normal untuk menarik wisatawan domestik, terutama dari Batam dan Tanjung Pinang.
”Pasar Lagoi sebenarnya wisatawan mancanegara. Sekarang, kami harus banting harga untuk menarik minat wisatawan lokal. Ini dilakukan hanya untuk mengisi resor supaya pelaku wisata bisa bertahan dan tidak melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja),” kata Rudy.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama di sela-sela kunjungan kerja di Bintan, Sabtu (26/7/2020), mengatakan, pariwisata nasional akan dipulihkan melalui program bersih, aman, sehat, dan lestari (CHSE). Protokol CHSE dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung pada masa pandemi.
Di sela-sela rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu, Wishnutama menjelaskan, kesiapan resor atau hotel menerapkan protokol CHSE nantinya akan dibuktikan dengan sertifikat Indonesia Care (IDoCare). Sebagai simbolisasi peluncuran program, sertifikat IDoCare pertama diberikan kepada Resor Banyan Tree di Lagoi.
Pariwisata nasional akan dipulihkan melalui program bersih, aman, sehat, dan lestari (CHSE).
Hal tersebut disambut dengan antusias oleh pelaku wisata di Bintan. Rudy mengatakan, nantinya dinas pariwisata dan dinas kesehatan akan bekerja sama mengaudit kesiapan resor melaksanakan CHSE. Hal ini diharapkan bisa memberi rasa aman bagi wisatawan domestik ataupun mancanegara.
”Harus ada kebijakan jangka panjang. Kami berharap pemerintah pusat bisa segera membuka pintu bagi wisatawan asing untuk berwisata di Lagoi. Menteri Pariwisata sudah berjanji menyampaikan hal itu langsung kepada Presiden,” ujar Rudy.
Namun, keinginan itu akan sulit diwujudkan mengingat kasus positif di Bintan masih terus menanjak. Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama Isnaeni mengatakan, saat ini ada 85 kasus positif dari kluster Pondok Pesantren Darusilmi yang dihuni total 430 santri. Kasus di sana kemungkinan akan bertambah lagi karena tes PCR terhadap sebagian santri belum diketahui hasilnya.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri menunjukkan, hingga 26 September terdapat 2.078 kasus positif Covid-19. Bintan, dengan 179 pasien positif, merupakan wilayah ketiga dengan kasus terbanyak setelah Batam (1.464), dan Tanjung Pinang (288).