Kreativitas Dibutuhkan untuk Bangkitkan Masyarakat di Tengah Pandemi
Pelaku seni dan wisata diharapkan terus berkreasi. Kegiatan-kegiatan dari mereka inilah yang diharapkan bisa membantu memnggerakkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Di tengah pandemi, pelaku wisata dan seni harus terus tetap berkreasi, dan tetap bergerak menggelar pentas atau kegiatan apa pun terkait wisata. Tidak hanya untuk kelangsungan hidup pribadi masing-masing, kreativitas dari mereka juga sangat dibutuhkan untuk kembali membangkitkan perekonomian masyarakat yang terpuruk akibat pandemi.
”Kreativitas untuk membuat beragam acara dan kegiatan di sektor pariwisata masih sangat dibutuhkan karena acara-acara tersebut nantinya akan berdampak pada aspek ekonomi, sosial, dan budaya dari masyarakat yang ada di sekitarnya,” ujar Koordinator Pengelola, Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Diana Indriati, saat ditemui di sela-sela acara Moro Borobudur 2020 di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/9/2020).
Dari pentas atau kegiatan itulah, nantinya diharapkan akan kembali datang pengunjung, wisatawan yang nantinya akan berbelanja, menginap, dan menghabiskan uang di sektar acara. Kendati belum bisa mengharapkan kedatangan wisatawan asing, setidaknya kedatangan dan aktivitas ekonomi setidaknya bisa diharapkan kembali pulih dengan kedatangan wisatawan lokal.
Dalam hal ini, Diana mengatakan, pelaku wisata dan seni pun bisa berkreatif dalam hal metode penyelenggaraan. Selain dalam bentuk menampilkan acara secara langsung (offline) dengan mengundang massa, mereka pun bisa menggelar acara secara virtual, dan juga bisa sekaligus menggabungkan dua konsep sekaligus, offline dan online, atau yang lebih dikenal dengan konsep hibrida.
Kami ingin mengingatkan bahwa kreativitas tidak boleh mati di tengah pandemi.
Diana mengatakan, sejak Maret hingga Juli, aktivitas, pentas seni, budaya, dan pariwisata di seluruh Nusantara benar-benar mati. Acara dan kegiatan seni dan wisata baru kembali dimulai kembali pada Agustus.
Hingga akhir tahun nanti, dia menuturkan, sedikitnya sudah ada 50 kegiatan seni, budaya, dan wisata yang akan ditampilkan oleh pelaku wisata dan seni di seluruh Indonesia. Kebanyakan acara tersebut akan digelar secara hibrida.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Setyo Irawan mengatakan, para pelaku wisata diharapkan tidak takut untuk tetap menyelenggarakan acara-acara mengundang massa.
”Acara apa pun tetap kami izinkan agar semua dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan dengan jumlah tamu, atau pengunjung yang hadir maksimal hanya 50 orang,” ujarnya.
Dia pun mengingatkan para seniman dan pelaku wisata agar acara-acara rutin yang sebelumnya sudah digelar tahunan tidak boleh berhenti ataupun mati di tengah pandemi.
Ketua Forum Rembug Klaster Pariwisata Borobudur Kirno Prasojo mengatakan, saat ini dia dan para pelaku wisata di Kecamatan Borobudur memberanikan diri mulai menggelar acara Moro Borobudur 2020. Digelar pertama kali, acara ini diharapkan dapat kembali membangkitkan semangat dari para pelaku seni dan pariwisata untuk kembali bergerak dan berkreasi.
”Kami ingin mengingatkan bahwa kreativitas tidak boleh mati di tengah pandemi,” ujarnya.
Sebelumnya, sejak Maret-Agustus, aktivitas ekonomi dari 250 pelaku wisata termasuk di antaranya pelaku UMKM mati karena pandemi. Sebagian pelaku wisata di antaranya mulai ada menghentikan usaha, beralih profesi, dan sebagian lainnya ada yang mulai menjual aset demi menyambung hidup. Dengan acara Moro Borobudur, mereka diharapkan kembali bersemangat untuk beraktivitas dan berkreasi.
Kendati demikian, Kirno mengakui, segala aktivitas memang masih tergantung pada perkembangan penularan Covid-19. Tiga bulan lalu, saat mereka masih menyusun rencana pelaksanaan Moro Borobudur, Kecamatan Borobudur, masih terbilang aman dalam zona kuning. Ketika itulah mereka berencana menggelar acara di empat lokasi sekaligus, dengan target total pengunjung sekitar 1.000 orang. Saat itu, jumlah UMKM yang direncanakan untuk terlibat mencapai 250 UMKM.
Namun, karena kasus Covid-19 kembali merebak, sesuai instruksi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, acara diminta untuk dilakukan di satu lokasi, dengan jumlah maksimal pengunjung yang hadir, 50 orang. Jumlah UMKM yang dilibatkan pun pada akhirnya menyusut hanya sembilan UMKM.