Saling Sindir di Deklarasi Damai Kontestasi Surabaya
Dua pasang calon wali kota dan calon wakil wali kota untuk Surabaya, Jawa Timur, saling sindir dalam Deklarasi Damai yang bertepatan dengan hari pertama kampanye, Sabtu (26/9/2020).
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Dua pasang calon wali kota dan calon wakil wali kota untuk Surabaya, Jawa Timur, saling sindir dalam Deklarasi Damai yang bertepatan dengan hari pertama kampanye, Sabtu (26/9/2020).
Deklarasi Damai diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya di pelataran Hotel Singgasana. Acara diadakan di ruang terbuka dengan protokol kesehatan, termasuk pembatasan akses bagi tim pasangan calon, untuk menekan risiko penularan Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Calon wakil wali kota dengan nomor urut 1, Armuji, mengatakan, calon wali kota Eri Cahyadi tidak bisa hadir karena mengantar ayahanda yang sakit ke layanan kesehatan. Deklarasi Damai mengisi kegiatan hari pertama kampanye dinilai tepat mengingat situasi wabah memaksa penyelenggara membatasi aktivitas.
Kandidat perlu membuat terobosan, tetapi jangan melanggar peraturan yang sudah ada dan tetap disiplin protokol kesehatan.
Menurut Armuji, di bawah pemerintahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, kemajuan ibu kota Jatim ini sangat terasa. Surabaya sudah dinilainya maju dalam banyak hal selama dua periode atau sedasawarsa kepemimpinan Risma.
”Untuk itu, tagline kami tidak ’Surabaya Maju’, tetapi ’Surabaya Keren’ atau kalau bahasa suroboyoan jadi ’Surabaya Mbois’,” kata Armuji.
Adapun ”Surabaya Maju” merupakan slogan yang diusung oleh pasangan nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno. Pernyataan Armuji, anggota DPRD Jatim dan mantan Ketua DPRD Kota Surabaya dari PDI-P, sejatinya menyindir lawan.
Selain itu, lanjut Armuji, bersama Eri, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, merupakan arek atau orang Surabaya.
Meneruskan kebaikan
”Kami memilih tagline meneruskan kebaikan Bu Risma karena kami yang didukung dan direstui oleh Bu Risma, bukan lainnya,” ucap Armuji.
Machfud, mantan Kepala Polda Jatim dan mantan Ketua Tim Kampanye Joko Widodo-Ma’ruf Amin Daerah Jatim, mengatakan datang ke acara bukan untuk kampanye, melainkan mendoakan bagi kemajuan Surabaya.
”Mudah-mudahan mulai hari ini jangan sampai ada lagi warga Surabaya yang tidur di makam, mandi dan buang hajat di sungai,” ujar Machfud.
Menurut Machfud, warga Surabaya belum naik kelas atau begini-begini saja meski tidak memaparkan maksudnya.
Machfud juga menyinggung sejumlah pasar tradisional yang dalam penilaiannya masih memprihatinkan. ”Pasar yang tidak layak dan tempat tinggal tak layak masih banyak di Surabaya ini,” ujarnya.
Eri-Armuji atau Erji diusung oleh koalisi PDI-P (15 kursi) dan PSI (4 kursi). Machfud-Mujiaman atau Maju diusung oleh koalisi pemilik 31 kursi di DPRD Kota Surabaya, yakni PKB, Demokrat, Golkar, Gerindra, PKS, PPP, PAN, dan Nasdem.
Ketua KPU Kota Surabaya Nur Syamsi mengingatkan para calon untuk mewujudkan kontestasi yang jujur, bersih, adil, dan bermartabat. Selain itu, juga disiplin menerapkan protokol kesehatan mengingat wabah belum tertangani. Situasi wabah memaksa penyelenggara tidak mengizinkan kampanye yang menghadirkan kerumunan massa.
”Kandidat perlu membuat terobosan, tetapi jangan melanggar peraturan yang sudah ada dan tetap disiplin protokol kesehatan,” kata Nur Syamsi.