logo Kompas.id
NusantaraPerbudakan WNI di Atas Kapal...
Iklan

Perbudakan WNI di Atas Kapal Berbendera China

Kisah Reynalfi (22) menggambarkan kejahatan kemanusiaan yang dialami pekerja migran Indonesia di kapal. Tujuh bulan tidak digaji, makan nasi sekali sehari, minum air asin, disiksa, hingga akhirnya melompat ke laut.

Oleh
NIKSON SINAGA
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-U-NJyy4HKUaui2iqLmVnRoaYdA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F171b3d37-a69e-4642-946a-a70dbfe0f7b7_jpg.jpg
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Dua warga negara Indonesia, Andri Juniansyah (kiri) dan Reynalfi Sianturi, berpose di Kantor Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Pulau Karimun Besar, Kepulauan Riau, Senin (8/6/2020). Mereka adalah dua anak buah Kapal Lu Qing Yuan Yu 901 yang melarikan diri dengan terjun ke perairan perbatasan antara Indonesia dan Singapura.

MEDAN, KOMPAS — Kisah Reynalfi Sianturi (22) menggambarkan kejahatan kemanusiaan yang dialami pekerja migran Indonesia yang bekerja di kapal. Dijanjikan bekerja di pabrik tekstil di Korea Selatan, ia akhirnya menjadi korban perdagangan orang dan perbudakan di sebuah kapal tangkap ikan berbendera China. Tujuh bulan tidak digaji, makan nasi sekali sehari, minum air asin, disiksa, hingga akhirnya melarikan diri dengan melompat ke laut.

”Berbulan-bulan kami disiksa di atas kapal, tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak bisa berkomunikasi dengan siapa pun,” kata Reynalfi ketika dihubungi Kompas, Sabtu (19/9/2020).

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000