Penularan Meluas, DIY Tingkatkan Tes dan Penelusuran Kontak
Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta terus berupaya meningkatkan penelusuran kontak dan memperbanyak tes reaksi rantai polimerase (PCR). Peningkatan itu sangat dibutuhkan karena penularan Covid-19 di DIY sudah meluas.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Di tengah meluasnya penularan Covid-19, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta terus berupaya meningkatkan penelusuran kontak dan memperbanyak tes reaksi rantai polimerase atau PCR. Peningkatan penelusuran kontak dan tes PCR itu sangat dibutuhkan karena jumlah kasus Covid-19 di DIY selama beberapa waktu terakhir tergolong tinggi.
”Peningkatan tes PCR selalu diupayakan. Tracing (penelusuran kontak) juga dilakukan lebih masif,” kata juru bicara Pemerintah Daerah DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, Selasa (22/9/2020), di Yogyakarta.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, sampai Selasa ini, jumlah pasien positif Covid-19 di provinsi itu 2.312 orang. Dari jumlah itu, 1.578 orang telah sembuh dan 60 orang lainnya meninggal. Dengan demikian, masih ada 674 pasien positif Covid-19 yang belum sembuh.
Selama beberapa hari terakhir, penambahan pasien baru Covid-19 di DIY tergolong tinggi. Bahkan, pada Sabtu (19/9/2020), muncul rekor baru penambahan pasien Covid-19 di DIY, yakni 74 orang dalam sehari. Sebelumnya, rekor penambahan pasien di DIY terjadi pada 1 Agustus 2020 dengan 67 pasien.
Penambahan jumlah pasien yang tinggi juga masih terjadi selama tiga hari terakhir. Pada Minggu (20/9/2020), terdapat 70 pasien baru dan pada Senin (21/9/2020) terdapat 64 pasien baru. Sementara pada Selasa ini terdapat 67 pasien baru Covid-19 di DIY. Untuk merespons peningkatan jumlah kasus itu, dibutuhkan sejumlah langkah, termasuk peningkatan tes dan penelusuran kontak.
Berty menjelaskan, peningkatan tes PCR, antara lain, dilakukan dengan melakukan penapisan dengan tes massal di kalangan pegawai Pemprov DIY dan pemerintah kabupaten/kota di DIY. Tes massal itu dilakukan melalui dua metode, yakni tes PCR dan rapid test (tes cepat). Bagi yang menjalani tes cepat dan mendapatkan hasil reaktif, mereka akan menjalani tes PCR.
Selain itu, peningkatan tes PCR juga dilakukan dengan memeriksa orang-orang di lingkungan sekitar pasien positif Covid-19. Menurut Berty, tes PCR tak hanya dilakukan terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan pasien positif. Orang-orang di lingkungan sekitar pasien positif Covid-19 juga akan menjalani tes PCR meski mereka tak melakukan kontak erat.
”Pada kasus positif, seluruh kontak erat (menjalani tes PCR) dan bahkan diperluas pada lingkungan yang berisiko,” ujar Berty yang juga menjabat Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DIY.
Berty menambahkan, peningkatan tes PCR juga dengan menyelenggarakan tes massal di kalangan karyawan atau pekerja di fasilitas layanan kesehatan swasta. Sebelumnya, Pemprov DIY telah melakukan tes massal di kalangan pekerja kesehatan di puskesmas, rumah sakit pemerintah, dan dinas kesehatan. Tes massal dilakukan karena para pekerja kesehatan itu tergolong sebagai orang berisiko tinggi tertular Covid-19.
Peningkatan tes PCR selalu diupayakan. Tracing (penelusuran kontak) juga dilakukan lebih masif lagi. (Berty Murtiningsih)
Sleman
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, DIY, Joko Hastaryo mengatakan, jumlah orang yang menjalani tes PCR di kabupaten itu sangat bergantung hasil penelusuran kontak. Dia menyebut, dari setiap pasien positif Covid-19, jumlah kontak erat yang diperiksa berkisar 8 sampai 10 orang.
”Jumlah tes tergantung jumlah kontak erat kasus positif. Rata-rata untuk satu kasus positif itu kontak erat yang diperiksa berkisar 8 sampai 10 orang,” ujar Joko.
Penularan meluas
Sejak beberapa bulan lalu, Pemprov DIY telah memublikasikan jumlah orang yang menjalani tes PCR per hari di provinsi tersebut. Namun, data tersebut tidak disertai rincian jumlah orang yang menjalani tes PCR di setiap kabupaten/kota di DIY.
Mengacu rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah orang yang menjalani tes PCR di satu wilayah minimal 1 per 1.000 penduduk per minggu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, jumlah penduduk DIY pada tahun 2019 sekitar 3,8 juta. Oleh karena itu, apabila merujuk rekomendasi WHO, jumlah orang yang semestinya menjalani tes PCR di DIY minimal 3.800 orang per minggu atau 543 orang per hari.
Sementara itu, WHO juga menyebut positivity rate di suatu wilayah seharusnya di bawah 5 persen. Positivity rate atau tingkat kepositifan merupakan perbandingan jumlah orang yang menjalani tes PCR dengan jumlah orang yang dinyatakan positif Covid-19.
Mengacu pada laporan harian Dinkes DIY, Kompas menghitung jumlah tes PCR serta positivity rate di DIY selama tiga bulan terakhir. Berdasarkan perhitungan itu, jumlah orang yang menjalani tes PCR di DIY telah meningkat. Pada Juli 2020, misalnya, jumlah orang yang menjalani tes PCR di DIY 15.426 orang atau rata-rata 498 orang per hari.
Pada Agustus 2020, jumlah orang yang menjalani tes PCR turun menjadi 15.152 orang atau rata-rata 489 orang per hari. Adapun pada 1-22 September 2020, jumlah orang yang menjalani tes PCR di DIY 12.366 orang sehingga rata-rata orang yang dites per hari meningkat menjadi 562 orang. Oleh karena itu, jumlah tes di DIY pada September telah memenuhi rekomendasi WHO.
Namun, peningkatan jumlah tes itu ternyata juga diikuti peningkatan positivity rate. Pada 1-22 September 2020, positivity rate DIY 7,17 persen sehingga tidak memenuhi rekomendasi WHO. Padahal, positivity rate DIY pada Juli 2020 hanya 2,34 persen dan Agustus 2020 sebesar 4,96 persen.
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada, Riris Andono Ahmad, mengatakan, peningkatan jumlah tes PCR yang diikuti kenaikan positivity rate menjadi salah satu indikasi meluasnya penularan Covid-19 di DIY. ”Meskipun pemeriksaan ditingkatkan, positivity rate justru ikut meningkat. Itu berarti penularannya semakin tinggi,” katanya.
Riris menyebut, apabila penularan Covid-19 belum meluas, peningkatan jumlah tes PCR seharusnya berdampak pada menurunnya positivity rate. Namun, kondisi itu ternyata tidak terjadi di DIY saat ini. ”Kalau transmisi (penularan) enggak meningkat dan kita meningkatkan jumlah tes, positivity rate seharusnya turun,” ujarnya.
Dalam situasi seperti itu, Riris menuturkan, jumlah tes PCR di DIY harus ditingkatkan agar lebih banyak kasus Covid-19 yang bisa ditemukan. Sebab, jumlah tes yang ada saat ini kemungkinan belum bisa menjangkau seluruh kasus Covid-19 yang ada di masyarakat. ”Ketika tesnya tambah banyak, tapi positivity rate juga ikut meningkat, berarti tesnya harus lebih banyak lagi,” ungkapnya.