Menteri Agama Positif Covid-19, Hasil Tes Usap Gubernur NTB Negatif
Setelah Menteri Agama Fachrul Razi terkonfirmasi positif Covid-19, Gubernur NTB yang memiliki riwayat kontak dengan Fachrul melakukan tes swab. Hasil tes Zulkieflimansyah negatif Covid-19.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Gubernur Zulkieflimansyah bersama sejumlah pejabat, termasuk wartawan di lingkungan Nusa Tenggara Barat, menjalani tes usap (swab), Senin (21/9/2020). Hal itu dilakukan karena mereka memiliki riwayat kontak dengan Menteri Agama Fachrul Razi yang hari ini terkonfirmasi positif Covid-19. Hasil tes mereka dinyatakan negatif.
Seperti diberitakan, kabar mengenai Menag terpapar Covid-19 disampaikan Staf Khusus Menag Kevin Haikal melalui pernyataan tertulis, Senin (21/9/2020). ”Pada 17 September, Menag melakukan tes swab dan hasilnya positif,” kata Kevin.
Meski terpapar Covid-19, menurut Kevin, Menag dalam kondisi baik, tidak merasakan gejala yang mengkhawatirkan. Tetapi, demi memutus mata rantai Covid-19, Menag memutuskan melakukan isolasi mandiri.
Sebelumnya, pada 16-17 september 2020, Menag menggelar kunjungan kerja ke NTB. Pada hari pertama, Fachrul Razi menghadiri sejumlah kegiatan, seperti pembinaan kepada aparatur sipil negara (ASN) di lingkup kantor wilayah Kementerian Agama se-NTB.
Selain itu, ia juga mengikuti acara peluncuran Gerakan Kementerian Agama Menuju Zona Integritas dan Kepedulian Individu yang Religius. Kemudian pada hari kedua, ia meresmikan gedung baru Rektorat Universitas Islam Negeri Mataram.
Langsung kami lakukan pendataan dan penelusuran untuk melihat kedekatan dan lama kontak. Setelah itu pemeriksaan. Pendataan oleh petugas kesehatan dan instansi terkait lainnya. (Gede Putu Ariyadi)
Selama kunjungan kerja itu, sejumlah pejabat memiliki riwayat kontak dengan Menteri Agama, seperti Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi. Fachrul juga beberapa kali bertemu wartawan untuk wawancara.
Oleh karena itu, setelah Menag terkonfirmasi positif Covid-19, Pemerintah Provinsi NTB langsung melakukan penelusuran riwayat kontak.
”Langsung kami lakukan pendataan dan penelusuran untuk melihat kedekatan dan lama kontak. Setelah itu pemeriksaan. Pendataan oleh petugas kesehatan dan instansi terkait lainnya,” kata Koordinator Kehumasan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik NTB I Gede Putu Ariyadi.
Menurut Ariyadi, hari ini Gubernur Zulkieflimansyah yang berada di Sumbawa telah menjalani tes swab di Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark. Hasil pemeriksaannya negatif. Kondisi Zulkieflimansyah juga dalam keadaan sehat.
Selain itu, kata Gede, hasil swab terhadap Sekda dan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda NTB yang dilakukan di Mataram juga negatif.
”Sementara untuk teman-teman wartawan yang kontak erat dalam wawancara saat itu (kunjungan Menag), akan swab antigen di Laboratorium Kesehatan NTB Selasa pagi,” kata Gede.
Kasus Covid-19
Hingga saat ini, penularan Covid-19 di NTB masih belum terkendali. Hal itu terlihat dari penambahan kasus yang masih terus terjadi setiap hari, termasuk kematian pasien Covid-19. Bahkan, indikator-indikator itu masih berada jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Positivity rate NTB masih berada di atas 10 persen. Sementara standar WHO tidak boleh lebih dari 5 persen. Adapun untuk kematian pasien Covid-19 di NTB saat ini berada di angka 5,9 persen atau jauh di atas standar WHO 3 persen.
Menurut Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 NTB Lalu Gita Ariadi, hingga Senin sore, total pasien positif di NTB mencapai 3.123 orang. Dari jumlah itu, 495 orang masih dirawat, 2.444 orang dinyatakan sembuh, dan 185 orang meninggal.
Menurut Gita, angka kematian didominasi oleh kelompok rentan, yakni warga lansia dan anak balita serta pasien dengan komorbit atau penyakit penyerta lain. ”Oleh karena itu, diimbau kepada seluruh warga, terutama kelompok rentan, agar lebih waspada dan lebih intens menjaga kesehatan,” kata Gita.
Gita juga mengingatkan jika mengalami gejala ringan agar lebih dini memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. ”Selain itu, sebisa mungkin tidak keluar rumah dulu. Jika harus keluar, harus menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker,” katanya.