Setidaknya 85 rumah terendam banjir dan 12 rumah terbawa arus saat banjir bandang melanda Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Senin Sore. Warga diimbau waspada karena Jabar berpotensi hujan beberapa hari ke depan.
BANDUNG, KOMPAS — Hujan deras di kawasan Sukabumi berdampak pada meluapnya sungai di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Senin (21/9/2020). Akibatnya, banjir bandang melanda Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, yang berada di sepanjang aliran sungai tersebut.
Berdasarkan laporan awal yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, banjir terjadi sekitar pukul 17.00 di sekitar Kabupaten Sukabumi. Hal ini menyebabkan aliran Sungai Citarik-Cipeuncit meluap dan berdampak ke permukiman warga.
Sejumlah desa yang terdampak banjir di kecamatan itu, di antaranya Desa Cisaat, Desa Pasawahan, Kelurahan Cicurug, Desa Mekarsari, dan Desa Bangbayang, Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan info yang diterima pukul 20.00, banjir setinggi 5-6 meter dan menghanyutkan 12 rumah. Selain itu, setidaknya 85 rumah terendam banjir dan beberapa kendaraan terbawa arus.
Sebagian besar lokasi banjir berada di kaki Gunung Salak. Jarak lokasi banjir ke Kota Bogor 34 kilometer atau 1 jam perjalanan. Dari Kota Bandung, kawasan ini berjarak 141 kilometer dan dari Kota Sukabumi berjarak 41 kilometer.
Banjir ini juga viral di media sosial. Berdasarkan gambaran video yang diterima, banjir berwarna kecokelatan menerjang rumah dan membawa material alam, seperti lumpur dan bongkahan kayu. Bahkan, di salah satu video berdurasi 29 detik, terdapat satu kendaraan yang hanyut terbawa arus, sedangkan lingkungan di sekitar kendaraan tersebut telah dipenuhi air hingga menenggelamkan setengah badan mobil.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Budi Budiman mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan petugas terkait untuk pendataan dan tindakan selanjutnya. Selain BPBD, koordinasi ini akan dilakukan bersama perangkat kedaerahan terkait.
”Saat ini kami menurunkan lima petugas untuk membantu assessment (penaksiran) ke lokasi. Saat ini, kami masih melakukan pendataan,” paparnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menambahkan, hingga kini, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Sukabumi masih di lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pendataan dan evakuasi, memonitor kejadian, serta berkoordinasi dengan BPBD setempat.
Wilayah Jawa Barat termasuk provinsi yang berpotensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang hingga dua hari ke depan, 22-23 September 2020. Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengimbau masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar sempadan sungai, untuk meningkatkan kewaspadaan.
”Aktifkan pos keamanan lingkungan dan ikuti terus perkembangan prakiraan cuaca dari BMKG,” ujarnya, Senin (21/10/2020) malam.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor Hadi Saputra sebelumnya mengatakan, kemarau di Jabar pada tahun ini diprediksi sampai bulan Oktober 2020. Namun, kondisi ini tidak terjadi serentak pada setiap daerah.
Pada Oktober minggu I-III, diprediksi ada 19 wilayah zona musim (zom) yang mulai memasuki awal musim hujan, antara lain, Tasikmalaya, Sukabumi, Bandung, dan Purwakarta. Zom adalah wilayah yang jelas perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau.
Awal musim hujan diprediksi turun pada November minggu I-III pada 13 wilayah zom, antara lain, Majalengka, Subang, dan Kuningan. Sementara Karawang dan Bekasi diprediksi memasuki awal musim hujan pada Desember.