Sebaran Covid-19 di Lingkungan Pegawai Pemkab Sidoarjo Terus Meluas
Sebaran Covid-19 di lingkungan pegawai kantor Pemda Sidoarjo semakin meluas. Secara kumulatif, 621 pegawai terkonfirmasi positif. Di lingkungan dinas, misalnya, Covid-19 telah menyebar di 22 kantor.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Sebaran Covid-19 di lingkungan pegawai kantor Pemerintah Kabupaten Sidoarjo semakin meluas. Secara kumulatif, sebanyak 621 pegawai terkonfirmasi positif. Di lingkungan dinas, misalnya, Covid-19 telah menyebar di 22 kantor atau sebanyak 73 persen dari total 30 unit kerja.
Menyikapi hal itu, pemerintah daerah memperpanjang penerapan sistem kerja 50 persen dari kantor dan 50 persen lainnya dari rumah. Selain itu, pemeriksaan Covid-19 dengan metode uji usap terhadap pegawai diperluas dengan menyasar guru-guru.
”Dalam pekan ini ditargetkan 1.600 orang diuji usap atau secara kumulatif menjadi 2.600 pegawai. Guru-guru sekolah dasar dan sekolah menengah juga menjadi sasaran uji usap,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Syaf Satriawarman, Sabtu (19/9/2020).
Gambaran tentang sebaran Covid-19 di lingkungan kantor Pemkab Sidoarjo diperoleh berdasarkan hasil monitor dan evaluasi penerapan Surat Edaran Bupati Sidoarjo yang dilakukan oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Sidoarjo. Hasil itu diekspose pada rapat virtual, Jumat, 18 September.
Meski bekerja dari rumah, performa kinerja para pegawai tersebut tidak boleh turun karena itu akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas dari paparan tersebut, sebanyak 621 pegawai pemda terkonfirmasi positif Covid-19 dalam rentang waktu Maret-September. Dari 621 orang itu, yang meninggal 17 orang, sedangkan lainnya ada yang masih menjalani perawatan serta ada yang telah dinyatakan sembuh.
Unit kerja di lingkungan Pemkab Sidoarjo total sebanyak 513. Unit kerja itu terbagi dalam lima kategori, yakni dinas/badan sebanyak 30 unit kerja, kecamatan sebanyak 18, puskesmas ada 26, sekolah dasar (SD) sebanyak 405 unit, dan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 30.
Dari 30 kantor dinas atau badan, pada 22 unit atau 73 persen ditemukan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah pegawai dinas yang terkonfirmasi positif secara kumulatif sebanyak 439 orang, terdiri dari 196 laki-laki dan 243 perempuan. Di lingkungan puskesmas, dari 26 unit, di 24 unit ditemukan kasus konfirmasi Covid-19. Jumlah pegawai yang positif ada 130 orang.
Sistem kerja
Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo Arif Mulyono mengatakan, upaya mengendalikan sebaran Covid-19 di lingkungan kantor pemerintah ditempuh dengan mengeluarkan surat edaran (SE) Bupati Sidoarjo tentang perubahan sistem kerja yang sebelumnya seluruh pegawai wajib ke kantor menjadi 50 persen bekerja dari kantor (WFO), sedangkan 50 persen lainnya bekerja dari rumah (WFH).
”Meski bekerja dari rumah, performa kinerja para pegawai tersebut tidak boleh turun karena itu akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat,” ujar Arif Mulyono.
Sejak diberlakukan 1 September lalu, berdasarkan hasil monitor dan evaluasi, sistem kerja baru ini telah diimplementasikan di sebagian besar unit kerja. Contohnya, di unit kerja dinas penerapannya sudah 87 persen, di kecamatan penerapannya sudah 94 persen. Adapun implementasi sistem kerja baru tersebut di puskesmas mencapai 93 persen, di unit kerja SD sebanyak 90 persen, dan unit kerja SMP sebanyak 94 persen.
Hanya sebagian kecil unit kerja yang belum menerapkan karena sejumlah kendala. RSUD Sidoarjo, misalnya, tidak memungkinkan memberlakukan sistem kerja 50:50 karena mengutamakan pelayanan pasien. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Delta Tirta juga beralasan supaya pelayanan tidak terganggu. Adapun PT BPR Delta Artha belum bisa menerapkan pola kerja baru karena beberapa pegawainya yang terkonfirmasi Covid-19 dan juga terindikasi Covid-19 masih menjalani isolasi mandiri.
Arif Mulyono mengatakan, kendala penerapan sistem kerja baru di puskesmas, antara lain, karena adanya pelayanan rawat inap sehingga pegawai terbagi dalam tiga jam kerja. Jumlah pegawai di puskesmas juga berkurang ketika ada yang harus melakukan isolasi mandiri karena terindikasi Covid-19.
Pada saat yang sama, petugas puskesmas dibebani melakukan penelusuran kontak erat pasien Covid-19 di wilayahnya dan pendampingan pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah ataupun di gedung.
Oleh karena sistem kerja 50 persen dari kantor dan 50 persen dari rumah dinilai efektif mencegah semakin meluasnya sebaran Covid-19 di lingkungan perkantoran, sistem ini akan dipertahankan. Agar performa kinerja pegawai tetap terjaga dengan baik, pimpinan unit diminta mengawasi secara ketat terutama pegawai yang sedang WFH.
Mengkhawatirkan
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman menambahkan, sebaran Covid-19 di lingkungan kantor pemerintah kondisinya sudah mengkhawatirkan karena rasio kejadian terbilang tinggi. Sebagai gambaran, dari pemeriksaan uji usap yang dilakukan terhadap 1.054 pegawai dinas dan kecamatan, ditemukan kasus positif Covid-19 sebanyak 64 orang atau sekitar 6 persenn.
”Dari 64 pegawai yang positif itu, hanya dua orang yang dirawat di rumah sakit, sedangkan lainnya merupakan orang tanpa gejala sehingga isolasi mandiri. Saat ini mereka telah dinyatakan sembuh,” tutur Syaf Satriawarman.
Untuk mendapatkan gambaran lebih akurat tentang sebaran Covid-19 di seluruh lingkungan unit kerja Pemkab Sidoarjo, dinas kesehatan akan kembali melakukan uji usap mulai pekan depan. Sasaran uji usap yang selama ini hanya fokus pada pegawai di lingkungan dinas, kecamatan, dan puskesmas akan diperluas dengan menyasar guru SD dan SMP.
Oleh karena itu, kuota uji usap yang sebelumnya dialokasikan sebanyak 800 orang ditingkatkan dua kali lipatnya menjadi 1.600 orang yang akan diperiksa pekan ini. Dengan adanya pemeriksaan baru 1.600 pegawai, diharapkan total pegawai yang diuji usap menjadi 2.600 orang.
Salah satu alasan uji usap menyasar guru-guru karena angka kematiannya tinggi. Dari 17 kasus kematian di lingkungan pegawai, sebanyak 8 kasus terjadi di lingkungan SD. Tujuh kasus kematian lainnya terjadi di lingkungan dinas/badan dan dua kasus kematian di lingkungan puskesmas.