Pelaku Usaha Beralih Bisnis di Jabar Dijanjikan Promosi dan Modal
Pemerintah menggelontorkan bantuan untuk menambah modal terutama bagi pengusaha yang beralih bisnis saat pandemi. Namun, pelaku usaha masih memerlukan informasi dan penjelasan terkait akses untuk mendapat bantuan itu.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di Jawa Barat bakal terus didampingi untuk mempertahankan usahanya di kala pandemi Covid-19. Selain pendampingan keahlian, pemerintah pusat dan provinsi berjanji bakal menggelontorkan modal usaha terutama bagi pengusaha yang beralih bisnis saat pandemi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Bandung, Sabtu (19/9/2020), menyatakan, pendampingan keahlian usaha terus dilakukan. Beragam pelatihan digelar bagi pelaku UMKM dan pelaku usaha yang beralih bisnis saat pandemi. Produk yang dihasilkan pun, lanjutnya, sebagian dibeli pemerintah. Salah satu contohnya, saat Pemprov Jabar membeli 10 juta masker produk UMKM.
Upaya untuk mempromosikannya juga terus digenjot. Kamil mengatakan membuka dirinya ikut mendesain dan mempromosikan produk UMKM. Syaratnya, dia turut serta dalam proses mendesain produk sehingga bisa menjalin ikatan emosional dengan produk tersebut. Kolaborasi mendesain produk ini pun dipilih berbekal latar belakangnya sebagai arsitek.
”Saya sedang kurasi produk-produk yang akan saya promosikan, yang juga saya desain. Dengan 20 juta follower (di media sosial), saya bisa membantu mempromosikan,” ujar Kamil.
Selain itu, permodalan juga tidak dilupakan. Kamil mengatakan, beberapa bantuan seperti dana tunai hingga akses perbankan diharapkan dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan usahanya.
Bantuan ini, antara lain, dari Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro sebesar Rp 2,4 juta per pelaku usaha. Selain itu, ujar Kamil, ada alokasi dana mencapai Rp 2 triliun di Bank BJB untuk bantuan akses modal UMKM di Jabar.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar Kusmana Hartadji mengatakan, sebanyak 1.028.000 pelaku UMKM telah divalidasi untuk menerima Banpres. Selanjutnya, Kusmana berujar telah mengusulkan 1,5 juta pelaku usaha yang mendapatkan bantuan. Tidak hanya UMKM, mereka berasal dari perbankan, permodalan nasional madani, dan koperasi.
”Angka ini akan terus bergerak. Kami juga masih memperbaiki data karena masih ada alamat kosong dan lain hal,” ucap Kusmana.
Beberapa bantuan seperti dana tunai hingga akses perbankan diharapkan dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan usahanya.
Christian Harazaki (28), pengusaha media tanam asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat, menyambut baik bantuan untuk UMKM. Namun, hingga saat ini dia belum mendapatkan dana tersebut karena belum mendapatkan informasi pasti.
”Semua masih simpang siur. Jadi saya belum mengurus ke kelurahan. Saya butuh dana untuk penambahan modal usaha. Apalagi, usaha ini baru dirintis empat bulan lalu setelah terdampak pandemi,” lanjutnya.
Sebelumnya, dia menjalankan bisnis penginapan di kawasan Lembang. Namun, dia kehilangan penghasilan karena tidak adanya kunjungan di awal pandemi. ”Sejak bulan Februari kunjungan terus menurun. Selama pandemi bahkan tidak ada yang menginap. Karena itu, saya beralih usaha,” tuturnya.