Dalam sepekan, ratusan siswa dan guru di lima sekolah di Kota Tegal, Jawa Tengah, menjalani tes usap massal. Hal itu dilakukan lantaran ada siswa, orangtua siswa, dan kerabat guru yang terpapar Covid-19.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Tes usap massal dilakukan di lima sekolah di Kota Tegal, Jawa Tengah, dalam sepekan terakhir. Tes ini dilakukan setelah ada siswa, orangtua siswa, dan kerabat guru yang terpapar Covid-19. Sembari menunggu hasil tes usap, proses pembelajaran tatap muka diganti dengan dalam jaringan.
Sekolah-sekolah itu adalah Madrasah Aliyah Negeri Kota Tegal, SMP Negeri 19 Kota Tegal, SMP Negeri 7 Kota Tegal, SMA Negeri 5 Tegal, dan SD Negeri Slerok 7. Puluhan siswa dan guru di sekolah-sekolah tersebut dites usap sejak Senin hingga Sabtu (14-19/9/2020).
Sabtu siang, tes usap dilakukan di SMPN 7 Kota Tegal terhadap 35 orang, yang terdiri dari 14 siswa dan 21 guru. Mereka dites usap karena berkontak langsung dengan F, siswa kelas IX SMPN 7 Kota Tegal. Kedua orangtua F dan kakaknya terpapar Covid-19.
”F mengikuti kegiatan tatap muka sejak dua pekan lalu. Kedua orangtua dan kakaknya dinyatakan positif, Jumat (18/9/2020),” kata Kepala SMPN 7 Kota Tegal Ries Murdiani, Sabtu.
Sesaat setelah mendapatkan kabar terkait orangtua dan kakak F terpapar Covid-19, Ries langsung menghubungi dinas kesehatan setempat. Dia meminta tes usap massal di sekolah. Ries juga melaporkan kasus ini kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal. Untuk sementara waktu, kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara daring.
Sembari menunggu hasil tes usap, guru dan siswa di SMPN 7 Kota Tegal diminta mengisolasi diri. Selama menjalani isolasi, kondisi kesehatan mereka akan dipantau intensif.
”Setelah dites usap, siswa dan guru diimbau mengisolasi diri di rumah masing-masing. Selama isolasi, kesehatan mereka kami pantau. Nanti pengawasan akan dibantu oleh pejabat rukun warga,” ujar Susan, dokter di Puskesmas Tegal Selatan.
Di MAN Kota Tegal, tes usap dilakukan terhadap 15 siswa dan 10 guru, Senin. Tes usap dilakukan karena seorang siswa positif Covid-19. Pihak sekolah yang memulai pembelajaran tatap muka sejak awal September itu lantas menggelar metode belajar daring kembali.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Jateng, ada 538 anak terpapar Covid-19 selama pandemi. Ketua Tim Ahli Gugus Tugas Covid-19 Jateng Anung Sugihanton mengatakan, pembelajaran tatap muka idealnya tidak dimulai dulu. Jika terpaksa, harus tetap ada izin dan lampiran surat keterangan dari orangtua. Mekanisme transportasi anak juga wajib diperhatikan (Kompas.id, 18/9/2020).
Akan tetapi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal belum akan menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka secara menyeluruh. Penghentian pembelajaran tatap muka yang diganti dengan pembelajaran daring hanya dilakukan bagi sekolah yang siswa, orangtua siswa, guru, dan kerabat gurunya terpapar Covid-19.
”Perkembangan kasus Covid-19 di sekolah terus kami laporkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tegal. Keputusan menghentikan atau melanjutkan pembelajaran tatap muka di semua sekolah di Kota Tegal ada di tangan ketua gugus tugas,” tutur Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal Ismail Fahmi.
Kendati demikian, Fahmi sudah menyosialisasikan kepada semua sekolah untuk segera menghentikan kegiatan belajar tatap muka dan menggantinya dengan pembelajaran daring jika muncul kasus Covid-19. Menurut Fahmi, selama pembelajaran tatap muka, sekolah-sekolah diimbau menerapkan protokol kesehatan ketat.
Seluruh siswa dan guru dilarang melepas masker selama kegiatan berlangsung. Jika guru atau siswa tidak membawa masker, sekolah wajib menyediakannya. Adapun siswa dan guru juga tidak boleh pergi atau pulang sekolah dengan menumpang kendaraan umum. Siswa dan guru harus diantar orang yang tinggal serumah.
Hingga Sabtu malam, kasus positif Covid-19 yang dicatatkan di Kota Tegal sebanyak 152 orang. Dari jumlah tersebut, 54 orang masih dirawat dan menjalani isolasi mandiri. Sebanyak 82 orang sembuh dan 16 orang meninggal.