Realisasi Tes Usap Rendah, Pengadaan Alat di Jambi Terhambat Anggaran
Meski pertambahan kasus Covid-19 di Jambi meningkat signifikan sebulan terakhir, realisasi tes usap di daerah itu masih rendah. Peningkatan tes juga masih lamban karena mesti menunggu pembahasan APBD Perubahan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Meski pertambahan kasus Covid-19 di Provinsi Jambi meningkat secara signifikan sebulan terakhir, realisasi tes usap di daerah itu masih rendah. Upaya meningkatkan jangkauan tes juga terbilang lamban karena mesti menunggu tuntasnya pembahasan APBD Perubahan 2020.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah mengakui, hingga saat ini, tes usap masih minim. Bahkan, realisasinya masih di bawah 30 tes per hari.
Kondisi serupa terjadi pada upaya penelusuran kontak dekat Wali Kota Jambi Syarif Fasha yang saat ini dirawat karena positif Covid-19. Pada penelusuran tersebut, tes usap dalam dua hari ini baru menjangkau 35 orang. Mereka yang dites adalah keluarga, ajudan, hingga pegawai di lingkaran terdekat Fasha serta sejumlah jurnalis.
Berdasarkan data Bappenas, Jambi berada di urutan keenam provinsi dengan realisasi tes usap terendah. Menurut Johansyah, rendahnya realisasi tes usap disebabkan keterbatasan laboratorium dan alat pendukung. Saat ini, Jambi baru memiliki satu laboratorium di Balai POM Jambi yang telah memanfaatkan teknologi reaksi berantai polimerase (PCR).
Adapun tiga rumah sakit yang sebelumnya disebut-sebut memiliki laboratorium serupa ternyata masih belum memadai. ”Dengan demikian, yang bisa dimanfaatkan dengan optimal hanya satu laboratorium,” jelasnya.
Tiga rumah sakit yang sebelumnya disebut-sebut memiliki laboratorium serupa ternyata masih belum memadai.
Pihaknya telah mengusulkan pengadaan baru teknologi PCR dengan sumber dana dari APBD Perubahan. Namun, kepastian anggaran diperkirakan paling cepat bulan Oktober. Proses pengadaan baru dapat dipastikan mendekati akhir tahun.
Hingga Jumat, bertambah tujuh kasus Covid-19 di Jambi. Total jumlah kasus mencapai 358 orang. Dari jumlah itu, 8 orang meninggal, 252 orang sembuh, dan sisanya dalam perawatan.
Gubernur Jambi Fachrori Umar mengakui kasus Covid-19 di Jambi meningkat signifikan belakangan ini. Melihat kondisi itu, ia meminta semua warga betul-betul mematuhi protokol kesehatan demi keselamatan masing-masing.
Selain itu, untuk mengantisipasi kesulitan pangan, pihaknya meluncurkan bantuan sosial beras bagi 104.239 keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan Provinsi Jambi. Setiap keluarga mendapatkan 15 kilogram beras. ”Harapannya, bantuan ini membantu meringankan beban masyarakat yang sangat terdampak Covid-19,” katanya.
Bantuan beras diberikan untuk tiga bulan, yakni Agustus, September, dan Oktober. Penyaluran Agustus dan September sekaligus dilakukan pada bulan ini. ”Setiap keluarga langsung menerima beras dengan jumlah 30 kilogram,” kata Kepala Bulog Divisi Regional Jambi Devrizal.