Penelusuran Kontak Covid-19 Ditingkatkan di Kepulauan Nias
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan melakukan penelusuran kontak Covid-19 secara masif di Kepulauan Nias. Kasus positif belum banyak ditemukan karena keterbatasan kapasitas tes usap dan tes cepat Covid-19.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
GUNUNGSITOLI, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan melakukan penelusuran kontak Covid-19 secara masif di Kepulauan Nias. Kasus positif di wilayah itu diduga sudah menyebar, tetapi masih banyak yang belum ditemukan karena keterbatasan kapasitas tes usap ataupun tes cepat Covid-19 selama ini. Pemerintah pun telah mengirim 1.875 paket tes usap cepat ke Kepulauan Nias.
”Saat ini sudah dikirim 1.875 paket rapid swab (tes usap cepat) Covid-19 agar bisa segera dilakukan penelusuran kasus positif di Kepulauan Nias,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Jumat (18/9/2020).
Razia masker dan penerapan protokol Covid-19 akan terus kami lakukan setiap hari. (Arsyad Lubis)
Edy mengatakan, percepatan penanganan di kepulauan yang berada di pesisir barat Sumut itu menjadi prioritas pihaknya saat ini. Hal itu karena Kepulauan Nias merupakan wilayah dengan fasilitas kesehatan sangat terbatas. Di daerah itu juga masih banyak desa terpencil yang sulit mengakses fasilitas kesehatan. Penularan yang masif bisa berdampak buruk di daerah itu.
Kasus positif di kepulauan yang terbagi menjadi empat kabupaten dan satu kota itu kini mencapai 106 kasus. Empat di antaranya meninggal. Kasus positif juga menginfeksi 4 dokter dan 29 tenaga kesehatan lainnya.
Edy menambahkan, pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk percepatan penanganan, yakni melakukan penapisan massal, membatasi arus masuk orang, meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan, dan melengkapi alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan.
Selama dua pekan sejak 21 September, setiap orang yang masuk ke Nias wajib tes PCR dengan hasil negatif dan menjalani karantina tiga hari. Pembatasan berlaku bagi penumpang yang masuk dengan penerbangan ataupun penyeberangan kapal.
Membentuk satuan tugas
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, dirinya turun langsung ke Nias agar percepatan penanganan bisa dilakukan. Mereka pun telah membentuk satuan tugas yang terintegrasi di satu kepulauan itu.
Bupati Nias Sokhiatulo Laoli mengatakan, kendala pihaknya dalam melakukan penanganan selama ini adalah terbatasnya alat tes cepat dan tes PCR sehingga penelusuran kontak sulit dilakukan. ”Selama beberapa pekan, kami hanya melakukan tes terhadap kontak erat yang mempunyai gejala berat,” katanya.
Dengan terbatasnya tes yang telah dilakukan, orang yang positif Covid-19 di Kepulauan Nias diperkirakan jauh lebih banyak dari kasus yang telah ditemukan. Pemerintah pun berupaya agar bisa lebih cepat menemukan kasus sebelum semakin meluas.
Sejalan dengan meluasnya kasus positif di Kepulauan Nias, secara keseluruhan, penularan Covid-19 di Sumut pun masih terus meningkat. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, kasus positif di Sumut kini mencapai 9.176 kasus. Sebanyak 5.461 kasus di antaranya telah sembuh dan 389 meninggal. Terdapat tambahan 125 kasus positif baru dan 10 pasien meninggal dalam sehari.
Upaya untuk menekan penularan Covid-19 di Sumut kini dilakukan dengan sosialisasi dan pengawasan penerapan protokol Covid-19, khususnya di kawasan Medan, Binjai, dan Deli Serdang yang merupakan episentrum penularan Covid-19 di Sumut.
”Razia masker dan penerapan protokol Covid-19 akan terus kami lakukan setiap hari,” kata Ketua Satuan Tugas Pengendalian Pendisiplinan Protokol Kesehatan Medan, Binjai, Deli Serdang Arsyad Lubis.
Prioritas utama pemerintah saat ini adalah penerapan protokol kesehatan di tempat keramaian, seperti kafe, kedai kopi, rumah makan, swalayan, dan pasar. Petugas pun melakukan razia dari pagi hingga malam dan menjatuhkan sanksi teguran terhadap pengelola usaha ataupun pengunjung.