Tim gabungan berhasil menemukan helikopter milik PT National Utility Helicopters, Jumat (18/9/2020), yang hilang kontak sejak sehari sebelumnya. Ketiga awak dilaporkan selamat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim gabungan telah menemukan helikopter milik PT National Utility Helicopters atau NUH dengan nomor registrasi PK-USS di Kabupaten Paniai, Papua, Jumat (18/9/2020). Helikopter yang awalnya hilang kontak itu ditemukan saat pencarian udara di daerah Baya Biru, pedalaman Kabupaten Paniai. Ketiga awak helikopter dilaporkan dalam kondisi selamat.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura, Jumat sore, mengatakan, pencarian dari udara oleh tim SAR gabungan menemukan helikopter itu berada di pinggir sungai, sekitar pukul 10.00 WIT. Helikopter berada di daerah dengan ketinggian 4.700 kaki atau 1.432 meter di atas permukaan laut.
Dari pantauan tim SAR gabungan dari udara, terlihat dua awak heli melambaikan kain berwarna merah. Sementara helikopter dalam posisi terbalik. Tim SAR melakukan pencarian menggunakan helikopter PK-IWV milik PT Intan Angkasa Air Services dari Bandara Enarotali, Paniai.
”Mereka melihat dua awak heli melambaikan kain berwarna merah di sekitar lokasi kejadian,” ujar Ahmad.
Helikopter jenis Bell 212 itu dilaporkan hilang kontak dari lokasi Kilometer 100 Distrik Siriwo menuju Kampung Ndeotadi, Kabupaten Paniai, Kamis (17/9/2020) pukul 10.47 WIT. Helikopter ditumpangi tiga awak, yakni Kapten Endy Nawalaga, Kapten Erik Kurniawan, dan Aswar Jamal selaku teknisi.
Helikopter ini terbang dari Kabupaten Nabire pada pukul 06.30 WIT dengan tujuan ke sejumlah kampung di Nabire dan Paniai. Heli mengangkut bahan makanan ke daerah-daerah tersebut. Seharusnya, helikopter tersebut sudah kembali ke Nabire pukul 12.00 WIT, Kamis.
Ahmad menambahkan, upaya penyelamatan ketiga awak dibagi dalam dua tim. Hal ini agar dapat lebih optimal dalam mencapai lokasi para awak tersebut. ”Kedua tim akan berangkat ke lokasi penemuan helikopter dari Nabire dan Enarotali. Mudah-mudahan proses evakuasi ketiga awak helikopter berjalan lancar dan tidak terkendala cuaca buruk,” ucapnya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Biak Gusti Anwar Mulyadi mengatakan, pihaknya masih menyiapkan strategi untuk menyelamatkan ketiga awak heli itu. ”Kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menyiapkan upaya penyelamatan ketiga awak tersebut di lokasi kejadian,” ujarnya.
Anggota Staf Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Perwakilan Papua, Norbert Tunjanan, mengatakan, tim KNKT dari pusat akan menyelidiki penyebab helikopter itu mendarat darurat di Paniai. ”Tim dari KNKT pusat masih menunggu proses evakuasi ketiga awak helikopter ini tuntas. Mudah-mudahan mereka segera dievakuasi pada Sabtu (19/9/2020) ini,” ujarnya.
Kabupaten Paniai termasuk salah satu daerah di Papua yang rawan kecelakaan penerbangan karena kondisi cuaca yang sering berubah sangat drastis. Pada 4 Juni 2016, helikopter Bell 206 milik PT Amur jatuh di lokasi 99, areal penambangan emas Degeuwo, Distrik Dogobaida. Dalam insiden ini, pilot meninggal dan tiga penumpang luka berat.
Di kabupaten tetangga Paniai, yakni Nabire, insiden penerbangan juga terjadi pada 31 Juli 2020. Kala itu, pesawat milik maskapai Tariku Aviation yang membawa paket bantuan sosial tergelincir saat hendak parkir di lapangan terbang di Distrik Siriwo.