Antisipasi Penumpukan Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Kaltim
Meskipun kapasitas rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Kalimantan Timur masih tersedia, kasus Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat meningkat di beberapa wilayah. Kapasitas rumah sakit perlu disiapkan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Meskipun kapasitas rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Kalimantan Timur masih tersedia, kasus Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat meningkat di beberapa wilayah. Lonjakan kasus perlu diantisipasi dengan menyiapkan ruang perawatan yang memadai.
Dinas Kesehatan Kaltim mencatat, terdapat 899 tempat tidur di rumah sakit yang tersebar di semua kabupaten dan kota. Dari jumlah itu, tersisa sekitar 300 tempat tidur untuk menampung pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat. Meski demikian, di Kota Balikpapan, rumah sakit kewalahan menampung pasien Covid-19.
Jumlah tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19 di Balikpapan sebanyak 306 yang tersebar di 8 rumah sakit. Pada 15-17 September, semua tempat tidur terisi sehingga puluhan pasien Covid-19 terpaksa dirawat di ruang UGD dan ICU. Pasien yang dirawat baru menurun jumlahnya pada Jumat (18/9/2020), yakni 217 pasien.
Peningkatan pasien dengan gejala sedang hingga berat perlu diantisipasi mengingat pelacakan kasus masih terus berjalan dan minimnya tes. Jika dirata-rata, Kaltim baru melakukan sekitar 1.100 tes dalam seminggu. Jika mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan jumlah penduduk sekitar 3,7 juta, idealnya Kaltim melakukan tes kepada 3.700 penduduk setiap pekan untuk mengetahui skala penularan sesungguhnya di masyarakat.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kaltim Soeharsono mengatakan, Pemprov Kaltim menyiapkan dana Rp 169 miliar untuk penanganan Covid-19. Terkait kapasitas rumah sakit, Pemprov Kaltim sudah menyetujui penambahan 10 ventilator untuk ruang UGD khusus pasien Covid-19 di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan.
”Saat ini masih proses pengadaan barang serta diusahakan dalam waktu dekat sudah bisa dipasang dan digunakan untuk merawat pasien Covid-19,” kata Soeharsono ketika dihubungi.
Ia mengatakan, Pemprov Kaltim juga menyiapkan skenario untuk rujukan ke rumah sakit antarwilayah jika memungkinkan. Jika suatu wilayah kehabisan tempat untuk merawat pasien Covid-19, pasien tersebut bisa dirujuk ke rumah sakit di kabupaten/kota terdekat yang belum penuh.
Sementara itu, Pemkot Balikpapan mengantisipasi lonjakan kasus dengan membuat tenda isolasi UGD untuk memudahkan triase pasien dengan dana APBD Kota Balikpapan. Triase merupakan proses seleksi pasien yang diprioritaskan untuk mendapat penanganan terlebih dahulu di ruang UGD rumah sakit.
Direktur RSUD Beriman, Cokorda Ratih Kusuma, mengatakan, pihaknya saat ini sedang menyiapkan tiga tenda untuk triase pasien Covid-19. Tenda itu digunakan sebagai tempat tambahan untuk mengantisipasi jika ada penumpukan pasien dengan gejala Covid-19.
”Kami tengah menyiapkan tiga tenda. Lantainya masih perlu dikuatkan karena tidak rata. Setiap tenda berisi satu tempat tidur. Ada dua perawat dan satu dokter yang akan bertugas di sana,” kata Ratih.
Sebelumnya, pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Ike Anggraeni, mengatakan, ketersediaan fasilitas kesehatan untuk merawat pasien Covid-19 adalah salah satu bekal utama untuk menghadapi Covid-19. Hal itu perlu dipastikan sebelum kasus baru bermunculan dan terjadi lonjakan kasus.
Mengacu WHO, keterpakaian tempat tidur di rumah sakit adalah 60 persen. Jika sudah berada di posisi itu, kapasitas tempat tidur untuk perawatan pasien perlu disiapkan guna mengantisipasi lonjakan kasus. Ike menilai, jika ruang perawatan sudah memadai, perawatan pasien dengan gejala sedang hingga berat bisa maksimal. Itu bisa mengurangi potensi kematian pasien.
”Selain itu, pelacakan kontak erat juga sangat perlu ditingkatkan untuk memutus rantai penyebaran. Kontak erat adalah mereka yang berinteraksi tatap muka setidaknya 15 menit atau yang pernah bersentuhan fisik dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19,” ujar Ike.
Selain itu, pelacakan kontak erat juga sangat perlu ditingkatkan untuk memutus rantai penyebaran.
Mengingat jumlah kasus dengan gejala sedang hingga berat meningkat, Pemprov Kaltim menggencarkan sosialisasi kepada warga untuk segera ke rumah sakit jika mengalami gejala Covid-19. Beberapa kasus meninggal dunia di Kaltim tercatat pasien dengan gejala berat dan tidak tertolong karena terlambat dibawa ke rumah sakit.
”Untuk itu, khusus bagi warga dengan gejala Covid-19, jangan sungkan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Semakin cepat penanganan, semakin baik bagi pasien,” ujar juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kaltim, Andi M Ishak.