Melonjak Lagi, 53 Kasus Positif Baru Covid-19 Terkonfirmasi di NTB
Setelah sempat melandai, kasus Covid-19 di Provinsi NTB kembali melonjak. Per hari ini tercatat ada tambahan 53 kasus positif baru di wilayah tersebut, di mana 36 kasus berasal dari Dompu.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali mencatat lonjakan penambahan kasus positif baru Covid-19 pada Jumat (18/9/2020). Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, kasus positif mencapai 53 orang dan terbanyak berasal dari Kabupaten Dompu.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi melalui siaran daringnya, Juma malam, mengatakan, dari 174 sampel yang diperiksa di lima laboratorium PCR dan lima laboratorium TCM, 107 sampel negatif. Sisanya 14 positif ulangan dan 53 sampel kasus positif baru.
Menurut Eka, 53 kasus baru itu tersebar di enam kabupaten kota di NTB dan luar provinsi. Sebanyak 36 kasus berasal dari Dompu, enam kasus dari Kota Mataram, empat kasus dari Lombok Timur, tiga kasus dari Lombok Tengah, Lombok Barat dua kasus, dan Kabupaten Bima satu kasus. Selain itu, satu kasus dari luar provinsi (warga luar yang dirawat di NTB).
”Positive rate hari ini mencapai 30,6 persen. Angka yang luar biasa. Enam kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia,” kata Eka. Sementara positive rate NTB sejak awal kasus juga masih tinggi, yakni 10,7 persen.
Tren kesembuhan
Menurut Eka, tingkat kesembuhan hari ini mencapai 22 orang. Namun, karena tingginya kasus positif baru, tidak terjadi tren kesembuhan.
”Setelah hampir satu bulan NTB mengalami pelandaian kasus di semua kabupaten kota, hari ini kembali naik ke puncak kasus. Terakhir, kasus baru di atas 50 orang terjadi pada Juni. Setelah itu melandai dan sekarang naik lagi,” kata Eka.
Menurut Eka, naiknya kasus itu memperlihatkan bahwa di NTB masih berlangsung transmisi lokal.
”Jadi, kalau bapak ibu sesudah ini dikunjungi oleh petugas kesehatan, kami mohon kerja samanya,” kata Eka.
Menurut Eka, jika ada penolakan saat penelusuran riwayat kontak, ada satu pintu penularan tidak diketahui sehingga penularan terus berjalan dan muncul kasus besar, seperti di Dompu.
”Terjadi pembiaran. Kalau penelusuran riwayat kontak bisa berjalan, penambahan kasus bisa dua atau tiga. Tetapi, ketika penolakan dan berlangsung lama, ada penutupan kasus, muncul secara bersamaan sehingga jumlahnya banyak,” kata Eka.
Setelah hampir satu bulan NTB mengalami pelandaian kasus di semua kabupaten kota, hari ini kembali naik ke puncak kasus. Terakhir, kasus baru di atas 50 orang terjadi pada Juni. Setelah itu melandai dan sekarang naik lagi.
Melalui rilis tertulis, Ketua Pelaksana Harian Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi menjelaskan kondisi yang terjadi di Dompu. Pertama, anak balita terkonfirmasi positif Covid-19, tetapi keluarga menolak dilakukan pemeriksaan suap PCR.
Selain itu, ada ibu hamil berisiko tinggi terkonfirmasi positif, tetapi tidak dilakukan tata laksana pencegahan penularan Covid-19. ”Pasien meninggal dunia terlambat terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga pemakaman tidak dilakukan tata laksana Covid-19,” katanya.
Eka mengatakan, pihaknya sedih melihat peningkatan kasus di NTB hari ini. ”Tetapi, sekali lagi, jumlah itu tidak muncul tiba-tiba. Ini akumulasi dari perjalanan yang tersendat pada dua minggu hingga satu bulan sebelumnya,” kata Eka.
Oleh karena itu, sekali lagi Eka menegaskan dan meminta agar masyarakat bekerja sama untuk pencegahan dini. Dengan demikian, jika diketahui terkonfirmasi positif lebih awal, penanganan juga bisa lebih cepat.