Kericuhan berujung bentrok dan tindakan anarkistis terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (17/9/2020).
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Aparat kepolisian menangkap lima peserta demonstrasi yang berujung aksi anarkistis di Kendari, Sulawesi Tenggara. Polisi juga dituntut untuk menegakkan hukum kepada pelaku anarkistis dan segera menyelesaikan tuntutan peserta aksi.
Demonstrasi yang berujung tindakan anarkistis terjadi di Kendari, Kamis (17/9/2020). Situasi malam ini mulai kondusif setelah kericuhan berlangsung hingga pukul 16.00. Sejumlah orang melakukan razia pengendara, merusak properti tempat usaha, dan melakukan pemukulan.
Sejumlah video yang diambil oleh warga tersebar di media sosial. Beberapa orang dalam aksi demonstrasi itu terlihat memukuli pengendara, melakukan razia, dan bentrok dengan aparat kepolisian. Di sebuah pusat perbelanjaan, para pengunjung panik karena ada peserta aksi yang mencoba masuk. Tidak terlihat satu pun aparat kepolisian yang berusaha mencegah atau menahan orang-orang ini melakukan tindakan anarkistis.
Kepala Bidang Humas Polda Sultra Ajun Komisaris Besar Ferry Walintukan menyampaikan, demonstrasi memang diwarnai aksi anarkistis oleh sejumlah oknum. Beberapa orang merusak lampu jalan dan melakukan razia di jalan. ”Kami sudah amankan lima orang dan saat ini dalam pemeriksaan di Polres Kendari. Kami akan dalami apakah mereka terbukti atau tidak melakukan hal-hal yang merugikan banyak orang,” tutur Ferry di Polda Sultra, Kamis malam.
Menurut Ferry, aksi awalnya berlangsung damai. Para demonstran meminta agar penghinaan terhadap salah satu suku diusut tuntas. Negosiasi yang dilakukan pihak kepolisian juga telah berlangsung. Ia membantah aparat terlambat datang untuk mencegah tindakan yang merugikan banyak orang.
Akan tetapi, ada sejumlah keributan yang terjadi di beberapa titik, terutama di simpang Jalan MT Haryono dan simpang Pasar Baru. Kericuhan tidak terhindarkan. Bahkan, dua aparat keamanan terluka terkena lemparan batu.
Kericuhan tersebut, tambah Ferry, tidak berlangsung lama. Aksi telah usai sekitar pukul 17.00. Situasi Kendari pada Kamis malam juga berangsur normal. Kepolisian menurunkan sekitar 200 personel untuk mengamankan aksi.
”Kalau terkait permintaan mereka mengusut kasus, itu telah kami lakukan. Akan tetapi, memang ada beberapa hal yang perlu pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut, apalagi isunya sensitif. Kami berusaha menyelesaikannya sesegera mungkin,” tutur Ferry.
Pihak kepolisian, ia melanjutkan, sebenarnya juga telah bertemu dengan beberapa perwakilan peserta aksi beberapa waktu sebelumnya. Dalam pertemuan itu dijelaskan terkait kesulitan yang dihadapi dan sejauh mana penyelidikan berlangsung.
Aksi demonstrasi dengan jumlah peserta ratusan orang memang berlangsung sejak jelang siang. Setelah berorasi dan membakar ban, situasi beralih menjadi kericuhan di beberapa tempat.
Tadi memang sempat ada keributan sedikit karena ada pengendara yang memancing peserta.
Alfian, Ketua Tamalaki Sultra, menjelaskan, aksi hari Kamis ini diikuti 14 kelompok yang mengatasnamakan Konsorsium Tamalaki Mepokoaso Sultra. Mereka menuntut agar kepolisian segera menyelesaikan sejumlah laporan penghinaan terhadap suku Tolaki.
Aksi, ucap Alfian, berlangsung damai. Akan tetapi, memang sempat terjadi beberapa keributan hingga bentrok dengan aparat. ”Tadi memang sempat ada keributan sedikit karena ada pengendara yang memancing peserta. Namun, kami, Tamalaki Sultra, yang menjaga agar semuanya damai. Kami yang berusaha menenangkan peserta agar tidak bertindak anarkistis,” ucapnya.
Dia menambahkan, ”Kalau yang sampai melakukan razia dan perusakan, kami jamin itu bukan dari kelompok kami. Kami tidak tahu kalau ada yang lain atau oknum yang berusaha memperkeruh suasana.”
Tuntutan tersebut, ucap Alfian, telah dilaporkan sejak jauh hari. Akan tetapi, pihak kepolisian belum juga menyelesaikan satu pun laporan yang dibuat. Dalam beberapa pertemuan, kepolisian juga mengakui ada kesulitan yang dihadapi.
Akan tetapi, pihaknya berharap kepolisian lebih serius dalam menyelesaikan laporan yang telah dibuat. ”Belum ada satu pun laporan yang diselesaikan sampai saat ini. Kami imbau juga kepada teman-teman yang lain agar tetap menjaga ketertiban di Kota Kendari ini,” sambungnya.