Kluster baru muncul di Pontianak, Kamis (17/9/2020). Munculnya kluster itu dipicu oleh ketidakdisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kluster baru Covid-19 di Kalimantan Barat terus bermunculan. Lima orang menjadi kluster RSUD Soedarso Pontianak, Kamis (17/9/2020). Kluster baru muncul di antaranya karena ketidakdisiplinan warga dan gencarnya pelacakan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Kamis, menuturkan, terdapat 22 tambahan konfirmasi baru di Kalbar. Kasus baru itu tersebar di Kota Pontianak 12 orang, Kabupaten Kubu Raya 5 orang, Kabupaten Mempawah 3 orang, Kota Singkawang 1 orang, dan warga luar Kalbar 1 orang.
”Untuk yang di Pontianak, lima orang di antaranya kluster Rumah Sakit Soedarso. Yang bersangkutan di manajemen, bukan petugas di pelayanan pasien,” ujar Harisson.
Awalnya, ada satu orang demam, batuk, pilek, dan kehilangan penciuman. Namun, ia tidak melaporkan ke teman-temannya. Ia tetap beraktivitas sehingga pada suatu saat ia sesak napas dan dirawat. Setelah menjalani tes cepat molekuler (TCM) ternyata positif Covid-19.
”Yang bersangkutan jarang sekali memakai masker. Bahkan, terkesan meremehkan dan tidak menganggap Covid-19 sesuatu yang harus diwapadai sehingga tertular,” kata Harisson.
Setelah dilakukan pelacakan, ternyata ada empat orang anggota stafnya juga terkonfirmasi Covid-19. Lima orang tersebut kini dirawat di RSUD Soedarso Pontianak karena mereka mempunyai gejala demam, batuk, dan pilek.
Pelayanan RSUD Soedarso tetap berjalan seperti biasa sebab yang terkonfirmasi merupakan orang-orang dari manajemen dan tidak berhubungan langsung dengan pelayanan pasien.
Yang bersangkutan jarang sekali memakai masker. Bahkan, terkesan meremehkan dan tidak menganggap Covid-19 sesuatu yang harus diwapadai sehingga tertular.
Selain kluster Dr Suharso, dari hasil pelacakan, ditemukan satu orang lagi dari kluster lembaga sosial Munzalan. Satu orang itu tinggal di Pontianak. Kemudian ditemukan pula satu pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Bengkayang, juga terkonfirmasi Covid-19. Ia merupakan warga luar Kalbar, tetapi sedang bekerja di Bengkayang. Sekarang pekerja itu dirawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang.
Dengan demikian, secara kumulatif, hingga Kamis, total kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar 825 orang. Sebanyak 670 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan tujuh orang meninggal.
Peningkatan kasus konfirmasi di Kalbar sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Kalbar yang mewajibkan kabupaten/kota mengirimkan 200 sampel per minggu. Selain itu, tingginya temuan juga disebabkan masyarakat tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan. Masyarakat lengah.
Lemah
Kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan masih lemah. Di Pontianak, masih banyak warga yang enggan bermasker. Pantuan Kompas pada beberapa pekan terakhir, sangat jarang penjual makanan mengenakan masker. Kalaupun ada masker, tidak dipakai, hanya untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ada razia.
Warga juga ada yang terkesan tidak peduli dengan Covid-19. Mereka tak peduli, bahkan marah, jika ada orang yang berinisiatif mengingatkan mereka agar mengenakan masker. Padahal, razia masker oleh Satuan Polisi Pamong Praja Pontianak gencar dilakukan. Hingga kini, sudah ada puluhan orang yang diberi sanksi kerja sosial karena melanggar protokol kesehatan dan disanksi denda Rp 200.000 per orang.
Satu orang terkonfirmasi Covid-19 bahkan bersembunyi ketika hendak diisolasi. Harisson, menuturkan, seorang warga Pekalongan, Jawa Tengah, yang positif Covid-19 pada Rabu (16/9) menolak dikarantina. Ia merupakan salah satu penumpang penerbangan Jakarta-Pontianak pada 11 September yang datang bersama seorang rekannya. Dia terjaring saat Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar melaksanakan tes usap (swab) terhadap sejumlah penumpang yang baru tiba di Pontianak pada 11 September.
Setelah diketahui terkonfirmasi, Dinas Kesehatan Kota Pontianak menghubungi yang bersangkutan untuk diisolasi pada Rabu (16/9) siang, tetapi pendatang itu malah bersembunyi. Dinas Kesehatan Kota Pontianak bersama TNI-Polri mencari pendatang itu dan pada Kamis (17/9) pukul 10.00 dia ditemukan bersembunyi di ruko tempat ia bekerja.
”Setelah itu, dia dan seorang rekannya langsung diisolasi di rusunawa Pontianak. Kemudian, 16 pekerja lainnya warga Pontianak langsung menjalani tes usap,” kata Harisson.
Gubernur Kalbar Sutarmidji meminta, jika ada pihak yang mendatangkan pekerja dari luar Kalbar, harus dipastikan pekerjanya sehat. Jika ditemukan lagi kasus seperti warga Pekalongan tersebut, perusahaan yang mempekerjakan wajib bertanggung jawab.