Penularan Covid-19 merebak di asrama pekerja industri di kawasan Muka Kuning, Batam. Sebanyak 28 buruh dilaporkan positif mengidap penyakit tersebut dan belasan ribu lainnya rawan tertular.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Covid-19 merebak di dua lokasi asrama pekerja industri di kawasan Muka Kuning, Batam, Kepulauan Riau. Sebanyak 28 buruh dilaporkan positif terjangkit virus SARS-CoV-2. Pemerintah Kota Batam memperkirakan ada belasan ribu orang yang tinggal di dalam asrama tersebut.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Batam Rudi Sakyakirti, Kamis (17/9/2020), mengatakan, para buruh yang terpapar Covid-19 itu tinggal di asrama pekerja Kawasan Industri Batamindo dan Kawasan Industri Panbil. Diperkirakan ada belasan ribu buruh yang tinggal di dalam dua lokasi tersebut.
”Persoalannya di dormitori itu setiap kamar rata-rata berisi 16 orang. Kalau dikarantina menyeluruh, pengawasannya akan susah karena mereka jumlahnya banyak dan mobilitasnya tinggi,” kata Rudi.
General Manager Kawasan Industri Batamindo Mook Sooi Wah mengatakan, di Kawasan Industri Batamindo ada 9.000 buruh yang tinggal di asrama. Total penghuni yang positif Covid-19 sebanyak sembilan orang.
”Kami menyiapkan 18 unit gedung asrama untuk karantina pekerja. Setiap gedung mampu menampung 108 orang. Kami masih bisa menambah 12 gedung lagi untuk karantina jika nanti dibutuhkan,” ujar Mook.
Komisaris Utama Grup Panbil Johannes Kennedy Aritonang membenarkan, ada sejumlah buruh yang positif Covid-19 di asrama Panbil. Namun, ia tidak bersedia merinci jumlah buruh yang tinggal di asrama tersebut dan jumlah buruh yang terpapar Covid-19.
”Sedang dalam pemeriksaan tes usap untuk lebih memastikan perkembangan dan kondisinya. Di asrama ada cukup banyak pekerja, tetapi yang terpapar hanya pekerja dari beberapa blok asrama saja,” ucap Johannes melalui pesan Whatsapp.
Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi menambahkan, semua buruh yang positif Covid-19 saat ini dirawat di RS Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang. Adapun 153 buruh lain yang merupakan kontak dekat dengan pasien positif kini menjalani karantina di gedung asrama khusus yang disediakan.
Wakil Koordinator Himpunan Kawasan Industri Kepri Tjaw Hioeng mengatakan, protokol kesehatan sudah diterapkan secara ketat di setiap pabrik yang terdapat di dalam kawasan industri. Namun, maraknya penularan Covid-19 dari orang tanpa gejala membuat penyakit ini semakin sulit diantisipasi.
Anggota Komisi IV DPRD Batam, Tumbur Sihaloho, mengimbau gugus tugas dan pengelola kawasan industri supaya bekerja sama dengan serius untuk menangani penularan Covid-19 di asrama buruh tersebut. Ia tidak ingin penularan kluster buruh di Batam semakin tidak terkendali seperti yang telah terjadi di Singapura.
Kementerian Kesehatan Singapura mencatat, hingga 17 September, penularan di hunian pekerja menyumbang 54.271 kasus dari total 57.514 kasus positif Covid-19. Di negara itu terdapat 43 asrama pekerja migran dengan jumlah penghuni sebanyak 323.000 orang. Pemerintah Singapura telah menyelesaikan tes terhadap semua penghuni asrama pekerja itu pada 7 Agustus lalu.
”Bagaimana pemerintah (Batam) akan menangani para pasien kalau nanti yang terjangkit sampai ribuan orang? Kapasitas rumah sakit di Batam saja maksimal hanya mampu menampung 500 pasien,” kata Tumbur.
Bagaimana pemerintah (Batam) akan menangani para pasien kalau nanti yang terjangkit sampai ribuan orang? Kapasitas rumah sakit di Batam saja maksimal hanya mampu menampung 500 pasien.
Pemimpin Cabang Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Batam Suprapto mengatakan, pihaknya sudah memperingatkan para pengusaha sejak dua bulan lalu mengenai potensi meledaknya kluster penularan Covid-19 di asrama pekerja. Ia berharap pimpinan perusahaan di Batam selanjutnya dapat lebih serius memperhatikan kesehatan buruh.