Kualitas Komunikasi Strategis Membangun Reputasi Lembaga
Teknologi digital dan kualitas relasi antarpersonal memengaruhi kualitas komunikasi di era modern. Komunikasi pun menentukan reputasi suatu lembaga. Untuk itu, teknologi mesti dimanfaatkan mendukung komunikasi yang baik.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kualitas komunikasi menjadi unsur strategis membangun reputasi lembaga pemerintah dan swasta. Untuk itu, di era modern ini, teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk mendukung kualitas relasi antarpersonal dalam meningkatkan keberhasilan proses komunikasi.
Hal itu mengemuka dalam seminar nasional daring bertajuk ”Mengembangkan Potensi, Menghadirkan Reputasi: Kontribusi Ilmu Komunikasi untuk Indonesia di Era Digital” yang digelar dalam rangkaian Dies Natalis ke-22 FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Rabu (16/9/2020).
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed Purwokerto S Bekti Istiyanto, saat menjadi narasumber dalam seminar daring tersebut, mengemukakan, teknologi, sebagai sarana komunikasi, merupakan hasil karya manusia. Untuk itu, manusia yang menentukan bagaimana teknologi dimanfaatkan untuk kebaikan. Bukan justru manusia diperbudak teknologi.
”Di balik layar itu tetap manusia. Tergantung bagaimana kemudian seberapa kecakapan manusia untuk menggunakan, mengakses, dan memanfaatkan teknologi demi dirinya, lingkungan, serta masyarakat,” ucap Bekti.
Dekan FISIP Unsoed Purwokerto Jarot Santoso menyampaikan, salah satu pilar kualitas interaksi adalah reputasi. Kualitas hubungan di antara tiap-tiap pribadi, kelompok, termasuk kelembagaan, sangat ditentukan baik buruknya reputasi.
”Kalau kita punya reputasi baik, akan mudah dikenal masyarakat luas. Sehebat apa pun kapasitas kita, ketika dibicarakan masyarakat dengan nada minor atau negatif, bahkan cenderung tendensius, jangankan karya kita dipercaya, gagasan mungkin tidak didengar,” kata Jarot.
Untuk itu, menurut Jarot, komunikasi publik sangat penting sebagai upaya mengomunikasikan reputasi sebuah lembaga. Untuk melakukannya, perlu strategi komunikasi cerdas dalam mengeksplorasi potensi, lalu dielaborasi, dan dinarasikan melalui media yang tepat.
Dalam komunikasi publik, humas memiliki peran sentral bagi sebuah lembaga. Terkait hal ini, Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Nada Marsudi, yang juga menjadi narasumber, menyampaikan, di era modern, kemampuan komunikasi digital mendukung kinerja seorang pelaku humas menjadi lebih dinamis.
Seorang pelaku humas, lanjut Nada, juga dapat memanfaatkan ragam media komunikasi, termasuk media sosial, menggunakan bahasa ”gaul” yang ramah serta membuat konten informasi menarik.
Kemampuan komunikasi digital mendukung kinerja seorang pelaku humas menjadi lebih dinamis.
Humas pemerintah
Sementara mengenai peran kehumasan lembaga pemerintah, Nada mengatakan, terdapat tiga paradigma baru. Pertama, menjadi bagian pemutus keputusan dan pemberi saran kepada pimpinan kementerian atau lembaga; yang kedua, berada pada posisi strategis; dan ketiga, selalu sadar, cepat tanggap, sensitif pada perkembangan konten media, teknologi digital, serta teknologi informasi.
Menurut Nada, humas dituntut menghadapi banyak pihak, mulai dari wartawan hingga masyarakat luas. ”Jangan lari. Kalau belum tahu informasinya, kita bisa mengemukakan dengan ’Oke. nanti saya akan klarifikasi kemudian’,” ucapnya.
Nada menambahkan, Presiden Joko Widodo, dalam arahannya kepada humas di kementerian/lembaga dan BUMN pada 2016, meminta supaya humas mudah dicari masyarakat agar informasi kebijakan ataupun pemerintah cepat tersosialisasikan kepada masyarakat.
”Pak Jokowi berpesan cuma lima. Pertama, sebagai insan humas, harus aktif berkomunikasi kepada rakyat. Itu yang saya ingat sekali. Kemudian, di kementerian/lembaga/institusi harus punya agenda setting. Selain itu, penjelasan harus dilakukan secara terbuka, kemudian dorong keterlibatan publik, dan jangan ego sektoral,” kata Nada.
Asesor Uji Kompetensi Wartawan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) dan Konsultan Komunikasi Aat Surya Syafaat, dalam seminar daring ini, menambahkan, peran jejaring juga penting dalam membangun reputasi. Menurut dia, seseorang ataupun lembaga dengan reputasi baik umumnya punya jejaring luas.