Lagi, Seorang Pasien Covid-19 di Kalimantan Barat Meninggal
Kasus kematian akibat Covid-19 di Kalimantan Barat kembali bertambah. Seorang pasien Covid-19 berusia 42 tahun di Kota Pontianak meninggal dunia baru-baru ini. Total ada tujuh kasus meninggal di Kalbar.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Tim gabungan memberikan edukasi kepada masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan. Edukasi itu dilakukan di Taman Digulis Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (6/9/2020).
PONTIANAK, KOMPAS — Kasus kematian akibat Covid-19 di Kalimantan Barat kembali bertambah. Seorang pasien Covid-19 berusia 42 tahun di Kota Pontianak meninggal dunia baru-baru ini. Dengan demikian, secara kumulatif ada tujuh pasien Covid-19 meninggal di Kalbar.
Satu pasien meninggal itu merupakan satu dari dua pasien yang dirawat di Pontianak. Pasien tersebut masuk ke rumah sakit Senin (14/9/2020) pukul 06.30. Kemudian pada pukul 18.50 pasien meninggal dunia. Seminggu sebelum masuk rumah sakit, pasien demam, batuk dan sesak napas. Pasien yang meninggal itu tertular dari transmisi lokal.
”Saat masuk di rumah sakit, ia menjalani tes cepat (rapid test), hasilnya reaktif. Kemudian, pihak rumah sakit melakukan tes usap (swab) dengan tes cepat molekuler (TCM) dan hasilnya positif Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson
Selain tambahan pasien meninggal, kata Harisson, Selasa (15/9/2020), ada empat kasus konfirmasi baru. Kasus tesebut tersebar di Kota Pontianak 2 orang, 1 orang di Kota Singkawang, dan 1 orang di Kabupaten Bengkayang.
Sebanyak dua kasus di Pontianak itu dirawat di RSUD Soedarso Pontianak. Pasien yang di Singkawang dirawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang dan yang di Bengkayang merupakan aparatur sipil negara (ASN) Bea dan Cukai di Jagoi Babang, perbatasan Indonesia-Malaysia. ASN Bea dan Cukai di Jagoi Babang tersebut tertular pada saat perjalanan ke Surabaya, Jawa Timur.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Warga yang terjaring razia masker menjalani tes usap (swab) di Taman Digulis Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (6/9/2020).
Harisson mengingatkan masyarakat jangan sekali-kali meremahkan kasus Covid-19. Apalagi, kasus kematian akibat Covid-19 di Kalbar beranjak naik. ”Apalagi, kalau kita lihat, pasien yang meninggal ini orang muda baru 42 tahun. Covid-19 dapat berakibat fatal,” ujarnya.
Dengan demikian, secara kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar hingga Selasa (15/9/2020) berjumlah 784 orang. Sebanyak 655 orang di antaranya sembuh dan tujuh orang meninggal dunia.
Dalam kesempatan itu juga Harisson merevisi informasi terkait kasus salah satu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak pada Minggu (13/9/2020) yang sebelumnya diduga tertular saat kuliah tatap muka atau saat konsultasi dengan mahasiwa. Terkait itu, Harisson merevisi bahwa dosen kemungkinan tertular saat di luar kampus. Sebab, kampus belum belajar tatap muka.
Pengiriman sampel
Sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 110 Tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan, kabupaten/kota wajib mengirim sampel tes usap 200 sampel per minggu ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar untuk diperiksa. Namun, ternyata masih ada kabupaten/kota yang minim mengirim sampel.
Minggu kedua September kabupaten/kota yang termasuk banyak mengirimkan sampel adalah Kota Pontianak 588 sampel, Kabupaten Mempawah 390 sampel, Kubu Raya 312 sampel, dan Kabupaten Bengkayang 181 sampel. Sintang memeriksa sendiri dengan mobile PCR. Sebanyak 567 sampel sudah diperiksa di Sintang minggu kedua September.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Warga yang terjaring razia masker menjalani tes usap (swab) di Taman Digulis Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (6/9/2020).
Sementara itu, kabupaten/kota yang paling sedikit tes atau mengirim sampel, yakni Kabupaten Sanggau 4 sampel, Kabupaten Kayong Utara 23 sampel, Kabupaten Ketapang 54 sampel, dan Melawi 66 sampel. Kabupaten Sekadau 74 sampel, Kabupaten Sambas 83 sampel.
Harisson menilai, rendahnya pengiriman sampel di sejumlah kabupaten karena Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di kabupaten tersebut lemah. Dinas Kesehatannya juga dinilai malas melakukan tes dan pengendalian Covid-19.
Hal senada dikemukakan Gubernur Kalbar Sutarmidji. Menurut Sutarmidji, masih rendahnya pengiriman jumlah sampel dari beberapa kabupaten/kota karena Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota tersebut kurang peduli atau bisa juga karena ketua Gugus Tugas di daerah itu tidak paham cara pencegahan Covid-19.