Dari 860 ranjang ICU di Jawa Timur, alat bantu pernapasan yang tersedia untuk pasien Covid-19 saat ini 220 unit atau 25,6 persen. Idealnya setiap pembaringan dilengkapi ventilator.
Oleh
IQBAL BASYARI/ AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Perbandingan antara jumlah tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) dan ventilator di Jawa Timur belum ideal. Dari 860 ranjang ICU di Jatim, alat bantu pernapasan yang tersedia untuk pasien Covid-19 saat ini 220 unit atau 25,6 persen. Yang ideal, setiap pembaringan dilengkapi ventilator.
Situasi yang belum ideal itu menjadi masalah ketika ICU penuh pasien Covid-19. Di sisi lain, jumlah kasus dan pasien baru yang memerlukan penanganan di ICU terus ada. Ketika ICU penuh dan ventilator terpakai semua, pasien dalam kondisi buruk tidak bisa dirujuk.
Namun, berdasarkan situasi terkini, menurut laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/ yang dikelola Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, alat bantu pernapasan yang digunakan sampai dengan Selasa (15/9/2020) sebanyak 115 unit. Dengan demikian, menurut laman ini, masih tersedia 105 ventilator di rumah sakit rujukan.
Sebagian rumah sakit mendapatkan bantuan ventilator dari Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim, tetapi masih ada yang belum bisa membeli secara mandiri karena harganya cukup tinggi. (Dodo Anondo)
Di Jatim terdapat 100 rumah sakit rujukan penanganan pasien Covid-19. Rujukan yang memiliki ventilator 55 rumah sakit. Namun, sebaran terbanyak alat bantu pernapasan ini berada di Surabaya. Di ibu kota Jatim ini tersedia 84 ventilator atau 38 persen dari seluruh mesin penyambung hidup pasien di provinsi ini. Yang terbanyak ialah Rumah Sakit Universitas Airlangga (27 unit) lalu Rumah Sakit Angkatan Laut Dr Ramelan (11 unit) dan RS Husada Utama (10 unit).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, ada 21 rujukan yang 15 di antaranya memiliki ventilator. Surabaya masih menjadi wilayah paling parah terpapar wabah Covid-19 meski risiko penularannya tidak lagi tinggi. Status sementara saat ini adalah risiko penularan sedang yang ditandai dengan warna oranye atau jingga.
”Kami memberikan bantuan ventilator ke sejumlah rumah sakit agar mampu menangani pasien dengan kondisi berat yang membutuhkannya,” ujar Febria.
Sejumlah rumah sakit di Surabaya yang mendapat bantuan ventilator adalah RS Ewa Pangalila, RSIA Graha Medika, RS Muji Rahayu, RSI Jemursari, Rumkital dr Ramelan, RSI A Yani, RSI Darusifa, RS Wiyung Sejahtera, dan RS Brawijaya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa baru saja memberikan bantuan enam alat bantu pernapasan bagi tiga rumah sakit terkemuka di Pulau Madura. Bantuan ventilator bertujuan agar penanganan pasien Covid-19 dari ”Pulau Garam” ini tidak selalu harus dirujuk ke Surabaya atau Sidoarjo yang terdekat.
Ketiga fasilitas kesehatan yang menerima bantuan ventilator ialah RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan, RSUD Sampang, dan RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep. Kabupaten Pamekasan tidak mengajukan permohonan bantuan ventilator. Di kabupaten ini sudah ada lima alat bantu pernapasan di beberapa rumah sakit.
”Ini bantuan dari Kementerian Kesehatan dan ketika datang segera didistribusikan ke kabupaten/kota yang membutuhkan,” ujar Khofifah.
Menambah kapasitas
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim Dodo Anondo mengatakan, rumah sakit telah menambah kapasitas untuk isolasi pasien Covid-19 hingga 20 persen. Bahkan, ketika April-Mei 2020 saat ruangan penuh, ada rumah sakit yang mengalihkan ruang ICU pasien umum untuk perawatan pasien Covid-19.
”Bahkan, ada yang mengalihkan ventilator untuk pasien umum yang sekarang dijadikan untuk perawatan pasien Covid-19,” kata Dodo.
Menurut Dodo, jumlah ventilator di Jatim masih belum mencukupi. Idealnya setiap tempat tidur di ruang ICU memiliki satu ventilator. Namun, saat ini, masih banyak tempat tidur di ruang ICU yang tidak ada fasilitas ventilatornya.
”Sebagian rumah sakit mendapatkan bantuan ventilator dari Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim, tetapi masih ada yang belum bisa membeli secara mandiri karena harganya cukup tinggi,” ucap Dodo.
Dodo mengatakan, ventilator menjadi pilihan terakhir apabila kondisi pasien terus mengalami perburukan. Oleh karena itu, pencegahan melalui 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan perlu dibiasakan agar tidak tertular Covid-19. Deteksi dini juga sangat penting agar pasien yang sudah terkonfirmasi positif bisa segera mendapatkan pertolongan.