Kasus Aktif di Kaltim Menurun, Tetapi Masih Minim Tes
Selain bermunculan kluster keluarga, penularan di kantor pemerintahan juga masih terjadi di Kaltim.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS – Kasus aktif (pasien dirawat maupun isolasi mandiri) Covid-19 di Kalimantan Timur mulai menunjukkan penurunan. Namun, angka itu dinilai belum menggambarkan kondisi sesungguhnya mengingat jumlah tes belum sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mencatat, pada Selasa (15/9/2020), jumlah kasus aktif sebanyak 1.999 di 10 kabupaten dan kota. Angka itu menurun dibandingkan kasus aktif tertinggi pada 5 September, sebanyak 2.366 kasus.
Selama 194 hari sejak kemunculan kasus pertama, Kaltim sudah melakukan tes sebanyak 28.804 tes. Jika dirata-rata, Kaltim baru melakukan tes sekitar 1.100 tes dalam seminggu. WHO menganjurkan untuk melakukan tes 1 orang per 1.000 penduduk per pekan untuk mengetahui skala penularan sesungguhnya di masyarakat. Dengan jumlah penduduk sekitar 3,7 juta, idealnya Kaltim melakukan tes kepada 3.700 penduduk setiap pekan.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kaltim, Andi M Ishak, mengatakan, Pemprov Kaltim berupaya melakukan pelacakan kasus dan menemukan kasus baru sebanyak-banyaknya dan secepat mungkin. Sebab, penularan lokal masih terus terjadi dan klaster keluarga masih terus bermunculan.
“Selain pelacakan kasus yang cepat, kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan secepatnya anggota keluarga jika memiliki gejala. Sebab, banyak kasus meninggal yang dibawa ke rumah sakit dengan kondisi yang sangat berat,” kata Andi dihubungi dari Balikpapan, Selasa (15/9/2020).
Persebaran kasus yang sudah terdeteksi terlihat dari incidence rate (rata-rata jumlah kasus baru) Kaltim yang saat ini ada di angka 136. Artinya, terdapat 136 penduduk yang terjangkit Covid-19 dari 100.000 penduduk. Meski menurun dibandingkan lima hari sebelumnya, angka itu masih tergolong tinggi.
Selain bermunculan kluster keluarga, penularan di kantor pemerintahan juga masih terjadi di Kaltim. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kaltim M Syafranuddin mengatakan, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Padilah Mante Runa, dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
“Ya, beliau positif Covid-19. Semua yang berkantor di Dinkes Kaltim dites,” kata Syafranuddin ketika dihubungi.
Melebihi kapasitas
Sementara itu, di Balikpapan, angka kasus positif Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat meningkat. Hal itu membuat jumlah pasien yang butuh perawatan di rumah sakit melebihi kapasitas tempat tidur yang tersedia.
Dari 306 tempat tidur di 8 rumah sakit rujukan Covid-19 di Balikpapan, semuanya sudah terisi penuh. Adapun pasien yang membutuhkan perawatan berjumlah 319 pasien. Akhirnya, terdapat 13 pasien yang masih dirawat di unit gawat darurat khusus Covid-19 di rumah sakit.
"Sebagai tindak lanjut, besok kami akan mengumpulkan seluruh perwakilan rumah sakit dan pengelola fasilitas kesehatan di Balikpapan untuk membahas daya tampung ini. Termasuk juga membahas tentang penyediaan layanan bersalin bagi perempuan hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19," ujar Kepala
Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Ike Anggraeni, mengatakan, penyediaan fasilitas kesehatan khusus Covid-19 perlu diantisipasi sebelum kasus baru bermunculan. Ketika fasilitas kesehatan memadai, pelacakan kasus yang cepat bisa dilakukan masksimal untuk memutus rantai penularan di masyarakat.
Ia mengatakan, pelacakan sudah memadai jika setidaknya 80 persen orang yang berkontak dengan pasien terkonfirmasi positif bisa dilacak dalam 72 jam. Hal itu memperkecil potensi penularan Covid-19 di masyarakat dengan sesegera mungkin mengisolasi orang yang positif Covid-19 meski tanpa gejala.
“Pelacakan kontak erat sangat perlu ditingkatkan untuk memutus rantai penyebaran. Kontak erat adalah mereka yang berinteraksi tatap muka setidaknya 15 menit atau dengan sentuhan fisik,” ujar Ike.