Polisi Ringkus Terduga Penusuk Syekh Ali Jaber Saat Ceramah di Lampung
Syekh Ali Jaber, seorang ulama, menjadi korban penusukan saat sedang menjadi pembicara dalam acara keagamaan, Minggu (13/9/2020) di Lampung. Polisi telah menangkap terduga pelaku penusukan tersebut.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Syekh Ali Jaber, seorang ulama, menjadi korban penusukan saat sedang menjadi pembicara dalam acara keagamaan di Bandar Lampung, Lampung, Minggu (13/9/2020). Beberapa waktu berselang, polisi meringkus AA (26), pelaku penusukan, dan masih mendalami motif aksinya itu.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad menuturkan, insiden itu terjadi sekitar pukul 17.00 saat korban sedang menyampaikan ceramah di Masjid Falahuddin, Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung.
”Ustaz Syekh Ali Jaber baru sekitar 15 menit menyampaikan ceramahnya dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berfoto dengan beliau. Tiba-tiba, seorang laki-laki mendekat dan mengeluarkan senjata tajam,” kata Pandra saat dikonfirmasi melalui telepon, Minggu malam.
Menurut Pandra, Syekh Ali Jaber sempat curiga dan menangkis serangan pelaku. Korban mengalami luka tusuk di bagian bahu sebelah kanan. Setelah kejadian, korban langsung dievakuasi di puskesmas terdekat. Saat ini, Syekh Ali Jaber dalam kondisi baik setelah mendapat perawatan tim medis.
Polisi juga telah meringkus AA, pelaku penusukan yang merupakan warga Kelurahan Sukajawa, Tanjung Karang Barat. Saat ini, polisi masih mendalami motif pelaku melakukan penusukan tersebut. Insiden penusukan itu diduga merupakan tindak kriminalitas umum.
Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti berupa satu bilah pisau yang digunakan AA untuk menusuk Syekh Ali Jaber.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung KH Khairuddin Tahmid menuturkan, insiden itu mencederai rasa aman para ulama yang sedang memberikan ceramah keagamaan pada masyarakat. Dia meminta polisi mengusut tuntas motif pelaku melakukan penusukan.
Apalagi, selama ini Lampung dinilai sebagai daerah yang cukup aman. Masyarakat Lampung yang heterogen juga selalu mendukung berbagai kegiatan keagamaan ataupun kegiatan lintas agama hingga berjalan lancar. Dia berharap aparat dapat memperketat pengawasan agar insiden serupa tidak terjadi lagi.