Kluster Keluarga Kembali Picu Penambahan Kasus Covid-19 di Karawang
Penularan Covid-19 pada lingkungan keluarga picu penambahan kasus di Karawang, Jawa Barat. Anggota keluarga yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan berisiko menularkan kepada anggota lainnya.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Penularan Covid-19 di lingkungan keluarga memicu penambahan kasus di Karawang, Jawa Barat. Anggota keluarga yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan berisiko menularkannya kepada anggota keluarga lainnya.
Hingga Sabtu (12/9/2020) pukul 17.00, total kasus Covid-19 di Karawang mencapai 420 orang. Ada 158 orang masih dirawat, 248 orang sembuh, dan 14 orang meninggal. Dalam seminggu terakhir, kasus baru bertambah 106 orang. Kluster kawasan industri dan lingkungan keluarga masih mendominasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Karawang Yayuk Sri Rahayu menyampaikan, lingkungan keluarga masih menjadi kluster penyebaran Covid-19 di Karawang. Kasus terbaru muncul pada sebuah keluarga di Kecamatan Karawang Barat.
Sebanyak 158 tempat tidur sudah terisi dari kapasitas 218 unit di lima rumah sakit rujukan. Jumlah ventilator di Karawang hanya 11 unit.
Berawal dari demam dan flu, salah satu warga berobat di puskesmas dan dirujuk tes usap tenggorokan. Hasilnya, ia positif Covid-19. Dari hasil pelacakan kontak erat awal, istri, ibu, dan adiknya juga terpapar Covid-19. Selanjutnya, kedua adiknya dan anak pasien pertama juga positif.
Totalnya menjadi tujuh orang dalam satu keluarga. Tidak semua menunjukkan gejala khusus. Pasien pertama diketahui bekerja di Cikarang, Bekasi. Setiap hari melakukan perjalanan pulang-pergi antara Karawang dan Bekasi.
Menurut Yayuk, penularan dalam keluarga cepat terjadi karena beberapa hal, salah satunya dipicu oleh jumlah penghuni dalam satu rumah yang begitu padat. Interaksi antaranggota pun terbatas sehingga susah menjaga jarak.
Kluster penularan dalam lingkungan keluarga sudah terjadi beberapa kali. Kemunculannya bersamaan dengan kluster besar lainnya. Awal Juli 2020, kluster penularan Covid-19 pernah muncul dari sanggar senam di Cikampek, Karawang.
Ada delapan orang yang terkonfirmasi, mulai dari pelatih, peserta, keluarga peserta, hingga pengemudi ojek daring. Kasus ini berawal dari beberapa orang dalam kluster ini pernah menjenguk saudaranya yang sakit di Jakarta dan kerap kali melakukan perjalanan lintas wilayah ke Bekasi.
Akhir Juli 2020, lonjakan sebanyak 21 orang terkonfirmasi positif Covid-19 terjadi di kelompok masyarakat Kecamatan Telukjambe Timur. Penyebaran bermula dari sebagian warga yang bepergian ke Surabaya, Jawa Timur. Selain mereka, tetangga dan anggota keluarga juga tertular karena pernah kontak langsung di lingkungan rumah yang padat.
Dari hasil pelacakan kontak erat di kawasan industri, didapati pula sejumlah keluarga karyawan turut terpapar Covid-19. Petugas melacak kontak erat pasien di lingkungan keluarga, tempat tinggal, dan tempat kerja. Penularan rentan terjadi pada tempat tinggal yang padat. Beberapa bulan lalu, penularan di kawasan industri Bekasi dan Karawang, diduga dari interaksi karyawan selepas pulang kerja karena tinggal di indekos yang sama.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Karawang, Fitra Hergyana, menambahkan, jumlah pasien rawat yang kian hari terus bertambah membuat sejumlah rumah sakit mulai kewalahan. Ketersediaan tempat tidur juga semakin sedikit.
Saat ini, sebanyak 158 tempat tidur sudah terisi dari kapasitas 218 unit di lima rumah sakit rujukan, yakni RSUD Karawang, RS Paru Karawang, RS Hermina, RS Lira Medika, dan RS Primaya. Jumlah ventilator di Karawang hanya 11 unit. Adapun kapasitas alat pengujian tes usap di Karawang mencapai 136 sampel per hari.
Pengawasan dan operasi masker tetap dilakukan tim gugus tugas di beberapa titik yang berpotensi terjadi kerumunan. ”Kami harap agar masyarakat kembali lagi seperti awal adanya virus korona. Patuh dan taat. Sekarang seperti cuek sekali. Padahal, angka pasien tiap hari bertambah banyak,” ujar Fitra.