RSUD Blambangan Banyuwangi menutup layanan di Instalasi Bedah Sentral. Hal ini dilakukan setelah empat perawat di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, menutup layanan di Instalasi Bedah Sentral, Jumat (11/9/2020). Hal ini dilakukan setelah empat karyawan di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Penutupan layanan dilakukan sementara selama lima hari ke depan atau hingga 16 September 2020. Selama penutupan, rumah sakit akan melakukan sterilisasi sejumlah ruangan dengan penyemprotan disinfektan.
”Sementara kami menutup layanan Instalasi Bedah Sentral sehingga tidak akan ada tindakan operasi di RSUD Blambangan hingga 16 September,” kata Direktur RSUD Blambangan dr Indah Sri Lestari di Banyuwangi, Jumat.
Indah mengatakan, pihaknya sudah melaporkan hal ini ke Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Laporan yang sama disampaikan ke BPJS Kesehatan agar tidak ada rujukan pasien gawat darurat yang dialamatkan ke RSUD Blambangan.
Penutupan layanan tersebut dilakukan karena dari empat karyawannya yang terkonfirmasi positif, salah seorang di antaranya perawat yang bertugas di ruang Instalasi Bedah Sentral. Indah mengaku belum mengetahui pasti bagaimana perawat itu terinfeksi.
”Kami saat ini sedang menelusuri siapa saja yang berkontak erat dengan perawat kami. Namun, dapat dipastikan perawat tersebut tidak tertular dari pasien karena yang bersangkutan tidak menangani pasien Covid-19,” tuturnya.
RSUD Blambangan baru mengetahui ada karyawannya yang terkonfirmasi positif setelah melakukan uji usap kepada sejumlah karyawannya. Sebelumnya, RSUD Blambangan melakukan satu kali tes cepat terhadap semua karyawannya pada Maret.
Indah mengatakan, uji usap hanya dilakukan kepada karyawan yang menunjukkan gejala. Sementara karyawan yang tidak bergejala hanya diminta kembali mengikuti tes cepat.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan, dari empat orang itu, tiga orang adalah perawat dan seorang lagi sopir ambulans.
”Kami belum dapat memastikan di mana mereka tertular. Saat bertugas, mereka menggunakan alat pelindung diri level 3. Bisa jadi penularan terjadi di rumah sakit saat beristirahat. Saat makan, pasti masker dan hazmat dilepas,” tuturnya.
Hingga Jumat sore, kasus positif Covid-19 di Banyuwangi 974 kasus. Dalam 10 hari terakhir, dinkes setempat melihat ada peningkatan yang signifikan. Di luar kluster pesantren, pada Kamis (10/9/2020), terdapat penambahan 45 kasus dalam sehari.
”Pemkab Banyuwangi akan kembali melakukan pengetatan. Bupati sedang menyusun surat edaran untuk menetapkan langkahnya. Salah satunya, pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan, warung makan, dan sebagainya,” tutur Widji.