Covid-19 di Kepulauan Nias Meningkat, Penanganan Diminta Terintegrasi
Penularan Covid-19 di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, kini semakin luas. Hingga Jumat (11/9/2020), Covid-19 sudah menyebar di empat kabupaten dan satu kota di kepulauan itu dengan 93 kasus positif.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penularan Covid-19 di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, kini semakin luas. Hingga Jumat (11/9/2020), Covid-19 sudah menyebar di empat kabupaten dan satu kota di kepulauan itu dengan 93 kasus positif, sebelumnya bertahan sebagai zona hijau selama beberapa bulan. Pemerintah menyiapkan penanganan yang terintegrasi agar bisa memutus rantai penularan lebih cepat.
Sekretaris Provinsi Sumut Sabrina mengatakan, penanganan Covid-19 di Kepulauan Nias menjadi perhatian mereka saat ini. ”Kami sudah berkunjung ke Nias dan membicarakannya dengan lima sekretaris daerah di kawasan itu. Penanganan Covid-19 di kawasan harus dilakukan terintegrasi,” kata Sabrina.
Kasus positif Covid-19 di kepulauan yang berada di pesisir barat Sumut itu pertama kali ditemukan dari seseorang yang pulang kampung dari Manado, Sulawesi Utara, pada bulan Juni. Penularan bisa langsung diputus sebelum meluas. Namun, kasus positif Covid-19 kini kembali ditemukan dan terus meningkat.
Kasus paling banyak terdapat di Kota Gunungsitoli dengan 71 kasus positif, Nias Utara 11 kasus, Nias 4 kasus, Nias Barat 4 kasus, dan Nias Selatan 3 kasus. Di Gunungsitoli juga terdapat empat pasien Covid-19 yang meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, penanganan di Nias akan dilakukan dengan melakukan penelusuran kontak terhadap semua kasus positif. Penapisan massal juga akan dilakukan di daerah dengan risiko penularan yang tinggi. ”Dan yang paling penting adalah pencegahan penularan dengan penerapan protokol Covid-19,” katanya.
Alwi mengatakan, pihaknya akan membentuk tim yang beranggotakan perwakilan dari Pemprov Sumut, pemerintah kabupaten/kota, TNI, dan Polri di Kepulauan Nias. Pembentukan tim diharapkan bisa membuat penanganan menjadi lebih terintegrasi di empat kabupaten dan satu kota di kepulauan tersebut.
Tim itu juga diharapkan bisa melakukan sosialisasi dan pengawasan penerapan protokol kesehatan lebih ketat. Sebagai wilayah kepulauan, pengawasan akan dilakukan juga di pintu masuk bandara dan pelabuhan.
Dokter meninggal
Menurut data GTPP Covid-19 Sumut, kasus positif Covid-19 masih terus bertambah di Sumut dan mencapai 8.110 kasus positif. Sebanyak 4.884 di antaranya sembuh dan 346 orang meninggal.
Korban meninggal dari tenaga medis pun kini bertambah dengan meninggalnya dr Ifan Eka Syahputra SpA. ”Kini, sudah 12 dokter meninggal di Medan. Dokter Irfan merupakan dokter spesialis anak yang berpraktik di tiga rumah sakit di Medan,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kota Medan Wijaya Juwarna.
Kini, sudah 12 dokter meninggal di Medan.
Wijaya mengatakan, penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit di Medan harus diperbaiki agar tidak semakin banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Salah satu yang paling mendesak, menurut dia, adalah dengan memisahkan mana rumah sakit yang menangani Covid-19 dan mana yang tidak.
Menurut Wijaya, penanganan bisa dilakukan di satu rumah sakit jika dipisahkan di gedung yang berbeda. Jika penanganan dilakukan dalam satu gedung, risiko penularan akan sangat tinggi, terutama pada saat ini dengan kasus Covid-19 semakin tinggi dan risiko penularan yang terus meningkat.