Keterisian RS di Bodebek Meningkat, Pasien Bisa Dirujuk ke Luar Daerah
Kasus Covid-19 di Jawa Barat, terutama di kawasan Bodebek, meningkat dalam dua pekan terakhir. Untuk mengantisipasi peningkatan keterisian rumah sakit, pasien memungkinkan dirujuk ke fasilitas kesehatan di luar daerah.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Jawa Barat, terutama di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi atau Bodebek, meningkat dalam dua pekan terakhir. Untuk mengantisipasi peningkatan keterisian rumah sakit di kawasan itu, pasien memungkinkan dirujuk ke fasilitas kesehatan di luar daerahnya.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jabar Marion Siagian mengatakan, rata-rata penambahan kasus dalam dua minggu terakhir mencapai 228 kasus per hari. Imbasnya, keterisian ruang isolasi di rumah sakit meningkat menjadi 44,33 persen.
Berdasarkan catatan Kompas, okupansi ruang isolasi rumah sakit di Jabar pada awal Agustus lalu masih di bawah 30 persen. Jabar memiliki 4.094 tempat tidur di rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19.
”Masih di bawah standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), di bawah 60 persen. Namun, yang harus diwaspadai penumpukan pasien di Bodebek,” ujarnya di Gedung Sate, Jumat (11/9/2020).
Marion mencontohkan, tingkat keterisian ruang isolasi di rumah sakit di Kota Depok sudah mencapai 73,8 persen dan Kota Bekasi 67 persen. Sementara di Kabupaten Bekasi 55 persen, Kabupaten Bogor 52 persen, dan Kota Bogor 49 persen.
Sejumlah strategi disiapkan untuk menghadapi lonjakan pasien yang dirawat di rumah sakit. Apalagi, tidak menutup kemungkinan pasien Covid-19 asal DKI Jakarta juga dirawat di rumah sakit di Bodebek.
Rata-rata penambahan kasus dalam dua minggu terakhir di Jabar mencapai 228 kasus per hari. Imbasnya, keterisian ruang isolasi di rumah sakit meningkat menjadi 44,33 persen.
Oleh karena itu, ruang rawat umum di rumah sakit akan dialihkan untuk ruang perawatan pasien Covid-19. ”Kami juga akan melakukan rujukan pasien antarkabupaten/kota,” ujarnya.
Marion menuturkan, koordinasi sudah dilakukan dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Banten. Mereka membahas opsi rujukan pasien antarprovinsi sehingga pasien Covid-19 dapat ditangani dengan cepat. ”Agar tidak ada permasalahan dalam akses ke rumah sakit karena tingkat keterisian rumah sakit di DKI Jakarta cukup padat,” ujarnya.
Marion menambahkan, Jabar juga mempunyai pusat isolasi non-rumah sakit untuk pasien Covid-19 tanpa gejala. Jumlahnya mencapai 998 tempat tidur.
”Selain itu masih ada gedung BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Jabar berkapasitas 190 tempat tidur dan dapat ditingkatkan menjadi 600 tempat tidur,” ucapnya.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, sejauh ini belum ditentukan langkah terkait rencana penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total di DKI Jakarta. Selama ini, kebijakan pembatasan sosial di kawasan Bodebek selalu diselaraskan dengan DKI Jakarta.
”Jabar akan seperti apa? Ini masih dalam pembahasan. Banyak aspek yang harus diperhatikan dalam penerapan PSBB total ini. Yang jelas harus fokus kesehatan, tetapi ekonomi tetap berjalan,” ujarnya.