Kasus Positif Terus Melonjak di Cirebon, Ventilator Hanya untuk 13 Pasien
Ruangan isolasi yang dilengkapi ventilator di Cirebon hanya tersedia 13 tempat tidur. Padahal kasus positif Covid-19 terus melonjak.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Di tengah lonjakan kasus yang terus terjadi, ruangan isolasi dengan ventilator di Kabupaten Cirebon hanya cukup untuk 13 pasien. Namun, dinas kesehatan setempat menilai ruangan tersebut cukup karena sebagian besar pasien merupakan orang tanpa gejala.
Untuk menangani pasien Covid-19, Pemkab Cirebon menyiapkan 146 tempat tidur yang tersebar di 11 rumah sakit. Sebanyak 13 tempat tidur di antaranya dilengkapi ventilator, alat yang dibutuhkan jika kondisi pasien memburuk.
”Dari 13 tempat tidur, dua di antaranya sudah terisi,” ucap Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni, Jumat (11/9/2020). Adapun ruangan isolasi tanpa ventilator yang berkapasitas 133 tempat tidur saat ini diisi 63 pasien.
Eni mengakui, jumlah pasien bisa bertambah karena lonjakan kasus Covid-19. Hingga Jumat siang, tercatat 49 kasus positif baru sehingga total ada 476 orang di Cirebon terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 22 orang di antaranya meninggal dunia dan 130 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Cirebon menjadi daerah dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Jabar bagian timur. Begitupun dengan jumlah tes usap tenggorokan di Cirebon yang mencapai 19.586 orang.
(Ruangan isolasi) Enggak pernah penuh. Banyak yang OTG (orang tanpa gejala).
Meskipun kasus positif terus ditemukan, Eni mengatakan, ruangan isolasi, termasuk yang dilengkapi ventilator cukup untuk pasien. ”(Ruangan isolasi) enggak pernah penuh. Banyak yang OTG (orang tanpa gejala). Ada juga yang dirawat di rumah sakit di Kota Cirebon,” katanya.
Dari 476 kasus positif, 333 orang di antaranya merupakan OTG sehingga dapat menjalani isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan petugas puskesmas setempat. Dalam beberapa kasus, OTG tetap menjalani perawatan di rumah sakit jika tempat tinggalnya tidak memungkinkan.
Pihaknya juga akan menambah ruangan isolasi dari 146 unit menjadi 198 tempat tidur. Namun, penambahan itu tidak termasuk ruangan isolasi yang dilengkapi ventilator.
Direktur RS Paru Sidawangi Lucya Agung Susilawati mengatakan, pihaknya menyiapkan ruangan isolasi berkapasitas 18 tempat tidur. Namun, ruangan itu hanya bisa menampung 10 pasien karena minimnya Hepa (high efficiency particulate air) filter.
Pihaknya sedang menyiapkan ruangan bertekanan negatif dengan kapasitas 8 tempat tidur. Untuk perawatan pasien dengan kondisi buruk, pihaknya menyiapkan 5 ventilator. ”Ruangan isolasi selalu penuh. Selalu ada rujukan pasien,” ucapnya.
Itu sebabnya Lucya mengimbau masyarakat mencegah penyebaran Covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan atau membatasi keluar rumah jika tidak ada hal mendesak. ”Seandainya bisa melihat wujud virus ini, kita pasti tidak ingin ke luar rumah,” ungkapnya.
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, Catur Setiya Sulistiyana, mengatakan, pemda harus mengoptimalkan seluruh fasilitas kesehatan untuk menangani pasien Covid-19. ”Peningkatan tes berdampak pada lonjakan kasus Covid-19. Ini lebih baik untuk penanganan kasus berikutnya,” ujarnya.