Uji Covid-19 di Sulsel akan dilakukan lebih masif sebagai bentuk penanganan pandemi.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus memasifkan uji Covid-19 melalui tes usap dan penelusuran kontak untuk menekan laju pertambahan kasus. Dengan 12 laboratorium yang ada di Sulsel ditambah dua laboratorium bergerak, uji Covid-19 diharapkan bisa lebih maksimal.
Beberapa pekan terakhir, jumlah kasus baru di Sulsel relatif berkurang dibandingkan pada Juni-Agustus lalu. Saat ini, jumlah kasus baru rata-rata di bawah 100 per hari. Ini tidak seperti kondisi sepanjang akhir Juni hingga Agustus di mana terdapat lebih dari 100 kasus baru setiap hari, bahkan beberapa kali lebih dari 200 kasus dalam sehari.
Terkait memasifkan tes ini, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah meluncurkan Program Trisula, Kamis (10/9/2020). Program ini meliputi uji Covid-19, penelusuran kontak, dan edukasi protokol kesehatan secara masif di semua tingkatan.
”Trisula ini merupakan gabungan dari tiga langkah untuk menekan laju pandemi Covid-19 di Sulsel. Yang pertama, melakukan pelacakan kontak masif; kedua, edukasi dalam pelaksanaan protokol kesehatan; dan ketiga adalah memperluas serta menggiatkan uji Covid-19 dengan 12 fasilitas laboratorium dan dua mobil PCR yang kami miliki saat ini,” kata Nurdin.
Selama ini, sebenarnya program Trisula sudah dilaksanakan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Sulsel. Akan tetapi, tiga langkah penanganan ini akan dilakukan lebih masif di semua daerah.
”Jadi, kita sudah punya 12 laboratorium, dari awalnya tiga kemudian menjadi tujuh, dan sekarang sudah 12 di Sulsel. Ke-12 laboratorium ini diperkuat juga dengan dua mobil PCR milik pemerintah provinsi. Kami harap keberadaan laboratorium ini bisa menunjang uji Covid-19,” kata Nurdin.
Ke-12 laboratorium ini adalah Laboratorium BBLK Makassar, Laboratorium RS Unhas, Laboratorium RS Wahidin, Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros, BPOM Makassar, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Makassar, Labkesda Soppeng, Laboratorium RS Pelamonia, RS Dadi, RS Siloam, RS Bhayangkara, dan Laboratorium Klinik Prodia.
Pakar epidemiologi Universitas Hasanuddin, Prof Ridwan Amiruddin, mengatakan, uji Covid-19 menjadi kata kunci untuk menemukan kasus dan melakukan pelacakan. Semakin banyak kasus ditemukan, semakin besar kemungkinan mencegah penularan.
”Sampai Agustus lalu, jumlah pemeriksaan spesimen sudah mencapai 107.700 sampel. Pemeriksaan sampel atau uji spesimen dengan sistem PCR memang harus kebih dimasifkan. Ini menjadi pekerjaan rumah tim pemerintah dan tim penanganan Covid-19,” katanya.
Hingga Kamis, jumlah total kasus konfirmasi Covid-19 di Sulsel adalah 13.032. Dari total kasus di Sulsel, yang sembuh mencapai 9.886 dan meninggal 374. Sebagian masih dalam perawatan ataupun isolasi di beberapa hotel yang menjadi pusat isolasi.
Berdasarkan data tim pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 Sulsel, laju insidensi per 100.000 penduduk adalah 122,7 atau ada 122 kasus per 100.000 penduduk. Adapun jumlah kematian per 100.000 penduduk adalah 3,7.