Upayakan Tes Usap Mandiri, Kabupaten Magelang Latih Tenaga Kesehatan
Kabupaten Magelang berupaya melakukan tes usap mandiri. Ini mendesak karena Kabupaten Magelang memiliki destinasi super prioritas yang mendunia, yakni Candi Borobudur. Kecepatan tes usap akan menambah kenyamanan tamu.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan menggelar pelatihan pelaksanaan tes usap berikut pelatihan untuk menganalisis hasilnya. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya persiapan untuk melaksanakan tes usap mandiri tanpa harus menunggu hasil sejumlah laboratorium di luar kota.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan, pelatihan ini disiapkan sesuai arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). ”Dengan difasilitasi BNPB, sumber daya manusia dari Kabupaten Magelang nantinya bisa mengikuti pelatihan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Soerojo Magelang,” ujarnya dalam konferensi pers di rumah dinas bupati Magelang, Rabu (9/9/2020).
Selama ini, hasil tes usap di Kabupaten Magelang biasanya harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium di Semarang atau Yogyakarta. Sebelumnya, Zaenal mengatakan, pihaknya sudah mencoba mengajukan permintaan satu unit mobil PCR (reaksi berantai polimerase) untuk keperluan melakukan tes usap mandiri.
Namun, BNPB menyarankan Pemerintah Kabupaten Magelang melakukan pelatihan tes usap terlebih dahulu. Selanjutnya, bantuan peralatan, dan sarana prasarana pendukung untuk tes usap akan dikirim pemerintah pusat.
Zaenal mengatakan, Kabupaten Magelang harus bisa melaksanakan tes usap secara mandiri. Salah satunya karena daerah ini memiliki Candi Borobudur yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai destinasi super prioritas. Pelaksanaan tes usap secara cepat diperlukan sebagai bagian memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung Borobudur.
Terkait hal ini, menurut Zaenal, kemampuan melaksanakan tes usap mandiri mesti diwujudkan dalam waktu dekat. ”Kami pun harus bergerak cepat karena pada Oktober mendatang gerbang-gerbang KSPN (kawasan strategis pariwisata nasional) Borobudur sudah mulai dibuka,” ujarnya.
Pelaksanaan tes usap secara cepat diperlukan sebagai bagian memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung Borobudur.
Selain alasan pariwisata, Zaenal mengatakan, pelaksanaan dan analisis tes usap mandiri diperlukan untuk mempercepat pelacakan kontak dekat dari setiap kasus baru sehingga upaya penanganan bisa dipercepat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti mengatakan, saat ini angka reproduksi Covid-19 di Kabupaten Magelang masih cukup tinggi, mencapai angka 2,62. ”Angka reproduksi Covid-19 sebesar 2,62 orang berarti bahwa satu orang bisa menularkan kepada dua hingga tiga orang. Namun, dalam kenyataannya, penularan bahkan juga bisa berkembang lebih dari tiga orang,” ujarnya.
Sebagian besar penularan Covid-19, menurut Retno, dipicu oleh para pelaku perjalanan luar kota. Berdasarkan data yang dihimpun sejak Maret, di Kabupaten Magelang sempat terjadi beberapa kluster. Selain kluster pelaku perjalanan, juga sempat muncul kluster peserta Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, dan pada beberapa pekan lalu muncul kluster pondok pesantren di Kecamatan Tegalrejo.
Penularan virus di lingkungan pondok pesantren ini juga dipicu kedatangan sejumlah santri dari luar kota, yang kemudian menularkan kepada rekan-rekannya yang lain. Santri-santri positif Covid-19 ini sempat menjalani isolasi mandiri di lokasi berbeda di luar pondok pesantren dan saat ini sudah dinyatakan sembuh.