Tiga Pasang Calon Rebutkan Kursi Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Utara
Pilkada 2020 di Provinsi Sulawesi Utara dipastikan akan diikuti tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur. Lima dari enam figur yang muncul kini memegang sebuah jabatan publik.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Pilkada 2020 di Provinsi Sulawesi Utara dipastikan akan diikuti tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur. Pasangan calon gubernur petahana akan menghadapi dua bupati yang sudah menjabat dua periode, masing-masing di Minahasa Selatan dan Minahasa Utara.
Hal ini dipastikan pada hari ketiga pendaftaran peserta Pilkada 2020 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut di Manado, Minggu (6/9/2020), yang berakhir pada Senin (7/9) dini hari. Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu dan calon wakilnya, Bupati Bolaang Mongondow Sehan Salim Landjar, menyerahkan berkas pendaftaran mereka pada sore hari.
Jelang tengah malam, Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan mengumpulkan berkas pendaftaran bersama calon pendampingnya, Hendry Runtuwene, seorang pendeta dan sekretaris Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Mereka menyusul calon petahana, Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw yang telah tuntas mendaftar pada hari pertama, Jumat (4/9).
Sebelumnya, Olly-Steven menegaskan akan melanjutkan program-program infrastruktur, termasuk jalan tol yang menghubungkan Minahasa dengan Minahasa Selatan. Ia juga akan membangun Kawasan Industri Mongondow sebagai tambahan dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan KEK Pariwisata Likupang.
Menanggapi hal ini, Christiany dan Sehan menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur adalah program yang menjadi keniscayaan. Pasangan calon yang diusung Partai Golkar, PAN, dan Demokrat ini bahkan berencana mendirikan megaproyek monorail pertama di Sulut.
”Kami akan bangun di tiga tahun terakhir kepemimpinan kami. Selain itu, kami juga akan membangun jalan tol,” kata Christiany.
Ia menambahkan, dirinya akan mengupayakan perbaikan harga dua komoditas utama Sulut, yaitu cengkeh dan kopra yang harganya jatuh baru-baru ini. Harga cengkeh saat ini mencapai Rp 55.000 per kilogram, lebih rendah dari tahun lalu yang berada pada kisaran Rp 70.000 per kg. Adapun beberapa kali harga kopra jatuh hingga Rp 4.000 per kg sehingga petani lebih suka menjual kelapa per butir seharga Rp 1.000.
”Saya miris melihat harga kopra sekarang. Kalau kami dipilih rakyat, kami akan membeli cengkeh dan kopra dari petani dengan dana APBD lewat BUMD (badan usaha milik daerah). Kami juga akan membuat badan penyangga cengkeh untuk memperbaiki harga cengkeh,” kata Christiany disambut sorakan pendukungnya di luar halaman kantor KPU Sulut.
Sehan menambahkan, hal ini bisa memastikan akses petani pada pasar dengan harga bagus. Hal yang sama akan dilakukan bagi para nelayan. Di samping itu, para nelayan juga akan menikmati kemudahan perizinan dengan cara mendelegasikan kewenangan perizinan ke kabupaten dan kota.
Ia juga ingin membuat masyarakat Sulut nyaman tinggal di rumah sendiri. Karena itu, ia berjanji akan menerbitkan sertifikat tanah bagi masyarakat demi mengesahkan kepemilikan akan tanah. ”Ini sudah saya lakukan selama 10 tahun menjabat di Bolaang Mongondow Timur dan saya ingin memperluasnya ke seluruh Sulut,” kata Sehan.
Dengan program-program ini, Christiany dan Sehan menargetkan kemenangan sederhana, yaitu satu suara lebih banyak dibandingkan dengan kandidat lainnya. Profil Sehan sebagai satu-satunya calon beragama Islam dan mewakili daerah Bolaang Mongondow Raya dipercaya dapat mendongkrak suara pasangan calon itu.
Namun, menurut Christiany, latar belakang religius dan etnis Sehan tidak hanya untuk memenangi pemilu, tetapi bisa menjadi modal sosial dalam kepemimpinan. ”Kami ini pasangan yang ideal karena melambangkan keberagaman, bineka tunggal ika. Torang samua basudara (kita semua bersaudara),” katanya.
Sehan menambahkan, keputusan Christiany menggandengnya dalam pencalonan ini bukan sekadar untuk menang pemilu. ”Program yang sudah dituangkan dalam rencana jangka panjang pembangunan adalah kesepakatan dan mimpi kami bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Vonnie menyatakan akan meningkatkan performa pertanian, perkebunan, dan perikanan asli Sulut. Komoditas yang menjadi fokus utamanya adalah cengkeh dan kelapa.
”Kami akan tingkatkan hasil pertanian, perkebunan, kelautan, dan yang lainnya di Sulut. Saya percaya, kalau saya terpilih jadi gubernur, saya bisa meningkatkan semua itu. Sedari awal, tanah di Sulut sudah subur, sedangkan lautnya luas,” kata Vonnie tanpa memberikan detail program-programnya.