96 Pengawas Pemilu di Boyolali Positif Covid-19, Tugas Dialihkan Sementara
Sebanyak 96 petugas pengawas pemilu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka yang dinyatakan positif itu adalah petugas pengawas pemilu di tingkat kelurahan/desa serta kecamatan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Sebanyak 96 petugas pengawas pemilu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka yang dinyatakan positif adalah petugas pengawas pemilu di tingkat kelurahan/desa serta kecamatan. Mereka tidak akan diganti, tetapi tugasnya akan dialihkan sementara ke petugas lain.
”Ada 96 petugas yang terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka adalah pengawas di desa dan kecamatan,” ujar Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Boyolali Taryono, saat dihubungi Kompas, Senin (7/9/2020).
Taryono menjelaskan, petugas pengawas pemilu di tingkat kelurahan/desa biasa disebut Pengawas Kelurahan/Desa (PKD). Di setiap desa atau kelurahan, terdapat satu orang PKD sehingga di Kabupaten Boyolali terdapat 267 orang PKD.
Sementara itu, petugas di tingkat kecamatan biasa disebut Pantia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam). Anggota Panwascam ada tiga orang di setiap kecamatan. Di Boyolali, terdapat 22 kecamatan sehingga jumlah Panwascam di kabupaten tersebut 66 orang.
Taryono menuturkan, sejak 27 Agustus 2020, para PKD dan anggota Panwascam di Boyolali memang mengikuti tes usap sebelum menjalankan tugas untuk mengawasi tahapan pemilihan kepala daerah (pilkada). Tes usap yang digelar secara bertahap itu merupakan kerja sama Bawaslu Boyolali dengan Dinas Kesehatan Boyolali serta Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Boyolali.
Dari tes usap yang dilakukan itu, hingga Senin ini, ditemukan 96 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Sampai sekarang, belum bisa dipastikan dari mana sumber penularan terhadap para petugas tersebut. ”Mereka dapat (tertular) dari mana, masih kita dalami,” ujar Taryono.
Menurut Taryono, hingga kini, tes usap untuk para PKD dan anggota Panwascam di Boyolali belum selesai. Dari 22 kecamatan di Boyolali, tes usap sudah dilakukan di 18 kecamatan. Masih ada empat kecamatan lain yang petugasnya belum menjalani tes usap, yakni Boyolali, Klego, Ampel, dan Sawit.
Taryono menambahkan, lima anggota Bawaslu Boyolali, termasuk dirinya, juga sudah menjalani tes usap dan hasilnya negatif Covid-19. Selain itu, 19 anggota staf Bawaslu Boyolali juga sudah mengikuti tes usap dan hasilnya dinyatakan negatif Covid-19.
Tidak diganti
Taryono memaparkan, seluruh petugas yang terinfeksi Covid-19 itu tidak mengalami gejala klinis apa pun. Oleh karena itu, mereka hanya diminta menjalani isolasi mandiri. Bawaslu Boyolali juga memutuskan tidak mengganti para petugas yang positif Covid-19 itu. Hal ini karena para petugas tersebut masih bisa kembali bertugas setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
”Tidak ada penggantian karena semuanya OTG (orang tanpa gejala). Jadi, menurut teori, dalam waktu 14 hari mereka sudah sembuh,” kata Taryono.
Dialihkan
Taryono menuturkan, untuk sementara, tugas pengawasan yang diemban para petugas yang positif Covid-19 itu akan dialihkan kepada petugas lain. Jika ada PKD di suatu desa yang positif Covid-19, fungsi pengawasan di desa tersebut akan dijalankan anggota Panwascam. Sementara itu, apabila semua anggota Panwascam di suatu kecamatan positif Covid-19, fungsi pengawasan dijalankan anggota Bawaslu Boyolali.
”Misalnya di Kecamatan Andong, tiga anggota Panwascam-nya positif Covid-19. Jadi, pengawasan di Andong diambil alih oleh Bawaslu Boyolali,” ujar Taryono.
Bawaslu Boyolali juga memutuskan tidak mengganti para petugas yang positif Covid-19 itu. Hal ini karena para petugas tersebut masih bisa kembali bertugas setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Taryono menambahkan, saat ini, tahapan pilkada masih berpusat di tingkat kabupaten sehingga belum banyak kegiatan pengawasan yang mesti dijalankan di level kelurahan/desa dan kecamatan. Oleh karena itu, fungsi pengawasan masih bisa dijalankan meskipun ada cukup banyak PKD dan anggota Panwascam yang positif Covid-19.
”Justru dengan swab ini, bisa terdeteksi mana yang positif Covid-19 dan mana yang tidak. Setelah 14 hari, petugas yang positif itu semoga sudah bisa sembuh. Oleh karena itu, nanti saat ramai-ramai kampanye, pengawasan sudah enggak ada kendala,” ungkap Taryono.
Secara terpisah, anggota Bawaslu Jawa Tengah, Muhammad Rofiuddin, meminta seluruh petugas di Boyolali yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk melakukan isolasi sesuai arahan otoritas yang berwenang. Untuk sementara, para petugas yang positif Covid-19 itu juga tidak perlu menjalankan tugas pengawasan karena sudah ada petugas lain yang menangani tugas mereka.
”Para pengawas yang positif kami imbau melaksanakan isolasi sesuai standar kesehatan. Soal tugas pengawasan, sudah ditangani petugas lain,” ujar Rofiuddin.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo membenarkan ada kluster petugas terkait PIlkada di Boyolali. Namun, hingga Senin siang, ia mengaku belum mendapat laporan terkait perkembangan kasusnya.
"Yang jelas, dari satu kasus lalu dilakukan tracing. Itu hasil tracing kontak. Yang aktif, belum dilaporkan lagi pagi ini. Tapi itu kejadiannya sudah beberapa hari lalu," kata Yulianto.
Seperti warga umumnya, ia pun mengimbau kepada para petugas terkait Pilkada untuk melakukan 3M yakni memakai masker dengan benar, menjaga jarak 1-2 meter, dan mencuci tangan sesering mungkin.
"Juga meningkatkan daya tahan tubuh. Fatalitas Covid-19 ini banyak terjadi pada kelompok rentan, yang memiliki komorbid, dan orang-orang yang bekerja terlalu berat sehingga kecapekan," lanjutnya.