Sosialisasikan Pakai Masker, Bupati Temanggung Abaikan Jaga Jarak
Bupati Temanggung M Al Khadziq intens melakukan sosialisasi tentang kewajiban memakai masker. Namun, dalam pelaksanaannya, jarak aman diabaikan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Bupati Temanggung M Al Khadziq bersama rombongan, termasuk di dalamnya anggota sejumlah kelompok kesenian, melakukan sosialisasi tentang kewajiban memakai masker di kalangan pedagang di Pasar Kliwon Temanggung dan Pasar Legi Parakan, Minggu (6/9/2020). Sekalipun intens dalam memberi tahu pentingnya memakai masker untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, kondisi gang-gang di dalam pasar yang sempit serta jumlah anggota rombongan dan pedagang pasar yang terlalu banyak membuat sosialisasi mengabaikan jaga jarak.
Pantauan Kompas, di Pasar Kliwon Temanggung, Khadziq menyapa warganya, para pedagang, dengan ramah. Dia pun sesekali berhenti, melayani permintaan foto bersama. Saat itulah dia berdiri sangat dekat dengan pedagang yang mengajak berfoto.
Kedatangan Khadziq di pasar itu pada akhirnya juga menimbulkan kerumunan warga yang ingin berdekatan, memotret, atau berfoto bersama Khadziq, yang datang ke pasar dengan mengenakan kostum tokoh wayang Kresna.
Kedatangan Khadziq di pasar itu pada akhirnya juga menimbulkan kerumunan warga.
Di luar masalah jarak, Khadziq terus berupaya memberi tahu dan mengingatkan warga, terutama pedagang, untuk terus memakai masker demi mencegah penularan Covid-19.
Hal itu dilakukan sebagai bagian dari sosialisasi tentang Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Peraturan bupati yang, antara lain, memuat tentang kewajiban memakai masker dan sanksi bagi setiap pelanggaran itu direncanakan mulai diberlakukan akhir September ini.
”Sebelum peraturan bupati berlaku, kami pun melakukan sosialisasi dan memperbaiki perilaku masyarakat terlebih dahulu,” ujarnya.
Demi menarik perhatian dan atensi warga, sosialisasi dilakukan Khadziq dan rombongan dengan mengenakan kostum tokoh wayang. Penampilan rombongan juga terkesan ”meriah” karena melibatkan seniman, pelaku seni dari kelompok kesenian seperti kuda lumping, warok, dayakan, dan topeng ireng.
Selama ini, menurut dia, warga Kabupaten Temanggung memang sudah tertib membawa masker dalam aktivitas sehari-hari di luar rumah. Kendatipun demikian, banyak orang belum mengenakannya secara benar.
”Banyak orang hanya sekadar membawa, tetapi tidak memakainya dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung. Kebanyakan warga baru buru-buru memakai ketika ada kehadiran petugas saja,” ujarnya.
Sementara itu, Luluk, salah seorang pedagang beras, mengatakan, sehari-hari ia memang terbiasa berdagang dengan mengenakan masker. Namun, dalam satu hari, masker beberapa kali juga dilepas karena membuatnya susah bernapas.
Saat ini, lanjut Luluk, aktivitas warga di kampungnya mulai longgar. Pencegahan Covid-19, termasuk pelaksanaan protokol kesehatan, kini tidak lagi terlalu intens dilakukan.
”Banyak warga di kampung saya bahkan sekarang sering kali berdiskusi, menebak-nebak, apakah sebenarnya virus Covid-19 saat ini masih ada atau tidak,” ujarnya.
Lia, pedagang lainnya, mengatakan hal serupa. Dia tidak bisa terus-menerus memakai masker karena merasa pengap. Namun, dalam kesempatan itu, dia pun memprotes cara sosialisasi Khadziq dan rombongan yang mengabaikan perihal jarak.
”Kami di sini sering diberi tahu, diminta untuk menjaga jarak. Namun, dalam kenyataannya, Pak Bupati justru memberi contoh berfoto-foto menempelkan pundak dengan pedagang lain, seolah-olah saat ini sudah normal, seolah saat ini Covid-19 sudah tidak ada,” ujarnya.