Ratusan rumah di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, terendam banjir 80 cm-110 cm, Minggu (6/9/2020), sekitar 100 km dari Pontianak. Banjir disebabkan meluapnya sejumlah sungai akibat hujan intensitas tinggi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Ratusan rumah di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, terendam banjir 80 cm-110 cm, Minggu (6/9/2020), sekitar 100 km dari Pontianak. Banjir disebabkan meluapnya sejumlah sungai akibat hujan intensitas tinggi Jumat hingga Sabtu (4-5/9/2020).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat Novel Umar, Minggu, menuturkan, banjir menggenangi 16 desa di Kecamatan Meranti, Air Besar, Kuala Behe dan Menyuke. Ketinggian banjir berkisar 80 cm-110 cm.
”Ada 416 keluarga yang terdampak banjir di Kecamatan Meranti, Air Besar, dan Menyuke. Untuk jumlah yang di Kecamatan Kuala Behe belum ada datanya. Banjir di Landak akibat meluapnya Sungai Behe, Dait, Landak, Menyuke, dan Meranti,” ungkapnya.
Tadi sore mereka turun ke lokasi. Jadi belum dapat data yang mengungsi. (Novel Umar)
Terkait apakah ada warga yang mengungsi atau tidak serta jumlahnya, sejauh ini belum ada datanya. BPBD Kabupaten Landak bersama BPBD Provinsi Kalbar masih meninjau lokasi. ”Tadi sore mereka turun ke lokasi. Jadi belum dapat data yang mengungsi,” ujar Novel.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Raditya Jati, dalam rilisnya Minggu sore, menuturkan, ada 416 rumah terendam akibat banjir di Landak. Selain itu, juga ada longsor di Landak yang mengakibatkan satu unit rumah rusak sedang dan tiga unit lainnya rusak ringan.
Hingga saat ini, upaya yang telah dilakukan BPBD Landak beserta tim gabungan membuka jalur yang terdampak banjir dan longsor. Upaya itu dilakukan menggunakan alat berat di Dusun Emprija, Desa Semunti, Kecamatan Air Besar.
”BPBD Kabupaten Landak juga telah mendistribusikan logistik, evakuasi warga dengan perahu dan aktivasi posko darurat bencana,” ujarnya.
Tidak bisa dilalui
Modesta Wisa (29), salah satu warga Kecamatan Menjalin, Landak, menuturkan, banjir juga terjadi di Desa Menjalin, tepatnya di Dusun Mensio. Akses ke dusun tersebut tidak bisa dilintasi karena digenangi banjir sekitar 1,5 meter sejauh 1 km.
Meskipun demikian, banjir di Dusun Mensio tidak sampai ke area permukiman warga. Sejauh ini, warga belum ada yang mengungsi. Hanya akses ke dusun tersebut yang digenangi banjir.
Banjir juga menggenangi Desa Mekar Pelita dan Pintas di Kecamatan Pinoh Utara, Kabupaten Melawi, 300 km dari Pontianak. Kepala BPBD Kabupaten Melawi Syafarudin menuturkan, banjir yang menggenangi daerah tersebut setinggi 1,5 meter akibat meluapnya Sungai Pintas. Hujan lebat dua hari terakhir mengakibatkan Sungai Pintas Meluap.
Tim gabungan pada Minggu pagi menuju lokasi untuk mendata warga terdampak. Namun, hingga Minggu sore pukul 19.07, Kompas belum mendapatkan lagi informasi dari BPBD Melawi terkait jumlah permukiman yang terendam.
Banjir di Landak dan Melawi sudah terjadi juga beberapa waktu lalu. Banjir di Landak pernah terjadi juga pada Juni di Kecamatan Menyuke. Banjir juga pernah melanda sejumlah daerah di Melawi pada Juli.
Banjir di Melawi pada Juli merendam 14.790 rumah atau 12.652 keluarga. Selain itu, 193 fasilitas umum terdampak banjir luapan Sungai Melawi dan Pinoh. Total kerugian yang ditimbulkan akibat banjir pada Juli sekitar Rp 1,9 miliar.