Melawan Petahana, Pasangan Oji-Zaini Targetkan Kemenangan 60 Persen Suara di Purbalingga
Pasangan Oji-Zaini mendaftarkan diri sebagai calon bupati dan wakil bupati Purbalingga ke KPU Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (6/9/2020). Pasangan ini menargetkan kemenangan 60 persen. Kerumunan tidak terhindarkan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Bakal calon bupati Purbalingga, M Sulhan Fauzi, yang berpasangan dengan bakal calon wakil bupati Zaini Makarim Supriyatno atau pasangan Oji-Zaini menargetkan kemenangan 60 persen suara dalam Pilkada Purbalingga. Mereka optimistis bisa menang melawan petahana, yaitu pasangan Dyah Hayuning Pratiwi-Sudono. Kerumunan saat pendaftaran dan deklarasi tidak terhindarkan.
”Targetnya 60 persen. Strateginya, kami merangkul semua komponen masyarakat, kesolidan partai koalisi, berkampanye secara baik, memberi pencerahan kepada masyarakat, sehingga masyarakat akan simpati. Misinya untuk melakukan perubahan di segala bidang,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Adi Yuwono yang juga Ketua Tim Pemenangan Pasangan Oji-Zaini seusai pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Purbalingga, Minggu (6/9/2020).
Sistem birokrasi yang sehat, (yaitu yang) jauh dari korupsi, kolusi, nepotisme. (Adi Yuwono)
Adi menyampaikan, pasangan yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrat, dan Partai Nasdem ini membawa misi perubahan meliputi infrastruktur, perekonomian kerakyatan, pertanian, dan sistem birokrasi yang sehat. ”Sistem birokrasi yang sehat, (yaitu yang) jauh dari korupsi, kolusi, nepotisme,” katanya.
Fauzi bersyukur proses pendaftaran berlangsung lancar dan berkasnya diterima KPU Purbalingga. ”Untuk saya memang ada persyaratan khusus karena KTP saya masih KTP Jakarta walaupun saya kelahiran Purbalingga. Kemarin saya mengurus SKCK (surat keterangan catatan kepolisian) yang diterbitkan langsung oleh Mabes Polri di Jakarta,” kata Fauzi.
Fauzi dan Zaini datang ke kantor KPU sekitar pukul 08.30 menggunakan sepeda tua dan diiringi oleh pendukungnya. Ada yang menggunakan sepeda, sepeda motor, juga mobil. Setelah pendaftaran ke KPU Purbalingga, pasangan tersebut menggelar deklarasi di kompleks Monumen Tempat Lahir Panglima Besar Jenderal Soedirman di Kecamatan Rembang, Purbalingga, untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Purbalingga. Konvoi menuju Rembang terdiri atas puluhan mobil. Atas kemacetan yang terjadi, Fauzi memohon maaf.
Fauzi beberapa kali mengatakan pihaknya sudah mencoba menaati semua aturan yang ditetapkan KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk pendaftaran. Dia dan partai koalisi perubahan menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Purbalingga karena lalu lintas menjadi terganggu akibat pendaftaran ini.
”Antusiasmenya sangat luar biasa sehingga menyebabkan kemacetan di jalan-jalan raya. Saya secara resmi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Purbalingga yang sudah terhalang kelancaran lalu lintasnya,” papar Fauzi.
Adi menyampaikan hal yang sama bahwa pihaknya hanya mengundang sejumlah orang sesuai protokol KPU, tetapi tetap terjadi kerumunan di sekitar jalan raya di depan kantor KPU. ”Sebenarnya kami mengundang sesuai protokoler KPU. Namun, masyarakat berbondong-bondong hadir sendiri menyaksikan pendaftaran Oji-Zaini,” kata Adi.
Di kawasan Monumen Tempat Lahir Panglima Jenderal Besar Soedirman, lebih dari 300 orang berkumpul mengikuti Deklarasi Koalisi Perubahan Purbalingga Maju. Meski terdapat spanduk dan imbauan dari pembawa acara untuk menaati protokol kesehatan seperti menjaga jarak, kerumunan tidak terhindarkan saat simpatisan mendekat dan menyalami pasangan Oji-Zaini. Begitu pula saat nyanyi bersama.
Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antarlembaga Bawaslu Purbalingga Misrad yang memantau jalannya deklarasi mengatakan, acara itu bukan termasuk bagian dalam kampanye karena pasangan ini belum ditetapkan sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati, tetapi bagian dari sosialisasi pilkada.
Oleh karena itu, menurut Misrad, pihaknya hanya bisa memantau dan memberikan imbauan kepada tim pasangan ini untuk menaati protokol kesehatan. ”Kami memantau, potensi-potensi apa yang akan terjadi di kampanye itu tidak jauh berbeda dari saat ini. Ini bisa berulang. Kewenangan kami hanya mengimbau, mengingatkan saja,” kata Misrad.