Kluster Perkantoran Muncul Lagi, Gedung Setda Cirebon Ditutup
Pelayanan di gedung Setda Cirebon ditutup mulai Senin hingga Rabu (7-9/9/2020) setelah lima pegawai setempat positif Covid-19. Kluster perkantoran kini berulang di Pemkab Cirebon.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Kluster penularan Covid-19 di perkantoran Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kembali muncul. Lima pegawai bagian hukum Sekretariat Daerah Cirebon tertular virus korona jenis baru. Pelayanan di gedung Setda pun ditutup mulai Senin hingga Rabu (7-9/9/2020).
”Besok (Senin), Setda enggak ada pelayanan karena akan dilakukan disinfektan selama tiga hari. Kemudian, tes usap (usap tenggorokan) untuk pegawai satu gedung Setda,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni, kepada awak media di Cirebon, Minggu (6/9/2020).
Penutupan tersebut dilakukan setelah lima pegawai bagian hukum Setda Cirebon terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka terdeteksi sempat kontak erat dengan kasus positif nomor 258 yang berusia 65. Kasus asal Kecamatan Kedawung yang meninggal dunia itu merupakan mantan pejabat Cirebon.
Besok (Senin), Setda enggak ada pelayanan karena akan dilakukan disinfektan selama tiga hari. Kemudian, tes usap (usap tenggorokan) untuk pegawai satu gedung Setda. (Eni Suhaeni)
Selain kelima pegawai Setda, seorang kepala dinas di satuan kerja perangkat daerah Cirebon juga terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, Eni tidak menyebutkan dari mana kepala dinas tersebut. ”Semuanya merupakan orang tanpa gejala dan sedang isolasi mandiri di rumah,” ungkapnya.
Pihaknya terus melacak kontak erat kasus positif tersebut. Bupati Cirebon Imron Rosyadi dan seluruh pegawai yang sempat kontak dengan kasus juga akan menjalani tes usap pada Senin.
Kasus penularan Covid-19 di kluster perkantoran Pemkab Cirebon bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, lima pegawai bagian keuangan Dinkes Cirebon juga terpapar virus korona baru. Hasil pelacakan, enam tenaga kesehatan Puskesmas Sedong dan seorang pegawai Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cirebon ditemukan terpapar Covid-19.
Memicu kenaikan kasus
Kluster perkantoran turut memicu kenaikan kasus positif Covid-19 di Cirebon yang kini mencapai 332 orang. Sebanyak 17 orang di antaranya meninggal dunia dan 130 orang lainnya dinyatakan sembuh. Cirebon menjadi daerah dengan kasus positif tertinggi di Jabar bagian timur.
Eni mengatakan, lonjakan kasus terjadi karena pelacakan kontak yang agresif dan tes usap masif. Hingga kini, misalnya, pihaknya telah mengetes 17.685 orang atau setara 0,8 persen dari total penduduk Cirebon, sekitar 2,2 juta jiwa. Pihaknya menargetkan 22.000 warga atau 1 persen dari total penduduk Cirebon menjalani tes usap.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cirebon Ahmad Fariz menilai, lonjakan kasus positif Covid-19, terutama orang tanpa gejala, menunjukkan, upaya surveilans berjalan. Angka positivity rate di Cirebon juga sekitar 1,8 persen. Positivity rate adalah persentase kasus positif Covid-19 dibandingkan dengan jumlah tes yang dilakukan.
”Ini masih di bawah acuan epidemiologi, yakni 5 persen. Ini menunjukkan sistem tracing (pelacakan) yang bekerja. Deteksi melalui tes massal harus tetap dilakukan. Langkah pencegahan juga jangan dilupakan,” ucapnya.