Kecelakaan melibatkan tiga kendaraan terjadi di jalan utama Malang-Surabaya di wilayah Singosari, Kabupaten Malang. Akibat peristiwa itu, satu orang meninggal dan empat lainnya luka.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kecelakaan beruntun melibatkan tiga kendaraan, yakni bus PO Tentrem, truk tanki gandeng, dan sebuah minibus, terjadi di Jalan Raya Malang-Surabaya, tepatnya di Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (5/9/2020), sekitar pukul 11.15.
Akibat peristiwa itu, satu orang meninggal dan empat orang lainnya luka. Korban meninggal adalah Toyibah (53), warga Ngerong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Korban merupakan penumpang minibus Honda BRV dengan nomor polisi N 697 VR.
Sementara empat korban rata-rata luka di kaki dan kepala. Mereka adalah sopir bus Achmad Yusuf (35), warga Surabaya (patah tulang kaki); kenek bus Purwanto (42), warga Madiun; serta Iwan Adi Suyanto (24, patah tulang kaki) dan Edgar Adi Suyanto (15), keduanya warga Surabaya dan merupakan penumpang bus. Korban luka dirawat di Puskesmas Singosari dan RS Prima Husada.
Kerasnya benturan menyebabkan badan minibus rusak parah dengan posisi terimpit di antara bus dan truk. Untuk mengevakuasi bangkai kendaraan didatangkan tiga mobil derek, masing-masing satu unit dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur dan dua unit dari Jasa Marga.
Proses evakuasi bangkai kendaraan berlangsung cukup lama. Ketiganya baru bisa bisa dipindahkan sekitar pukul 13.30. Kecelakaan ini menyebabkan terjadi kemacetan panjang—lebih dari 3 kilometer—dari dua arah, tepatnya di antara pintu Gerbang Tol Lawang dan Singosari.
Menurut keterangan yang dikumpulkan dari lokasi, kecelakaan terjadi saat bus Tentrem dengan nomor polisi N 7057 UG melaju sedang dari arah Surabaya (Utara). Bus kemudian menyeruduk Honda BRV yang dikemudikan Abdi Manaf—melaju satu arah di depannya.
Setelah menabrak, baik bus maupun Honda BRV kemudian menabrak median jalan dan masuk ke jalur lawan. Pada saat yang sama, dari arah berlawanan (Malang) melaju truk gandeng G 1437 QE bermuatan tetes tebu.
Karena jarak sudah dekat, truk yang dikemudikan oleh Slamet Wiyono (56), warga Tegal, Jawa Tengah, itu kemudian menabrak Honda BRV. Truk kemudian oleng ke kiri dan menabrak rumah warga.
”Saya mengemudi biasa saja di jalur tengah. Tiba-tiba dari depan ada mobil ditabrak bus dari belakang dan masuk jalur saya. Kejadiannya cepat sekali dan saya tidak bisa menghindar,” ujar Slamet yang hanya menderita luka ringan di kaki dan tampak shock.
Saat akan mengemudikan kendaraan, sopir tidak melakukan pengecekan berkala.
Saat itu Slamet tengah mengangkut tetes dari Pabrik Gula Kebonagung, Malang, menuju Krian, Sidoarjo. ”Untung, saya membawa muatan 40 ton jadi agak pelan. Jika truk saya kosong, mungkin kecelakaan lebih parah akan terjadi,” katanya.
Kepala Kepolisian Sektor Singosari Ajun Komisaris Farid Fathoni mengatakan, dugaan sementara rem bus PO Tentrem tidak berfungsi saat peristiwa terjadi. ”Saat akan mengemudikan kendaraan, sopir tidak melakukan pengecekan berkala,” ujarnya.