Fase baru pariwisata Sulsel dimulai dengan beroperasinya Bandara Buntu Kunik, Tana Toraja. Wisatawan akan lebih mudah dan cepat ke Toraja. Wings Air menjadi maskapai pertama yang membuka penerbangan komersial ke Toraja.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Perusahaan maskapai Wings Air akan melakukan penerbangan komersial perdana dari Makassar ke Bandara Buntu Kunik, Tana Toraja, Jumat (4/9/2020). Bandara yang baru selesai dibangun ini akan menjadi fase baru pengembangan sektor pariwisata di Sulawesi Selatan, terutama Tana Toraja dan Toraja Utara yang menjadi tujuan utama pariwisata di daerah ini.
Sebelumnya, penerbangan ke bandara tersebut telah diuji coba dua kali. Pesawat pertama yang mendarat sekaligus menguji coba landas pacu adalah pesawat Kalibrasi Hawker 900 XP, milik Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Rabu (12/8/2020). Selanjutnya, Wings Air juga telah menguji coba landas pacu pada Kamis (20/8/2020) dengan pesawat ATR 72-600.
Corporate Communications Strategic of Wing Air Danang Mandala Prihantoro, Kamis (3/9/202), mengatakan, Toraja merupakan salah satu destinasi pariwisata unggulan. Selama ini, belum ada penerbangan reguler ke Toraja. Hal ini yang membuat Wings Air memilih Toraja sebagai salah satu daerah tujuan penerbangan.
”Sebagai destinasi wisata, Toraja cukup populer. Kami ingin mengakomodasi pergerakan orang ke Toraja dan juga terkoneksi dengan banyak tujuan. Penerbangan ke Toraja juga untuk menggugah minat orang datang dan menggerakkan sektor pariwisata serta ekonomi lokal,” kata Danang.
Untuk penerbangan perdana ini, selain sejumlah undangan, kesempatan juga sudah dibuka bagi penumpang umum. Di sejumlah usaha yang menyediakan layanan penjualan tiket secara daring, tiket Wings Air Makassar-Tana Toraja untuk penerbangan Jumat (4/9/2020) ditawarkan seharga Rp 660.000.
Penerbangan ke Toraja juga untuk menggugah minat orang untuk datang dan menggerakkan sektor pariwisata serta ekonomi lokal. (Danang Mandala Prihantono)
Penerbangan akan berlangsung sekitar 50 menit. Nantinya, penerbangan Makassar-Toraja dan sebaliknya Toraja-Makassar akan rutin dilakukan empat hari sepekan, yakni Selasa, Rabu, Jumat, dan Minggu.
Selama ini untuk menuju Toraja, biasanya wisatawan dari Kota Makassar menggunakan bus dengan tarif Rp 130.000-Rp 400.000. Lama perjalanan sekitar delapan jam.
Alternatif lain adalah penerbangan dari Bandara Bua di Palopo, kemudian dilanjutkan perjalanan darat berkisar 2,5-3 jam menuju Rantepao, ibu kota Toraja Utara. Jarak Bua-Rantepao sekitar 72 kilometer. Namun, akses yang sempit dan berliku hampir sepanjang jalan membuat waktu tempuh biasanya menjadi lebih lama.
Gubenrur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, selesainya pembangunan Bandara Buntu Kunik menjadi bukti pembangunan infrastruktur di daerah tetap berlanjut meski di tengah pandemi. Pembangunan bandara di Kecamatan Mangkendek ini juga tak mudah karena lokasinya memotong gunung.
”Harapan kami, dengan adanya bandara ini, akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Toraja. Nantinya, wisatawan tak lagi harus melalui jalan darat dengan waktu tempuh delapan sampai sembilan jam. Sekarang, 40 menit sudah bisa,” kata Nurdin.
Selanjutnya, bandara akan dikembangkan hingga bisa didarati pesawat berbadan lebih besar. Saat ini panjang landasan 1.400 meter dan diharapkan bisa dikembangkan hingga 2.600 meter.