Nelayan asal Lombok Timur Hilang di Perairan Sumbawa Barat
Sofian Hadi (37), nelayan asal Kampung Baru Selatan, Tanjung Luar, Lombok Timur, hilang di perairan Sumbawa Barat. Hingga hari ini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Hilangnya nelayan di perairan Nusa Tenggara Barat kembali terjadi. Kejadian itu menimpa Sofian Hadi (37), warga Kampung Baru Selatan, Tanjung Luar, Lombok Timur. Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih mencari Sofian yang dilaporkan hilang saat melaut di perairan Labu Lalar, Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram Nanang Sigit PH di Mataram, Kamis (3/9/2020), mengatakan, pihaknya menerima laporan terkait hilangnya Sofian pada Selasa (1/9/2020).
”Laporan berasal dari Kepala Dusun Tanjung Luar yang menyebutkan salah seorang warganya atas nama Sofian belum kembali dari melaut. Sofian pergi mencari ikan sejak Senin lalu menggunakan sampan kecil bermesin. Biasanya, dia pulang malam harinya setelah melaut,” kata Nanang.
Teman-teman melaporkan tidak ada hujan atau badai. Hanya gelombang tinggi. Selat Alas bagian selatan tinggi gelombangnya mencapai 2 hingga 2,5 meter. Itu yang menjadi kendala pencarian. (I Gusti Lanang Wiswananda)
Menindaklanjuti laporan itu, kata Nanang, sejak Selasa, pihaknya langsung menerjunkan personel dari tim rescue Pos SAR Kayangan, Lombok Timur, untuk mencari Sofian. Selain itu, tim lain dari Kepolisian Sektor Tanjung Luar, bintara pembina desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, Taruna Tanggap Bencana Lombok Timur, dan masyarakat setempat juga ikut dalam proses pencarian.
Nanang menjelaskan, pencarian dilakukan dengan menyisir kawasan perairan Labu Lalar di Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, dan wilayah sekitarnya. Selain pencarian langsung, mereka juga menyebarkan informasi ke warga atau nelayan di sekitar lokasi.
”Hingga hari ini, pencarian masih nihil,” kata Nanang.
I Gusti Lanang Wiswananda dari Bagian Hubungan Masyarakat Kantor SAR Mataram menambahkan, total personel yang melakukan pencarian mencapai puluhan orang, termasuk warga dan nelayan setempat.
”Teman-teman melaporkan tidak ada hujan atau badai. Hanya gelombang tinggi. Selat Alas bagian selatan tinggi gelombangnya mencapai 2 hingga 2,5 meter. Itu yang menjadi kendala pencarian,” kata Gusti.
Berulang
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, dalam tiga hari ke depan, wilayah Sumbawa Barat termasuk daerah yang berpotensi terjadi peningkatan kecepatan angin.
Selain di Sumbawa Barat, kondisi serupa diperkirakan terjadi di Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, dan Bima.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Desi Megawati, mengatakan, dengan meningkatnya kecepatan angin beberapa hari terakhir, masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati atas dampak yang ditimbulkan.
Selain itu, pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisatawan bahari, serta masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir juga diminta mewaspadai gelombang tinggi yang mencapai lebih dari 2 meter.
”Gelombang tinggi itu di Lombok bagian utara dan selatan, Selat Alas bagian utara dan selatan, Samudra Hindia selatan NTB, serta Selat Sape bagian selatan,” ujar Desi.
Terkait hal itu, Gusti mengimbau masyarakat, termasuk nelayan, tetap memperhatikan keselamatan, seperti menggunakan pelampung saat beraktivitas di perairan. Masyarakat juga diimbau tidak memaksakan diri berangkat jika cuaca kurang bersahabat.
Hal itu penting, apalagi kejadian di perairan laut NTB sudah berkali-kali terjadi. Sebelum kejadian yang menimpa Sofian, juga terjadi kecelakaan yang menimpa pemancing asal Lombok Utara, NTB, yang hilang di Pantai Jubrik, Kecamatan Bayan, dan nelayan asal Ampenan, Kota Mataram, NTB, yang hilang di Selat Bali, hingga Kamis (6/8/2020).
Sebelumnya, pada awal Februari lalu, Amaq Mawar (50) asal Lombok Tengah hilang seusai memeriksa kerambanya di Laut Awang, Mertak, Kecamatan Pujut.
Kemudian pada pertengahan Februari, lima nelayan asal Pulau Sanane, Sulawesi Selatan, juga dilaporkan hilang setelah lima hari berlayar ke Kabupaten Bima untuk menjual hasil laut.
Pada Juli lalu, tercatat ada dua kejadian, yakni Ridwan Hafiz (17), seorang pelajar, hilang di perairan Sekotong, Lombok Barat. Pada hari yang sama, Jayadi (25), nelayan asal Lombok Timur, hilang di perairan Sumbawa.
Selain itu, Kapal Tug Boat Immanuel Wahana Gemilang Samudera Raya 3 dilaporkan terbakar dan hilang kontak di perairan Pulau Sangeang, Bima, NTB. Sepuluh awak kapal yang mengangkut bahan bangunan itu belum ditemukan. Lokasi hilangnya kapal diketahui berdasarkan aplikasi milik perusahaan kapal tersebut. Sayangnya, hingga operasi dihentikan, hasil pencarian nihil.