Gereja Katolik Ikut Bantu Kebutuhan Karantina 6.000 Santri di Banyuwangi
Penanganan kluster pondok pesantren di Banyuwangi tak hanya menjadi perhatian pengasuh pondok dan pemerintah. Bantuan mengalir dari banyak pihak, termasuk umat Katolik Paroki St Paulus Jajag. Semua pihak berkolaborasi.
Oleh
Angger Putranto
·4 menit baca
DPP ST PAULUS JAJAG
Seorang suster biarawati Katolik membawa sumbangan kebutuhan pokok untuk penanganan kluster Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung Banyuwangi, Jawa Timur. Beberapa bantuan yang dibawa adalah 50 kardus pembalut untuk 2.500 santri putri dan sejumlah kebutuhan pokok untuk dapur umum.
BANYUWANGI, KOMPAS — Penanganan kluster pondok pesantren di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tidak hanya menjadi perhatian pengasuh pondok dan pemerintah. Dukungan dan bantuan terus mengalir dari berbagai pihak bagi sekitar 6.000 santri yang hingga kini masih dikarantina.
Salah satu dukungan datang dari Gereja Katolik Santo Paulus Jajag Banyuwangi yang turut memberikan sumbangan kepada para santri sebagai bentuk kepedulian. Bantuan tenaga juga mengalir untuk penyediaan makanan bagi 6.000 santri di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung. Lebih dari 600 santri di pondok pesantren tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Dihubungi dari Banyuwangi, Pastor Paroki Gereja Katolik Santo Paulus Jajag Romo Fadjar Tedjo Soekarno, mengatakan, umat Katolik di Banyuwangi ikut prihatin atas situasi dan kondisi yang sedang menimpa para santri di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung.
”Saya kira, penanganan Covid-19 bukan menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Sebagai satu bangsa yang beriman, mari kita panjatkan doa menurut keyakinan masing-masing agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, khususnya di Pesantren Darussalam,” ujarnya.
Pastor Paroki Gereja Katolik St Paulus Jajag Romo Fadjar Tedjo Soekarno, Pr menyerahkan langsung bantuan kepada perwakilan Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung Banyuwangi. Beberapa bantuan yang dibawa adalah 50 kardus pembalut untuk 2.500 santri putri dan sejumlah kebutuhan pokok untuk dapur umum.
Romo Fadjar, didampingi sejumlah suster biarawati dan Dewan Pastoral Paroki, datang langsung ke Pondok Pesantren Darussalam untuk mengantar bantuan. Bantuan yang dibawa, antara lain, berupa 50 kardus pembalut untuk 2.500 santri putri dan sejumlah kebutuhan pokok bagi operasional dapur umum.
Fadjar juga perpesan agar tidak ada lagi pihak-pihak yang saling menyalahkan dalam upaya penanganan Covid-19 di Kluster Pondok Pesantren. Ia justru berharap muncul solusi-solusi yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
Beberapa bantuan yang dibawa adalah 50 kardus pembalut untuk 2.500 santri putri dan sejumlah kebutuhan pokok bagi operasional dapur umum.
Selain bantuan berupa barang dan ragam kebutuhan, bantuan para sukarelawan juga terus mengalir. Setiap hari, lebih dari 200 sukarelawan bekerja di dapur umum di Lapangan Kaligesing, berjarak sekitar 1 km dari kompleks Pondok Pesantren Darussalam, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari.
Di lapangan tersebut, berdiri sedikitnya 14 tenda berukuran besar. Setiap tenda digunakan untuk setiap keperluan. Tenda yang tersedia, antara lain, tenda kebutuhan logistik, dapur, penyiapan bahan makanan, pembuatan kotak makan, hingga tenda pengisian makanan.
Sukarelawan mengangkut pisang untuk dimasukkan ke dalam kotak makanan yang disediakan dapur umum di Lapangan Kali Gesing, Banyuwangi, Rabu (2/9/2020). Dalam sehari para sukarelawan menyediakan 18.000 porsi untuk santri Pondok Pesantren Darussalam yang dikarantina masal pascamunculnya kluster penularan Covid-19 di sana.
Salah satu sukarelawan yang ikut bekerja di dapur tersebut ialah Yuliani (38). Sehari-hari, Yuliani ialah ibu rumah tangga yang menyibukkan dirinya dengan beternak dan aktif sebagai pengurus Badan Pemerintah Desa (BPD) Karangdoro.
”Sejak hari Minggu saya membantu di sini (dapur umum). Setiap hari saya datang pukul 06.00 dan pulang pukul 12.00. Selama ini, saya diminta menyiapkan kotak makan,” ujarnya.
Yuliani tidak pernah menghitung berapa kotak yang bisa dibuat dalam sehari. Kadang, ia tak hanya menyiapkan kotak makan, tetapi juga menyusun kotak dan mengantarkannya ke tenda pengisian makanan.
Apa yang dikerjakan Yuliani dilakukan secara tulus tanpa imbalan apa pun. Ia tidak pernah menerima bahkan juga tidak pernah dijanjikan untuk mendapat upah harian maupun borongan.
Sukarelawan menyiapkan kotakan untuk membungkus makanan yang akan didistribusikan untuk para santri di dapur umum di Lapangan Kali Gesing, Banyuwangi, Rabu (2/9/2020). Dalam sehari, para sukarelawan menyediakan 18.000 porsi untuk santri Pondok Pesantren Darussalam yang dikarantina masal pascamunculnya kluster penularan Covid-19 di sana.
”Saya ditawari oleh kepala BPD Karangdoro, ya, langsung mau. Memang niat saya hanya ingin membantu. Tidak pernah ada pembicaraan tentang upah maupun uang bensin,” ucapnya.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi Abdul Kadir mengatakan, pihaknya dituntut menyediakan 18.000 porsi makanan sehari. Makan tersebut untuk makan pagi, siang, dan malam, masing-masing 6.000 porsi.
Dalam sehari, kami bisa menghabiskan 1,8 ton beras. Dalam seporsi makanan, kami diwajibkan menyediakan nasi, sayur, lauk, dan buah. (Abdul Kadir)
”Dalam sehari, kami bisa menghabiskan 1,8 ton beras. Dalam seporsi makanan, kami diwajibkan menyediakan nasi, sayur, lauk, dan buah. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit juga dilibatkan untuk memastikan kesehatan makanan,” ujar Abdul.
Di salah satu tenda, terdapat petugas Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit yang bertugas memastikan kandungan gizi dan kalori asupan makanan. Dalam sehari, asupan yang dibutuhkan berkisar 2.000-2.500 kalori. Mereka juga diminta memastikan tidak ada zat berbahaya seperti boraks dan formalin dalam makanan tersebut.
Petugas dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit memeriksa kandungan gizi serta mencegah adanya kandungan zat berbahaya dalam makanan yang akan didistribusikan untuk para santri di dapur umum di Lapangan Kali Gesing, Banyuwangi, Rabu (2/9/2020). Dalam sehari, para sukarelawan menyediakan 18.000 porsi untuk santri Pondok Pesantren Darussalam yang dikarantina masal pascamunculnya kluster penularan Covid-19 di sana.
Dalam keterangan resminya, Juru Bicara Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Nihayatul Wafiroh berterima kasih atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Pihaknya juga membuka diri untuk menerima bantuan dari semua pihak.
”Bila ada yang ingin menyampaikan bantuan, bisa diberikan ke Posko penerimaan sumbangan di depan Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA). Segala bantuan, baik berupa barang, sembako, maupun uang tunai dapat langsung diserahkan ke posko bantuan,” tutur Nihayatul.