Gempa Guncang Dataran Tinggi Dieng, Belum Ada Laporan Kerusakan
Gempa bumi dengan kekuatan M 2,2 terjadi di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (3/9/2020) pagi. Tidak ada kerusakan akibat gempa ini. Masyarakat diimbau tetap tenang.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 2,2 terjadi di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (3/9/2020) pukul 05.00. Gempa bumi dangkal itu terjadi akibat aktivitas sesar lokal. Hingga kini, gempa ini tidak menyebabkan kerusakan dan masyarakat diimbau tenang.
”Alhamdulillah, tidak ada kerusakan, informasi dari kepala Desa Kepakisan memang tadi terasa ada getaran,” kata Camat Batur Kabupaten Banjarnegara Martoyo, saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Martoyo menyampaikan, getaran gempa dirasakan oleh warga di Desa Kepakisan, tapi tidak dirasakan di Desa Dieng Kulon yang berjarak sekitar 8 kilometer di sebelah timur. ”Dieng Kulon aman-aman saja,” katanya.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie menyampaikan, dari hasil analisis BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, diperoleh parameter gempa bumi dengan kekuatan M 2,2. Pusat gempa bumi ini berada di darat pada koordinat -7,12 Lintang Selatan dan 109,78 Bujur Timur, atau sekitar 14 kilometer sebelah utara Dieng, pada kedalaman hiposenter 10 kilometer.
”Berdasarkan laporan dari masyarakat, guncangan tersebut dirasakan di Dieng I-II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” tutur Setyoajie.
Menurut Setyoajie, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hingga saat ini, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
”Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya.
Setyoajie menambahkan, dari catatan BMKG gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer di sekitar Dataran Tinggi Dieng pernah terjadi dalam tiga tahun terakhir. Pada 25 Desember 2018 gempa berkekuatan M 2,6 terjadi di 2,5 kilometer timur laut Wonosobo. Selanjutnya pada 23 Maret 2019, tercatat gempa berkekuatan M 2,3 di 2,5 kilometer barat laut Dieng, dan 23 Maret 2020 gempa berkekuatan M 2,2 terjadi di 14 kilometer utara Dieng.
Dari catatan Kompas (19/4/2018), gempa berkekuatan M 4,4 juga pernah mengguncang Kabupaten Banjarnegara, Jateng, Rabu (18/4/2018) pukul 13.28. Gempa itu bersumber dari sesar atau patahan lokal. Gempa di darat dengan kedalaman 4 kilometer ini mengakibatkan ratusan bangunan di Kecamatan Kalibening rusak, dua orang tewas, dan 21 orang terluka akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Titik pusat gempa berada di koordinat 7,21 Lintang Selatan dan 109,65 Bujur Timur. Episenter ini berada di darat, tepatnya di Kecamatan Kalibening, pada jarak sekitar 18 kilometer arah utara kota Banjarnegara atau sekitar 19 kilometer sebelah tenggara Pekalongan.
Karena kedalamannya 4 kilometer, sumbernya dari sesar aktif di darat (inter plate), bukan megathrust subduksi selatan Jawa. Sesar yang belum terpetakan (unidentified) ini merupakan bagian dari sistem sesar Baribis Kendeng.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono dan peneliti geologi gempa bumi dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Mudrik Rahmawan Daryono, Rabu.