Festival Lampung Syariah Dorong Pemasaran Digital UMKM
Perwakilan Bank Indonesia Lampung menggelar Festival Lampung Syariah 2020 secara virtual di tengah pandemi Covid-19 untuk mendorong promosi usaha mikro, kecil, dan menengah secara digital.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Perwakilan Bank Indonesia Lampung menggelar Festival Lampung Syariah 2020 secara virtual di tengah pandemi Covid-19. Selain mendorong promosi usaha mikro, kecil, dan menengah secara digital, kegiatan itu juga untuk memperkuat ekonomi yang mengacu pada prinsip syariah.
”Pameran UMKM virtual merupakan suatu bentuk cerminan bagaimana UMKM harus mampu beradaptasi di tengah pandemi melalui pemanfaatan teknologi untuk terhubung dengan ekosistem digital, baik dari sisi area pemasaran maupun dalam proses transaksinya,” kata Kepala Perwakilan BI Lampung Budiharto Setyawan saat membuka Festival Lampung Syariah 2020 secara daring, Kamis (3/9/2020).
Acara pembukaan festival bertajuk ”Penguatan Konektivitas Ekonomi Syariah sebagai Pendorong Ekonomi Daerah Lampung” itu dikuti sekitar 250 peserta. Acara yang berlangsung pada 3-5 September 2020 ini bisa diakses mayarakat melalui website Lampungkreatif.com
Dalam festival itu, berbagai produk kreatif UMKM dipromosikan secara daring. Sejumlah pelaku UMKM di Lampung juga diberikan ruang diskusi untuk berbagi cerita kepada masyarakat tentang usahanya membangun bisnis berbasis syariah.
Budiharto mengatakan, pelaku UMKM didorong untuk mengoptimalkan promosi digital guna meningkatkan penjualan produknya. Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi pelaku UMKM untuk lebih memanfaatkan teknologi agar bisnisnya mampu bertahan dan semakin berkembang.
Ekonomi pesantren
Dia menambahkan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dinilai masih terbuka lebar. Pondok pesantren yang banyak tersebar di berbagai daerah perlu dilibatkan dan diberdayakan dalam mendorong ekonomi syariah.
Selama ini, kata Budiharto, BI Lampung telah menjalankan program kemandirian ekonomi pesantren, holding bisnis pesantren, dan akselerasi sertifikasi halal. BI Lampung memberi bantuan dan mendampingi pesantren mengembangkan usaha berbasis syariah. Dengan begitu, pesantren berkontribusi menciptakan sumber ekonomi baru, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lewat program holding bisnis, pesantren juga didorong mampu mengintegrasikan bisnis dan mengembangkan ekonomi produktif. Sektor usaha yang berpotensi dikembangkan di Lampung, antara lain, adalah usaha pertanian terintegrasi, industri pengolahan makanan, industri pakaian, dan energi terbarukan. ”Pada 2020, terdapat 11 pondok pesantren di Lampung yang telah berhasil membentuk holding bisnis pesantren,” ujarnya.
BI Lampung juga mendorong agar pelaku usaha menerapkan sertifikasi halal terhadap produk barang dan jasa. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, hal ini penting karena sertifikasi halal dapat memberikan rasa aman kepada konsumen. Sementara bagi pelaku usaha, sertifikasi halal dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Pada 2020, terdapat 11 pondok pesantren di Lampung yang telah berhasil membentuk holding bisnis pesantren.
Ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Lampung Hasanuddin Errezha menuturkan, unit usaha yang dikembangkan pesantren menjadi lebih kuat dengan adanya pendampingan BI Lampung. ”Kami mendapatkan pendampingan tentang manajemen bisnis, promosi usaha berbasis digital, hingga memperkuat bisnis antar pesantren,” ujarnya.
Menurut dia, Koperasi Sekunder Syariat Bisnis Lampung merupakan koperasi yang dibangun untuk memperkuat bisnis antarpesantren. Koperasi berencana mengembangkan unit usaha minimarket berbasis syariah. Koperasi ini nantinya akan menampung berbagai produk yang dihasilkan masing-masing pesantren yang menjadi anggota.
Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Lampung Nirlan menuturkan, Pemprov Lampung memperkuat sektor UMKM di tengah situasi pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Selain menyalurkan stimulus, pemda juga menggelar berbagai kegiatan, seperti bazar, sebagai sarana promosi UMKM.