Universitas Lampung Kembangkan Taman Agrowisata Terpadu
Universitas Lampung mengembangkan kawasan taman agrowisata terpadu di Bandar Lampung. Selain menjadi destinasi wisata di tengah kota, kawasan ini juga akan difungsikan sebagai lokasi penelitian dosen serta mahasiswa.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Universitas Lampung mengembangkan kawasan taman agrowisata terpadu di Bandar Lampung. Selain sebagai destinasi wisata di tengah kota, kawasan ini juga akan difungsikan sebagai lokasi penelitian dosen dan mahasiswa.
Kawasan seluas 1 hektar itu menyuguhkan konsep agrowisata dengan keunggulan budidaya buah melon. Pencanangan taman agrowisata itu dibuka pada Selasa (2/9/2020). Sekitar 50 orang yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum hadir dalam acara itu.
Rektor Universitas Lampung Karomani menjelaskan, pengembangan kawasan agrowisata itu melibatkan dosen, mahasiswa, petani, dan mitra usaha lain. Sebagai lembaga pendidikan tinggi, Universitas Lampung ingin berkontribusi membantu petani Lampung untuk mengembangkan pertanian.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, Universitas Lampung ingin berkontribusi membantu petani Lampung untuk mengembangkan pertanian.
Selain itu, mahasiswa juga dapat belajar langsung dari petani membudidayakan melon. Ke depan, taman agrowisata terpadu ini juga akan difungsikan sebagai lokasi penelitian bagi dosen dan mahasiswa.
”Kami ingin membantu petani agar memiliki teknologi pertanian yang lebih baik dan juga mendukung program Pemerintah Provinsi Lampung,” kata Karomani di sela-sela pembukaan taman agrowisata.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Irwan Sukri Banuwa mengatakan, dosen dan mahasiswa akan didorong meneliti teknologi pertanian, khususnya budidaya melon dan tanaman buah lokal lain. Harapannya, ada inovasi yang mampu meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam budidaya holtikultura.
Direktur Utama Badan Pengelola Usaha (BPU) Universitas Lampung Mustafa Endi Saputra menjelaskan, kawasan itu dikembangkan dan dikelola di bawah pengawasan BPU Unila. Pada tahap awal, BPU sudah mengucurkan dana investasi Rp 125 juta untuk pengolahan lahan dan budidaya berbagai jenis melon. Hasil panen melon ditargetkan mencapai 25 ton.
Selanjutnya, pihak Unila berencana mengelola kawasan serupa di sejumlah lahan kosong milik kampus di Lampung Selatan, Lampung. Dengan pengelolaan yang baik itu, lahan kosong bisa lebih produktif.
Ada berbagai jenis melon yang dikembangkan dan dijual di Taman Agrowisata Unila itu, antara lain melon golden, melon hijau, dan melon rock. Harga jualnya bervariasi mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per kg. Selain itu, ada juga berbagai jenis labu.
Selain bisa memetik langsung melon dengan didampingi petugas, pengunjung juga bisa berfoto di kawasan kebun. Pengelola menyediakan lokasi khusus bagi pengunjung yang ingin berfoto.
Sarirogo (50), petani yang menjadi mitra pengembangan kawasan agrowisata itu, menjelaskan, penanaman melon dimulai sejak Juni 2020. Dia dibantu tujuh petani lain dan beberapa mahasiswa, menggarap lahan kosong itu menjadi kebun melon yang rimbun. Kendati kesuburan tanah kurang baik, tanaman melon bisa berkembang baik dengan bantuan pupuk kandang.
”Dengan kondisi tanah seperti ini, tingkat keberhasilan penanaman melon sekitar 85 persen,” ujarnya.
Pihak Unila berencana mengelola kawasan serupa di sejumlah lahan kosong milik kampus di Lampung Selatan, Lampung. Dengan pengelolaan yang baik itu, lahan kosong bisa lebih produktif.
Selama satu bulan, dia bersama sejumlah mahasiswa juga akan mengelola tempat tersebut. Pengelola menyediakan petugas tur yang akan mendampingi pengunjung berkeliling kebun melon.
Selain wajib memakai masker, jumlah pengunjung juga dibatasi. Satu petugas tur akan mendampingi 10 pengunjung secara bergantian.