Terkonfirmasi Dua Hari Lalu, Wagub Sultra Baru Diumumkan Terpapar Covid-19
Terkonfirmasi positif Covid-19 sejak dua hari lalu, Wagub Sultra Lukman Abunawas baru diumumkan terpapar virus korona baru, Rabu (2/9/2020). Menurut epidemiolog, pengumuman yang lambat menyulitkan pencegahan virus.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Meski terkonfirmasi sejak dua hari lalu, Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Lukman Abunawas baru diumumkan terpapar Covid-19 pada Rabu (2/9/2020). Seorang ajudan Lukman saat ini diisolasi seiring hasil uji cepat yang reaktif. Pengumuman kepada publik yang terlambat dikhawatirkan mempersulit pencegahan penyebaran virus.
”Saya sampaikan, Bapak Wakil Gubernur Lukman Abunawas terkonfirmasi positif dari hasil uji usap. Saat ini, beliau dirawat di RS Bahteramas, Kendari, dalam kondisi baik. Saturasi oksigen mencapai 99 persen,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sultra Ridwan, di Kendari, Rabu siang.
Hasil uji laboratorium Lukman, lanjut Ridwan, diketahui sejak Senin (31/8/2020). Saat itu, Lukman diketahui juga telah masuk untuk dirawat di RS Bahteramas dengan keluhan lemas dan kelelahan.
Meski demikian, tutur Ridwan, kondisi kesehatan Lukman tidak langsung diumumkan saat hasil uji laboratorium diketahui. Sebab, diperlukan etika birokrasi dan izin dari pasien sendiri untuk mengumumkan kondisi kesehatan.
”Tentu perlu koordinasi dan etika birokrasi dahulu sebelum hal ini disampaikan kepada publik. Tadi pagi, beliau telepon saya dan persilakan untuk umumkan dirinya positif Covid-19. Tentu ini agar yang pernah kontak erat dengan beliau segera memeriksakan diri dan yang lain tetap berhati-hati,” tuturnya.
”Penelusuran kontak erat juga sudah dilakukan. Saat ini, satu ajudan reaktif dalam uji cepat dan telah diarahkan melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil swab keluar,” tambah Ridwan.
Gubernur Sultra Ali Mazi, Sekda Sultra Nur Endang Abbas, dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) telah melakukan uji kesehatan. Hasilnya menunjukkan, mereka tidak terkonfirmasi Covid-19.
Berdasarkan penelusuran, Lukman diketahui mendatangi sejumlah acara yang dihadiri banyak orang dalam 10 hari terakhir. Selain mendampingi Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jhon Wempi Wetipo pekan lalu, dia juga menghadiri pengukuhan lembaga adat di Kendari dan pelantikan sejumlah kepala OPD di rumah jabatan Gubernur Sultra.
Selain acara pemerintahan, Lukman yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini turut menghadiri berbagai acara partai. Lukman, antara lain, menghadiri deklarasi dukungan calon bupati di Konawe Kepulauan dan deklarasi di Kolaka Timur. Kedua acara ini dihadiri ribuan orang.
Selain acara pemerintahan, Lukman yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini turut menghadiri berbagai acara partai.
Agus Sanaa, juru bicara PDI-P Sultra, menyampaikan, Lukman memang turut menghadiri dua acara deklarasi calon bupati yang akan bertarung dalam pilkada serentak mendatang. Dalam acara tersebut, Lukman selaku ketua partai menyerahkan dukungan kepada calon bupati di wilayah masing-masing.
”Tetapi, sehabis di dua acara tersebut, beliau juga menghadiri acara pemerintahan, yaitu pengukuhan lembaga adat dan pelantikan sejumlah kepala dinas di Kendari. Sabtu dan Minggu, beliau istirahat, dan Senin masuk rumah sakit karena merasa kelelahan. Di situ diketahui beliau terpapar Covid-19,” tutur Sanaa.
Sejauh ini, kata Sanaa, telah ada beberapa pengurus partai yang melakukan uji cepat dan uji usap seiring terpaparnya Lukman. Hasil pengujian menunjukkan, mereka tidak terkonfirmasi Covid-19.
”Saya juga akan arahkan pasangan calon bupati-wakil bupati yang sudah ketemu Pak Wagub beberapa hari terakhir agar memeriksakan diri. Kami berharap beliau cepat sehat dan penyebaran virus ini tidak semakin meluas,” ucapnya.
Ramadhan Tosepu, epidemiolog Universitas Halu Oleo, Kendari, menyebutkan, kasus pejabat atau kepala daerah yang terkonfirmasi positif Covid-19 seharusnya diumumkan dengan cepat. Menunda-nunda pengumuman kasus berpotensi memperluas sebaran virus karena terlambat diantisipasi.
Dengan posisi pejabat yang berpotensi besar bertemu orang banyak, lanjut Ramadhan, pengumuman kasus harus dilakukan segera. Hanya dengan penelusuran kasus yang masif, transmisi virus bisa dihentikan.
”Tidak hanya itu, kasus positif kepala daerah menunjukkan, virus ini tidak mengenal batas, dan siapa saja bisa terpapar. Parahnya, kasus semakin banyak, kasus meninggal terus bertambah, dan orang semakin abai terhadap protokol kesehatan. Bisa dilihat di mana-mana orang bebas melakukan aktivitas tanpa protokol ketat,” ujarnya.
Kasus pejabat di Sultra terpapar Covid-19 bukan pertama kali ini. Sebelumnya, Bupati Buton La Bakri dan sejumlah anggota DPRD di Buton Tengah diketahui positif Covid-19. Seorang anggota DPRD Buton bahkan diketahui meninggal terkonfirmasi positif Covid-19.
Sementara itu, kasus positif di Sultra hingga Rabu siang mencapai 1.608 kasus. Jumlah kasus kematian juga terus bertambah mencapai 31 orang. Sebanyak 490 orang masih dalam perawatan dan 1.087 orang telah dinyatakan sembuh.