Sebagian Wilayah di Karawang Mulai Dilanda Kekeringan
Tiga kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mulai kekeringan dan kekurangan air bersih. Bantuan air bersih pun disalurkan ke desa terdampak. Musim hujan diprediksi terjadi di wilayah ini pada awal Desember 2020.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Tiga kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mulai dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih. Musim hujan diprediksi baru akan terjadi di wilayah ini pada awal Desember 2020.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang Yasin Nasrudin, Rabu (2/9/2020), mengatakan, tiga kecamatan itu adalah Kecamatan Tegalwaru, Pangkalan, dan Kecamatan Ciampel. Pada akhir Agustus hingga saat ini, bantuan air bersih telah dikirimkan ke Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, sebanyak empat kali. Volumenya, satu tangki air bersih sekitar 5.000 liter.
Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, musim kemarau sekarang sedikit berbeda. Hujan masih sesekali turun di beberapa titik. Tahun lalu, hujan tidak turun di pertengahan musim kemarau. ”Mudah-mudahan tahun ini tidak terlalu panjang musim kemaraunya,” ucap Yasin.
Pertengahan Agustus 2020, hujan intensitas ringan hingga sedang masih mengguyur sebagian Jawa Barat. Pemicu hujan itu adalah gangguan cuaca jangka pendek yang disebabkan faktor lokal dan regional.
Berdasarkan data BPBD Karawang tahun 2019, tercatat ada sembilan kecamatan terdampak mengalami kekeringan, yakni Pangkalan, Tegalwaru, Ciampel, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Pakisjaya, Cilebar, Tempuran, dan Telukjambe Timur. Sebanyak 31.559 rumah tangga atau 89.912 orang terkena imbasnya.
Dari jumlah tersebut, sekitar 29.145 orang di antaranya berada di Kecamatan Pangkalan, Tegalwaru, dan Ciampel. Lokasi tiga kawasan itu ada di dataran lebih tinggi sehingga sulit dijangkau dengan saluran pengairan. Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Tegalwaru bahkan berjarak lebih dari 30 kilometer ke pusat kota Karawang.
Kekeringan dipicu curah hujan yang rendah dan pendistribusian air saluran irigasi yang tidak merata.
Pemda Karawang dan Pemprov Jawa Barat sebelumnya pernah membangun saluran air tersier Bendung Waru di Kecamatan Tegalwaru pada 2010. Tahun lalu, Pemda Karawang telah mengusulkan ke Pemprov Jabar rencana pembangunan bendung lain di sekitar kecamatan terdampak kekeringan.
Yasin menambahkan, kekeringan juga berdampak terhadap kekurangan air pada sebagian sawah di Kecamatan Pakisjaya. Kecamatan ini berjarak sekitar 60 km dari pusat kota dan berbatasan langsung dengan Bekasi. ”Kekeringan ini dipicu curah hujan yang rendah dan pendistribusian air saluran irigasi yang tidak merata,” kata Yasin.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor Hadi Saputra mengatakan, kemarau di Jabar pada tahun ini diprediksi sampai bulan Oktober 2020. Namun, kondisi ini tidak terjadi serentak pada setiap daerah.
Pada Oktober minggu I-III diprediksi ada 19 wilayah zona musim (zom) yang mulai memasuki awal musim hujan, antara lain Tasikmalaya, Sukabumi, Bandung, dan Purwakarta. Zom adalah wilayah yang jelas perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau.
Awal musim hujan diprediksi turun pada November minggu I-III pada 13 wilayah zom, antara lain Majalengka, Subang, dan Kuningan. Sementara Karawang dan Bekasi diprediksi memasuki awal musim hujan pada Desember.